Pertambangan di Taiwan
Kegiatan pertambangan di Taiwan telah dilakukan selama ratusan tahun. Sulfur merupakan salah satu sumber daya alam penting pertama yang ditambang dari pulau tersebut. Pada abad ke-19, kegiatan pertambangan batu bara di Taiwan berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan dari luar negeri. Pertambangan tembaga pernah berkembang pada abad ke-20, tetapi terhenti pada 1980-an karena anjloknya harga tembaga. Saat ini, Taiwan memproduksi semen, marmer, emas, minyak bumi, dan gas alam. Kegiatan pertambangan di Taiwan diatur oleh Biro Pertambangan, di bawah Kementerian Perekonomian Taiwan.
Sejarah
suntingBeberapa ratus tahun yang lalu, warga pribumi Taiwan memperdagangkan sulfur dari sumber-sumber di sekitar gunung berapi kepada pedagang Tiongkok yang berkunjung.[1]
Setelah terjadinya ledakan gudang bubuk mesiu di Fuzhou, Tiongkok pada 1696, Yu Yonghe pergi ke Taiwan untuk menambang sulfur atas persetujuan dari pemerintah Fujian. Perjalanan Yu dimulai dari pesisir wilayah Xiamen, menyeberangi Selat Taiwan, dan sampai di Penghu sebelum melanjutkan kembali perjalanan ke Tainan. Yu kemudian pergi ke arah utara menuju Tamsui dan Beitou, di mana ia membeli sulfur amorf dari warga lokal untuk diolah menjadi sulfur murni. Ekspedisi yang berlangsung selama sepuluh bulan ini menjadi topik sebuah karya berjudul Small Sea Travel Diaries (裨海紀遊), salah satu catatan penting tentang awal era Dinasti Qing di Taiwan.[2]
Hingga akhir 1880, sumber daya alam dengan jumlah besar yang diketahui hanyalah batu bara, sulfur, dan minyak bumi.[3]
Jenis pertambangan
suntingBatu bara
suntingSumber daya alam batu bara di Taiwan umumnya tersebar di bagian utara Taiwan. Semua cadangan batu bara komersial terdapat di tiga lapisan formasi batuan Miosen, yakni lapisan atas, tengah, dan bawah. Lapisan tengah formasi batu bara merupakan lapisan yang paling penting karena persebarannya yang luas, jumlahnya yang besar, dan berpotensi menyimpan cadangan yang lebih besar.[4] Taiwan diperkirakan memiliki cadangan batu bara sebesar 100-180 Mt. Namun, produksi batu bara di Taiwan sangat kecil, hanya sebesar 6.948 ton metrik per bulan dari empat tambang, sebelum semua tambang tersebut berhenti menambang batu bara pada 2000.[5]
Emas
suntingTaiwan memiliki empat cadangan emas dengan kandungan logam mencapai 100 ton. Tiga cadangan terletak di pegunungan tengah Taiwan, sementara sisanya berada di Gunung Pingfeng di utara. Tambang Jinguashi merupakan salah satu tambang dengan cadangan emas terbesar, terletak di Distrik Ruifang, Taipei Baru. Kawasan tersebut ditetapkan sebagai Taman Ekologi Emas dan memiliki sebuah Museum Emas.[6]
Marmer
suntingTaiwan memilki beberapa cadangan batu marmer terbesar di dunia. Marmer di Taiwan pertama kali dieksploitasi selama masa kolonialisme Jepang untuk kepentingan pembangunan dan bahan baku semen, pupuk, karbida, kertas, dan gula. Eksploitasi besar-besaran kemudian dilakukan setelah dioperasikannya jalur kereta api Keelung—Suao pada 1923. Pasar marmer berkembang ke Taipei setelah jalan raya Suao—Hualien pada 1931.
Industri marmer sempat mengalami kemunduran selama Perang Dunia Kedua. Namun, pemerintah setempat mengembangkan ulang sektor industri tersebut dengan membuat tambang dan mengadakan lokakarya untuk pensiunan militer yang sudah tidak bekerja. Pada 1960-an, produk jadi marmer yang diekspor bergantung pada tenaga kerja dengan upah yang rendah supaya dapat bersaing di pasar internasional. Saat itu, asbak marmer dari Italia memiliki harga $30 di pasar Amerika, jauh lebih mahal dibandingkan produk Taiwan serupa dengan harga $4 di Amerika dan $2 di Taiwan. Investasi dengan jumlah besar telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk marmer dan keterampilan pengrajin.[7] Kabupaten Hualien merupakan pusat industri marmer Taiwan dan dikenal atas produk batu serpentin hijau dan marmer putih yang dihasilkannya.[8]
Minyak bumi dan gas
suntingMinyak bumi di Taiwan pertama kali ditemukan di ladang minyak Chuhuangkeng, Gongguan, Kabupaten Miaoli. Minyak bumi telah dibor sejak masa pemerintahan Dinasti Qing pada 1877. Pengeboran minyak bumi kemudian dilanjutkan oleh pemerintahan Jepang di 98 sumur minyak menggunakan teknologi yang lebih canggih. Lokasi pengeboran minyak bumi pertama di Taiwan kini telah dialihfungsikan menjadi Taiwan Oil Field Exhibition Hall.[9]
Eksplorasi minyak bumi di Taiwan dikontrol oleh CPC Corporation. Pengeboran dalam di Taiwan dimulai pada 1595 ketika CPC mengebor hingga kedalaman 4.063 meter dan menghasilkan lebih dari 110,000 m3 gas alam beserta 10.000 liter gas terkondensasi per harinya Pengeboran lepas pantai dimulai pada 1973 ketika alat bor mereka mencapai kedalaman 3.661 meter di lepas pantai Kabupaten Hsinchu, meskipun pengeboran tersebut tidak membuahkan hasil.[10] Hingga 2016, Taiwan memiliki cadangan minyak bumi yang telah terbukti sebesar 2,4 juta barel.[11] Pada 2012, Taiwan memroduksi 22.000 barel minyak per hari. Pada 2007, Taiwan memiliki kapasitas kilang minyak sebesar 1.197.000 barel/hari.[12] Pada 2012, Taiwan berencana melakukan eksplorasi minyak bumi di lepas pantai Taiping Island di Distrik Cijin, Kota Kaohsiung.[13]
Taiwan memroduksi gas alam dalam jumlah yang kecil. Eksplorasi gas alam di Taiwan juga dikontrol oleh CPC Corporation. Perusahaan tersebut juga bekerja sama dengan China National Offshore Oil Corporation dalam melakukan eksplorasi gas alam di Selat Taiwan Taiwan Strait.[11] Pada 2004, cadangan gas alam ditemukan di Distrik Guantian, Kabupaten Tainan. Pada Juli 2010, CPC menemukan cadangan gas alam Gongguan, Kabupaten Miaoli yang diperkirakan memiliki kapasitas produksi setidaknya 1 miliar m3.[14] Pada Maret 2013, Sebuah tim penelitian laut menemukan deposit gas hidrat di perairan selatan Pulau Pratas, Distrik Cijin, Kota Kaohsiung melalui metode seismik refleksi dan data pemrofilan.[15]
Semen
suntingSekitar 80% semen dari Taiwan ditambang dan diproduksi di wilayah Taiwan Timur. Pada 2013, Taiwan memroduksi 26 juta ton metrik dan menggunakan 12 ton metrik semen. Semen dari Taiwan diekspor ke Ghana, Malaysia, Indonesia, Mauritius, dan Australia.[16] Kegiatan penambangan semen di Taiwan sebagian besar dilakukan oleh Taiwan Cement atau Asia Cement Corporation yang memiliki fasilitas pemrosesan semen di Kabupaten Hualien, tempat dihasilkannya 29% produksi semen Taiwan.[17]
Penambangan batu kapur pernah dilakukan di Distrik Zuoying, Kaohsiung. Pada 1997, aktivitas pertambangan di sana berhenti beroperasi. Lokasi bekas tambang tersebut kini telah dijadikan Taman Lahan Basah Danau Banping untuk kepentingan pariwisata oleh Pemerintah Kota Kaohsiung.[18]
Tembaga
suntingPenambangan tembaga, beserta emas, sempat dilakukan di Jinguashi, Distrik Ruifang, Taipei Baru. Pada 1904, mineral tembaga arsenik sulfat ditemukan di tambang No. 3 ketika para penambang menggali lebih dalam. Sejak saat itu, fokus kegiatan pertambangan di wilayah tersebut beralih dari emas dan perak menjadi emas, perak, dan tembaga. Setelah pemerdekaan Taiwan pada 1945, Biro Pertambangan Emas dan Tembaga milik negara didirikan pada 1946. Biro tersebut berganti nama menjadi Perusahaan Tambang Logam Taiwan pada 1955.
Dengan bertambahnya produksi tembaga seiring dengan berjalannya waktu, wilayah pertambangan di Jinguashi beroperasi dengan baik. Namun, pada 1973, produksi emas dan tembaga mulai menurun. Untuk meningkatkan produksi, perusahaan memulai pertambangan terbuka skala besar pada 1978 dan mengalihkan fokus ke pemrosesan mineral. Perusahaan tersebut meminjam pendanaan dari bank pada 1981 untuk membangun pemrosesan tembaga di area yang sekarang menjadi Golden Waterfall. Jatuhnya harga tembaga beberapa tahun kemudian membuat perusahaan tersebut gagal membayar utang dan berhenti beroperasi pada 1987. Perusahaan Gula Taiwan mengambil alih lahan di Jinguashi dan mengakhiri kegiatan pertambangan di sana.[19]
Lihat pula
suntingReferensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ "The Mountains of North Taiwan". Taiwan Business TOPICS. 10 April 2020. Diakses tanggal 3 Mei 2022.
- ^ "Ancient diary brings a personal touch to early Ching Formosa - Taipei Times". 16 Maret 2003.
- ^ EB (1879), hlm. 416.
- ^ "Coal Mining in Taiwan (ROC) - Overview". Mbendi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-17. Diakses tanggal 2022-05-03.
- ^ "Taiwan Coal production - data, chart". TheGlobalEconomy.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-03.
- ^ Twelli (2017-12-26). "The GOLD MUSEUM in Jinguashi". Taiwan Everything (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-04.
- ^ "Polished and Profitable". Taiwan Today. Taiwan Today. Mei 1964. Diakses tanggal 3 Mei 2022.
- ^ Insight Guides Taiwan (dalam bahasa Inggris). Rough Guides UK. 2017-07-01. ISBN 978-1-78671-747-4.
- ^ "Culture and Tourism Buresu of Miaoli - Taiwan Oil Field Exhibition Hall". Miaolitravel.net. 2012-12-20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-18. Diakses tanggal 2022-05-03.
- ^ "ROC still digging hard to find more oil, gas". Taiwan Info. 4 Oktober 1981. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Oktober 2014.
- ^ a b "U.S. Energy Information Administration (EIA)". eia.gov. Diakses tanggal 2022-05-03.
- ^ "Oil and Gas in Taiwan (ROC) - Overview". mbendi.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-10. Diakses tanggal 2022-05-03.
- ^ Cole, J. Michael (2014-05-20). "Taiwan to start oil exploration in S China Sea". Taipei Times. Diakses tanggal 2022-05-03.
- ^ Chen, Kevin (30 Juli 2010). "CPC Corp, Taiwan finds gas reserves at old Miaoli well". Taipei Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-08. Diakses tanggal 2022-04-02.
- ^ Shardul. "Taiwan finds gas hydrates deposts in South China Sea". naturalgasasia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-08. Diakses tanggal 2022-05-03.
- ^ "Taiwan [advance release]" (PDF). 2013 Minerals Yearbook. U.S. Geological Survey.
- ^ Kuo, Chia-erh (2017-06-13). "Asia Cement denies mine site in Hualien expanded". Taipei Times. Diakses tanggal 2022-05-03.
- ^ "A Symphony of Water and Green-Towards a Rebirth of Caogong Canal and a New Fragrant Waterfront Kaohsiung". Library.taiwanschoolnet.org. Diakses tanggal 2014-05-28.
- ^ "Historical background". Taiwan.gov.tw. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-27. Diakses tanggal 2022-05-03.
Bibliografi
sunting- "Formosa", Encyclopaedia Britannica, 9th ed., Vol. IX, New York: Charles Scribner's Sons, 1879, hlm. 415–17.
- Gros, Jean-Baptiste-Louis; et al. (27 June 1858), "Traité de Tien-Tsin", Tianjin. (dalam bahasa Prancis)
- Putyatin, Yevfimiy; et al. (13 June 1858), "Трактат между Россией и Китаем об Определении Взаимных Отношений", Tianjin. (dalam bahasa Rusia)