Perjanjian Kerja Sama dan Keamanan Timbal Balik antara Amerika Serikat dan Jepang
Perjanjian Kerja Sama dan Keamanan Timbal Balik antara Amerika Serikat dan Jepang (日本国とアメリカ合衆国との間の相互協力及び安全保障条約 , Nihon-koku to Amerika-gasshūkoku to no Aida no Sōgo Kyōryoku oyobi Anzen Hoshō Jōyaku), lebih dikenal dengan nama U.S.–Japan Security Treaty dalam bahasa Inggris dan Anpo jōyaku (安保条約 ) atau Anpo (安保 ) saja dalam bahasa Jepang, adalah sebuah perjanjian yang mengizinkan kehadiran pangkalan militer Amerika Serikat di tanah Jepang, dan mengikat kedua negara untuk saling membela jika salah satu pihak diserang "di wilayah yang dikuasai Jepang". Seiring berjalannya waktu, perjanjian ini berdampak pada terbentuknya aliansi militer antara Amerika Serikat dan Jepang.
Nama panjang:
| |
---|---|
Jenis | Aliansi militer |
Ditandatangani | 19 Januari 1960 |
Lokasi | Washington, D.C. |
Efektif | 23 Juni 1960 |
Pihak | |
Kutipan | 11 U.S.T. 1632; T.I.A.S. No. 4509 |
Bahasa | Inggris, Jepang |
Treaty of Mutual Cooperation and Security between Japan and the United States of America di Wikisource |
Perjanjian saat ini, yang mulai berlaku pada 23 Juni 1960, merevisi dan menggantikan versi perjanjian sebelumnya, yang telah ditandatangani pada tahun 1951 bersamaan dengan penandatanganan Perjanjian Perdamaian San Francisco yang mengakhiri Perang Dunia II di Asia serta Pendudukan Jepang yang dipimpin Amerika Serikat (1945—1952). Revisi perjanjian pada tahun 1960 merupakan proses yang sangat kontroversial di Jepang, dan penolakan yang meluas terhadap pengesahannya memicu protes Anpo besar-besaran, yang merupakan protes rakyat terbesar dalam sejarah Jepang.[1]
Perjanjian tahun 1960 tersebut secara signifikan merevisi perjanjian keamanan Amerika Serikat-Jepang ke arah saling menguntungkan yang lebih besar antara kedua negara. Perjanjian asli tahun 1951 berisi ketentuan yang mengizinkan Amerika Serikat untuk menggunakan pasukan yang berpangkalan di Jepang di seluruh Asia Timur tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan Jepang, tidak memberikan janji yang jelas untuk membela Jepang jika Jepang diserang, dan bahkan berisi klausul yang mengizinkan pasukan Amerika Serikat untuk campur tangan dalam pertikaian dalam negeri Jepang.[2]
Bagian-bagian ini diubah dalam versi perjanjian yang direvisi pada tahun 1960. Perjanjian yang diamandemen tersebut mencakup pasal-pasal yang menguraikan kewajiban pertahanan timbal balik dan mengharuskan Amerika Serikat untuk memberi tahu Jepang terlebih dahulu sebelum memobilisasi pasukannya.[3] Perjanjian ini juga menghapus pasal yang mengizinkan campur tangan AS dalam urusan dalam negeri Jepang.[3]
Referensi
suntingKutipan
sunting- ^ Kapur 2018, hlm. 1.
- ^ Kapur 2018, hlm. 11.
- ^ a b Kapur 2018, hlm. 18.
Sumber dikutip
sunting- Kapur, Nick (2018). Japan at the Crossroads: Conflict and Compromise after Anpo. Cambridge, MA: Harvard University Press. ISBN 978-0674984424.
- Mitchell, Jon (October 12, 2020). "US Military Bases Are Poisoning Okinawa". The Diplomat. Diakses tanggal July 15, 2021.
- Packard, George R. (2010). "The United States-Japan Security Treaty at 50: Still a Grand Bargain?". Foreign Affairs. 89 (2): 92–103. Diakses tanggal September 19, 2022.
- Shorrock, Tim (April 27, 2021). "The Toxic Legacy of the US Military in the Pacific". The Nation. Diakses tanggal July 15, 2021.
- Sumida, Chiyomi (2009a). "$57 Million Awarded in Kadena Noise Suit". Stars and Stripes. Diakses tanggal July 15, 2021.
- Sumida, Chiyomi (2009b). "Japan High Court Hears Arguments in Futenma Noise Pollution Lawsuit". Stars and Stripes. Diakses tanggal July 15, 2021.
- Sumida, Chiyomi (2009c). "Futenma Questions and Answers". Stars and Stripes. Diakses tanggal July 15, 2021.