Peristiwa Braga atau Insiden Braga adalah skandal akademik yang terjadi pada 2014, ketika Direktur Jenderal (zhǔrèn主任) Hanban (Dewan Bahasa Tiongkok Internasional) dan Kepala Eksekutif (zǒnggànshi总干事) kantor pusat Institut Konfusius yang bernama Xu Lin, memerintahkan stafnya untuk menghilangkan halaman-halaman yang merujuk ke lembaga akademik Taiwan dari materi program yang diterbitkan untuk konferensi Asosiasi Eropa untuk Studi Tiongkok yang diselenggarakan bulan Juli–Agustus di Braga, Portugal, mengatakan bahwa materi tersebut "bertentangan dengan regulasi Tiongkok",[1] yang digambarkan sebagai "pendekatan intimidasi terhadap kebebasan akademik" oleh The Wall Street Journal.[2] Peristiwa tersebut menimbulkan kritik baru terhadap Institut Konfusius.

Materi konferensi

sunting

Pada malam sebelum dimulainya penyelenggaraan konferensi Asosiasi Eropa untuk Studi Tiongkok (EACS) pada 22 Juli 2014, Xu Lin menghilangkan empat halaman dari program konferensi dan satu halaman dari ikhtisar yang merujuk kepada lembaga yang berasal dari Taiwan Chiang Ching-kuo, sebagai sponsor utama konferensi selama 20 tahun terakhir.[2][3][4][5][6][7]

Pihak EACS memprotes hal ini dan mencetak ulang seluruh materi yang dihapus, lalu didistribusikan ke seluruh anggota konferensi. Selanjutnya Presiden EACS, Roger Greatrex merilis laporan tentang penghapusan halaman tersebut[8] dan surat protes resmi yang berisi kesimpulan, "Campur tangan internal dari sebuah organisasi nirlaba yang independen dan demokratis dalam konferensi internasional, sama sekali tidak dapat diterima.[9] Sekitar 100 peserta telah menerima salinan program konferensi yang terdiri dari 89 halaman lengkap dengan ringkasannya pada saat dimulainya pendaftaran tanggal 22 Juli. Tetapi ketika Xu Lin yang menjadi pembicara utama konferensi tersebut tiba malam harinya, ia menyatakan bahwa penyebutan sponsor Program Studi Tiongkok Konfusius (CCSP) dihilangkan dari salinan ringkasan materi konferensi dan memerintahkan anggota delegasi kantor pusat Institut Konfusius yang datang bersamanya, untuk menghilangkan seluruh materi konferensi dan membawa materi tersebut ke apartemen seorang guru Institut Konfusius setempat. Sehingga ketiga 300 peserta lainnya melakukan pendaftaran esok harinya pada 23 Juli, tidak menerima materi konferensi beserta ringkasannya, tetapi hanya berupa ringkasan jadwal singkat konferensi. Setelah proses negosiasi pada menit terakhir antara penyelenggara konferensi dengan Xu Lin, untuk memastikan bahwa seluruh peserta telah menerima materi konferensi beserta ringkasannya, akhirnya diputuskan kesepakatan untuk menghilangkan satu halaman ringkasan yang menyebutkan dukungan CCSP terhadap konferensi.

300 peserta konferensi akhirnya menerima materi tersebut pada 24 Juli dengan materi konferensi yang telah hilang sebanyak empat halaman, terdiri dari halaman muka yang mencantumkan dukungan sponsor CCSP dalam halaman ikhtisar atau ringkasan dan tiga halaman lainnya. Halaman-halaman yang dihilangkan tersebut memuat informasi tentang penyelenggaraan pameran buku dan donasi perpustakaan yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Pusat Nasional Taiwan (NCL) dan Lembaga Chiang Ching-kuo untuk Pertukaran Ilmiah Internasional.[10] Direktur NCL menyatakan bahwa pejabat dan anggota EACS dengan tegas menentang Xu Lin selama acara pembukaan.[11][12]

Reaksi

sunting

Marshall Sahlins mengutarakan bahwa penyensoran EACS mengemukakan kesungguhan Hanban (Dewan Bahasa Tiongkok Internasional) dalam menegakkan ketentuan kontraktual "kebiasaan yang mereka lakukan di Tiongkok, tidak begitu banyak di pengadilan ... tetapi hanya dengan perintah".[13][14] The Christian Science Monitor menyampaikan bahwa penyensoran Hanban/Institut Konfusius telah membuat kekhawatiran para akademisi Amerika, Eropa dan Australia serta melaporkan bahwa Xu Lin "membantah telah memerintahkan penyensoran" ketika bertemu secara pribadi dengan para akademisi asing di Shanghai.[15]

Ketika Xu Lin diwawancarai oleh BBC di Beijing pada Desember 2014,[16] Xu Lin merasa keberatan ketika pewawancara mengemukakan peristiwa Braga, lalu meminta sebagian besar wawancara tersebut untuk disensor. Salah satu hal pokok yang ia sampaikan dalam wawancara tersebut bahwa Taiwan adalah milik Tiongkok, oleh karenanya pihak luar tidak ada urusan untuk turut campur. BBC tidak setuju dengan tuntutan Xu Lin mengenai penyensoran wawancara.[16] Seorang profesor Diplomasi Publik di Universitas Aberystwyth, Gary Rawnsley berkomentar bahwa "Xu Lin tidak hanya menolak untuk menjawab pertanyaan rumit, ia juga mempolitisasi Institut Konfusius dan memaksakan pendapatnya bahwa mereka dipimpin oleh para dogmatis."[17] The Wall Street Journal melaporkan hasil wawancara Xu Lin dengan BBC melalui pemberitaan "Para kritikus berpendapat bahwa Institut Konfusius Tiongkok menimbulkan ancaman bagi kebebasan akademik di Amerika, Kanada, Eropa dan sekitarnya. Kini pejabat di Beijing yang bertanggung jawab atas hal tersebut telah membenarkannya."[18]

Penarikan diri Universitas dari program

sunting

Universitas Chicago, Universitas Negeri Pennsylvania dan Dewan Sekolah Distrik Toronto menarik diri pada tahun 2014.[19][20][21]

Universitas pertama di Eropa yang menjadi tuan rumah Institut Konfusius yakni Universitas Stockholm mengumumkan penarikan dirinya dari program tersebut pada bulan Desember. Rektor Universitas Stockholm mengatakan "Dalam kerangka Universitas, secara umum dipertanyakan lembaga-lembaga yang dibiayai oleh negara lain."[22]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Minter, Adam (7 Oktober 2014). "China's Soft-Power Fail" . Bloomberg News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-30. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  2. ^ a b "Beijing's Propaganda Lessons: Confucius Institute officials are agents of Chinese censorship". The Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). 7 Agustus 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-25. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  3. ^ Cai, Peter (6 Agustus 2014). "China fails the soft power test". The Australian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  4. ^ "China hurts Taiwan's feelings at academic conference in Portugal". Want China Times (dalam bahasa Inggris). 29 Juli 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2014. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  5. ^ Zhu, Zhiqun (8 Agustus 2014). "The Undoing of China's Soft Power". The Diplomat (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-15. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  6. ^ Hsiu-chuan, Shih (31 Juli 2014). "EACS to protest Hanban's academic meddling: source". Taipei Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-08. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  7. ^ "China's obstruction at conference hurts cross-strait ties: Taiwan" . Focus Taiwan (dalam bahasa Inggris). 28 Juli 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-09. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  8. ^ Greatrex, Roger (1 Agustus 2014). "Report: The Deletion of Pages from EACS Conference materials in Braga (July 2014)". European Association for Chinese Studies (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Oktober 2014. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  9. ^ Greatrex, Roger (1 Agustus 2014). "Letter of Protest at Interference in EACS Conference in Portugal, July 2014". European Association for Chinese Studies (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2014. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  10. ^ "20th Biennial Conference EACS Program" (PDF), European Association for Chinese Studies (dalam bahasa Inggris), diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 Oktober 2014, diakses tanggal 1 Mei 2022, Versi utuh dari halaman muka, halaman 15, 19 dan 59 yang disensor 
  11. ^ All Taipei Newspapers (29 Juli 2014). "European Association for Chinese Studies Offers Formal Apologies to Us". National Policy Foundation (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Oktober 2014. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  12. ^ Hsiu-chuan, Shih (29 Juli 2014). "Foundation angry over EACS brochures". Taipei Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-09. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  13. ^ Redden, Elizabeth (24 Juli 2014). "Confucius Controversies". Inside Higher Ed (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-12. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  14. ^ Redden, Elizabeth (6 Agustus 2014). "Censorship at China Studies Meeting". Inside Higher Ed (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-09. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  15. ^ Marquand, Robert (22 Agustus 2014). "Academic flap turns up heat on China's Confucius Institutes". The Christian Science Monitor (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 April 2023. Diakses tanggal 30 Juli 2022. 
  16. ^ a b Sudworth, John (22 Desember 2014). "The hard side of China's soft power". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-25. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  17. ^ Rawnsley, Gary (22 Desember 2014). "BBC Interview with Xu Lin about Confucius Institutes". Public Diplomacy and International Communications Blog (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-30. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  18. ^ "Madam Xu's Party Line: Beijing confirms that Confucius Institutes subvert Western academic freedom" . BBC News (dalam bahasa Inggris). 24 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-09. Diakses tanggal 1 Mei 2022. Alternatif salinan artikel 
  19. ^ Redden, Elizabeth (26 September 2014). "Chicago to Close Confucius Institute". Inside Higher Ed (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-17. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  20. ^ Welch, Susan (1 Oktober 2014). "Confucius Institute update". College of Liberal Arts Pennsylvania State University (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli  tanggal 26 Oktober 2014. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  21. ^ "Toronto schools reject tie-up with China's Confucius Institute". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). 30 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-07. Diakses tanggal 1 Mei 2022. 
  22. ^ Fiskesjö, Magnus (1 Januari 2015). "Stockholm University terminating its Confucius Institute". Humanities and Social Sciences Online (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-02. Diakses tanggal 1 Mei 2022.