Pengadan, Karangan, Kutai Timur
Pengadan adalah desa di kecamatan Karangan, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Indonesia.
Pengadan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Timur | ||||
Kabupaten | Kutai Timur | ||||
Kecamatan | Karangan | ||||
Kode Kemendagri | 64.08.16.2003 | ||||
Luas | 333,36 KM | ||||
Jumlah penduduk | 2559 Jiwa | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Sejarah
suntingPengadan adalah salah satu desa terpencil di Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Asal usul desa ini awalnya dibangun oleh orang-orang perantau yang kebanyakan berasal dari Kutai dan Banjar yang kebanyakan dimulai pada awal masa penjajahan jepang karena takut dengan kekejaman jepang pada masa itu hingga melarikan diri ke pelosok daerah seperti Pengadan. Desa ini berdampingan dengan pemukiman suku Dayak Basap yang lebih memilih untuk mengembangkan pemukiman di hulu sungai Pengadan yang lebih jauh lagi di hulu sungai. Walaupun berbeda suku tetapi rasa kekeluargaan sangat kental dan hidup secara berdampingan. Sangat jarang didapatkan di daerah lain di Pulau Kalimantan seperti desa ini, yang biasanya mereka kumpul hanya satu suku saja apalagi kalau daerah yang sangat terpencil.
Mata pencaharian mereka awalnya rata-rata adalah pekebun dan adapula yang bertani dan berdagang, karena lahan pertanian yang sangat sedikit disebabkan oleh kondisi lahan dan sumber air yang sangat minim. Begitu pun dengan harga barang-barang sembako dan lainnya sangat mahal yang diakibatkan akses jalan yang sangat susah karena belum diaspal dan bergunung-gunung.
Jika hari hujan maka jarak tempuh ke desa Pengadan memakan waktu 2 hari. Pada tahun 1970-an pernah berdiri perusahan kayu yang sangat besar yang bernama PTS (PT. Sangkulirang) yang merupakan anak perusahaan joint venture antara Yayasan Angkatan laut dan pengusaha kayu nasional dengan para pemimpin perusahaan kebayakan adalah tenaga asing dan para purnawirawan Angkatan Laut dibawah naungan PT.Barito Pasific Timber Group, sampai-sampai masa itu dinamakan masa jaya masyarakat Pengadan.Lapangan terbang saja dibangun oleh perusahaan itu. Pada masa itulah para pendatang terutama suku Jawa dan Suku suku dari Sulawesi ( terutama Bugis dan Toraja ) berdatangan ke desa Pengadan untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Perusahaan ini kolaps pada tahun 1998 dikarenakan produksi mereka berupa jenis kayu yang dibutuhkan telah habis. Belum lagi masalah reboisasi yang gagal sehingga izin HPH mereka tidak diperpanjang lagi Perusahaan itupun berhenti dan masyarakat mulai merintis lagi kebunnya untuk menyambung hidup.
Desa Pengadan memiliki potensi wisata berupa gua - gua di pegunungan karst Pengadan dan sumber mata air panas yang tersebar di daerah Ampenas