PDVSA

perusahaan multinasional Venezuela
(Dialihkan dari Pdvsa)

Petróleos de Venezuela, S.A. (PDVSA, pengucapan bahasa Spanyol: [peðeˈβesa]) adalah sebuah badan usaha milik negara Venezuela yang bergerak di bidang minyak dan gas. Perusahaan ini memiliki bisnis di bidang eksplorasi, produksi, pemurnian, dan eksportasi minyak, serta di bidang eksplorasi dan produksi gas alam. Sejak didirikan pada tanggal 1 Januari 1976 melalui nasionalisasi terhadap industri minyak di Venezuela, perusahaan ini telah mendominasi industri minyak di Venezuela serta menjadi eksportir minyak terbesar kelima di dunia.

Petróleos de Venezuela S.A.
Badan usaha milik negara
IndustriMinyak dan gas
Didirikan1976; 48 tahun lalu (1976)
Kantor pusatMaracaibo, Venezuela
Tokoh kunci
Asdrúbal Chávez, Presiden[1]
ProdukBahan bakar, gas alam, dan petrokimia
PendapatanPenurunan $48,0 miliar (2016)[2]
Penurunan $828 juta (2016)[2]
Total asetPenurunan $189,7 miliar (2016)[3]
PemilikPemerintah Venezuela
Karyawan
70.000
Anak usahaPDV Marina
CVP
Pequiven
CIED
PDVSA Gas
PDV Deltaven
Palmaven
Electricidad de Caracas, C.A. (93,62%)[4]
Citgo (100%)[5]
Situs webpdvsa.com
Instagram: petroleosdevenezuela Youtube: UCYbZxAeGtnX_RPBVB3f-cWA Modifica els identificadors a Wikidata

Cadangan minyak di Venezuela merupakan cadangan minyak terbesar di dunia, sehingga perusahaan ini menjadi sumber dana yang signifikan bagi pemerintah Venezuela.[6] Pasca Revolusi Bolivar, perusahaan ini terutama digunakan sebagai alat politik dari pemerintah Venezuela.[7] Laba dari perusahaan ini juga digunakan untuk membantu pemerintahan, dengan dialirkan ke sekutu dari pemerintah Venezuela.[7]

Karena fokus pada proyek politik, keadaan teknis dan mekanis dari perusahaan ini pun memburuk, dengan pegawainya juga dipecat karena alasan politis.[7] Inkompetensi dari para pegawai perusahaan ini kemudian membuat perusahaan ini tidak efisien,[8] dengan setidaknya $11 milyar hilang mulai tahun 2004 hingga 2015. Pada tahun 2018, ribuan orang keluar dari perusahaan ini,[9] terutama setelah perusahaan ini diletakkan di bawah kendali militer.[10]

Cadangan dan kapasitas

sunting
 
PDVSA Gas, Isla de Margarita

Hingga tahun 2003, menurut perusahaan ini, Venezuela memiliki cadangan minyak konvensional sekitar 775 miliar barel (1,232×1011 m3) atau hampir separuh dari total cadangan minyak di belahan bumi barat. Dengan juga memasukkan cadangan minyak sekitar 235 miliar barel (3,74×1010 m3) di wilayah Sabuk Orinoco, Venezuela pun mengklaim memiliki cadangan hidrokarbon terbesar di dunia. Venezuela juga memiliki cadangan gas alam sekitar 150 triliun kaki kubik (4,2×1012 m3). Minyak yang diproduksi dari wilayah Orinoco dijual oleh perusahaan ini dengan merek ‘Orimulsion’.[11]

Dengan juga memasukkan asosiasi strategis dan perjanjian operasi, perusahaan ini memiliki kapasitas produksi sekitar 4 juta barel (640.000 m3) per hari (600.000 meter kubik). Pemerintah Venezuela menyatakan bahwa produksi perusahaan ini sekitar 3,3 juta barel per hari (520.000 m3/d), tetapi OPEC dan EIA menyatakan bahwa total produksi Venezuela setidaknya 500.000 barel per hari (79.000 m3/d) lebih rendah.

Selama masa kepemimpinan Hugo Chavez, jumlah pegawai perusahaan ini meningkat tiga kali lipat, sementara produksi minyak turun sebesar 700.000 barel per hari. Harga minyak naik mulai tahun 2002 dan memuncak pada tahun 2008 pada $147 per barel.[12]

Politisasi

sunting

Pada tahun 2002, sejumlah pegawai perusahaan ini mogok kerja untuk memprotes kebijakan dari Chávez, yang kemudian memecat lebih dari 19.000 pegawai perusahaan ini. Hingga tahun 2014, Intevep, unit penelitian dan pengembangan dari perusahaan ini, dikabarkan kehilangan 80% dari total pegawainya, sehingga merusak kemampuan perusahaan ini untuk berinovasi dan berkompetisi di kancah global.[13] Perusahaan ini pun tumbuh stagnan selama meningkatnya harga minyak. Mulai tahun 2002 hingga 2012, jumlah pegawai perusahaan ini yang cedera hingga lumpuh naik dari 1,8 per juta jam orang menjadi 6,2 (sangat tinggi jika dibandingkan dengan 0,6 per juta jam orang di Pemex pada tahun 2012), sehingga makin menunjukkan bahwa perusahaan ini kewalahan.[13] Sejumlah mantan pegawai perusahaan ini pindah ke Alberta, di mana konsistensi minyaknya mirip seperti di Orinoco. Sebagai hasilnya, jumlah orang Venezuela di Alberta meningkat dari 465 pada tahun 2001 menjadi 3.860 pada tahun 2011.[13] Sejumlah pegawai perusahaan ini juga bermigrasi ke Kolombia dan bekerja di Ecopetrol, di mana mereka dianggap membantu meningkatkan laba selama dekade 2010-an.[13]

Pada tahun 2006, Rafael Ramírez, menteri energi Venezuela, memberi dua pilihan kepada pegawai perusahaan ini, yakni mendukung Presiden Hugo Chávez atau dipecat. Rafael juga menyatakan bahwa: "PDVSA adalah merah [warna yang identik dengan partai politik dari Chávez], merah dari atas hingga bawah". Chávez membela Ramírez, dengan menyatakan bahwa pegawai seharusnya mendukung "revolusi". Ia juga menambahkan bahwa "pegawai PDVSA mendukung revolusi. Bagi yang tidak, seharusnya pergi ke tempat lain, misalnya ke Miami".[14] Pada tahun 2012, perusahaan ini hanya merekrut pendukung dari Chávez dan pendapatan perusahaan ini digunakan untuk mendanai "revolusi sosialis" Venezuela.[6][15][16]

Sejarah

sunting

1970-an: nasionalisasi

sunting

Di bawah kepemimpinan Carlos Andrés Pérez, yang rencana ekonominya, "La Gran Venezuela", meliputi nasionalisasi terhadap industri minyak, Venezuela resmi menasionalisasi industri minyak pada tanggal 1 Januari 1976 di sumur minyak Zumaque 1 (Mene Grande). Nasionalisasi tersebut pun melahirkan perusahaan ini dengan nama Petróleos de Venezuela S.A. (PDVSA). Semua perusahaan minyak asing yang pernah berbisnis di Venezuela digantikan oleh perusahaan lokal Venezuela, seperti Lagoven (Standard Oil), Maraven (Shell), dan Llavonen (Mobil).[11] Tiap perusahaan minyak 'nasional' tetap mempertahankan struktur dan fungsi dari perusahaan minyak asing pendahulunya.[17] Walaupun begitu, tiap perusahaan minyak asing tetap menjadi afiliasi dari perusahaan ini dan dikelompokkan ke dalam struktur administratif di bawah perusahaan ini dan Kementerian Energi Venezuela.[11] Untuk mencegah munculnya pemberontakan politik dari dalam perusahaan ini, klausa anti-organisasi langsung juga ditulis dalam peraturan yang digunakan untuk mendirikan perusahaan ini.[18] Perusahaan ini pun menjadi tempat kerja baru bagi para insinyur yang sebelumnya telah mendapat pelatihan teknis komprehensif dari perusahaan minyak asing,[19] sehingga sangat menguntungkan bagi perusahaan ini. Hanya dalam waktu 25 tahun, perusahaan ini telah menjadi perusahaan terbesar di Amerika Latin dan perusahaan paling menguntungkan ke-10 di dunia.[19] Dalam waktu 25 tahun tersebut, cadangan minyak milik perusahaan ini juga meningkat dari 18 miliar barel menjadi lebih dari 80 miliar barel.[19]

1980-an – 1990-an: Apertura

sunting

Kinerja buruk dari perusahaan ini kemudian membuat Venezuela membuka kembali industri minyaknya.[18] Pembukaan tersebut, atau Apertura, dimulai saat Mahkamah Agung Venezuela membatalkan peraturan yang melarang kerja sama dengan perusahaan asing di Venezuela.[11] Mulai tahun 1993 hingga 1998, perusahaan ini pun membagi hak produksinya dengan sejumlah perusahaan asing melalui perjanjian khusus yang disebut sebagai “asosiasi strategis”, sehingga Venezuela juga diuntungkan dengan teknologi dan keahlian yang dibawa oleh perusahaan asing tersebut.[11] “Asosiasi strategis” tersebut cukup kontroversial, karena Venezuela dapat memaksimalkan laba, tetapi Venezuela harus memberikan keringanan pajak kepada perusahaan asing dan tidak lagi mengendalikan sumber daya alam domestik secara penuh.[11] Setelah Chávez terpilih pada tahun 1998, Venezuela makin fokus untuk mematuhi aturan dari OPEC. Namun, setelah harga minyak turun drastis pada akhir dekade 1990-an, menjadi tidak mungkin untuk mempertahankan asosiasi strategis sembari tetap mematuhi aturan dari OPEC, sehingga Venezuela pun mengakhiri Apertura.[11]

Sebelum Hugo Chávez terpilih, perusahaan ini beroperasi secara independen, dengan tiap keputusan didasarkan pada peraturan internal.[20] Tetapi setelah menjabat, Chávez mengarahkan perusahaan ini, sehingga seolah-olah menjadikan perusahaan ini sebagai unit dari pemerintah, dengan laba dari perusahaan ini digunakan untuk belanja sosial.[20] Hasilnya adalah pembentukan “Misi Bolivar”, sebuah program sosial yang ditujukan untuk mengatasi kemiskinan, literasi, kelaparan, dsb.[20] Pasca Apertura, perusahaan ini menjadi legislator ekonomi de facto dari Venezuela, dengan sejumlah manajernya menjadi aktif di kancah politik Venezuela dan menjadi wakil Venezuela dalam rapat ekonomi internasional.[20] Chávez melanjutkan tren tersebut, dengan mengintegrasikan perusahaan ini ke dalam struktur pemerintahan, tetapi menjadikan kesejahteraan sosial sebagai prioritas. Selama kampanye, Chávez berulang kali menyatakan bahwa perusahaan ini sebelumnya terlalu kuat dan independen, sehingga manajernya berani melawan pemerintah Venezuela.[20] Chávez pun menjadikan perusahaan ini sebagai poin utama kampanyenya, dengan mengaitkan kebijakan Apertura dengan petinggi Venezuela.[20] Pada tahun 1998, perusahaan ini memproduksi 3,4 juta barel minyak per hari dan mempekerjakan 40.000 orang. Sesuai aturan, perusahaan ini menyimpan pendapatannya di kas negara Venezuela.[12]

2000-an: pemulihan dan belanja sosial

sunting
 
SPBU di Venezuela milik PDV (anak usaha dari PDVSA)

Pada bulan Desember 2002, sejumlah manajer dan pegawai perusahaan ini (termasuk serikat pekerja CTV) mengajak pegawai lainnya untuk mendesak Hugo Chávez agar mengadakan pemilihan umum lebih awal, sehingga menyebabkan mogok kerja besar-besaran dan menghentikan produksi minyak selama dua bulan. Hampir 19.000 orang, yang sebagian besar merupakan pegawai musiman, akhirnya diberhentikan, dan produksi minyak kembali dilanjutkan oleh pegawai yang setia kepada Chávez. International Labour Organization (ILO) kemudian meminta pemerintah Venezuela untuk mengadakan "sebuah investigasi independen atas dugaan penahanan dan kekerasan" terhadap pegawai yang mogok kerja.[21] Perusahaan ini lalu juga membentuk pasukan sukarela untuk menangkal potensi "kudeta" dari pemerintah. Perusahaan ini menganggap dirinya hampir tidak dapat dibedakan dari pemerintah Venezuela, karena program sosial dari perusahaan ini kurang lebih menjalankan "revolusi sosialis" dari pemerintah Venezuela.[22]

Pada tahun 2005, perusahaan ini membuka kantor pertamanya di Tiongkok, dan mengumumkan rencananya untuk meningkatkan jumlah kapal tanker minyaknya menjadi 58 unit.[butuh rujukan] Pada bulan April dan Mei 2005, sesuai perjanjian antara pemerintah Venezuela dan Argentina, perusahaan ini mengirim 50 juta ton minyak bakar ke Argentina untuk mengurangi dampak dari krisis energi di sana yang disebabkan oleh kurangnya pasokan gas alam.[butuh rujukan]

Pada bulan November 2005, perusahaan ini dan anak usahanya di Amerika Serikat, Citgo, mengumumkan sebuah perjanjian dengan pemerintah Massachusetts untuk menyediakan minyak pemanas kepada keluarga kurang mampu di Boston dengan harga jual 40% di bawah harga pasar.[23] Perjanjian serupa kemudian juga diteken dengan sejumlah negara bagian dan kota lain di Amerika Serikat, seperti Bronx, Maine, Rhode Island, Pennsylvania, Vermont, dan Delaware. Sesuai perjanjian tersebut, Citgo menyediakan minyak pemanas sekitar 50 juta galon AS (190.000 m3) di bawah harga pasar, atau sekitar 60 hingga 80 sen lebih murah per galon.[butuh rujukan]

Pada tanggal 28 Juli 2006, Moody's Investor Service menyatakan bahwa mereka menghapus peringkat tersendiri untuk perusahaan ini, karena perusahaan ini tidak dapat menyediakan informasi keuangan dan operasional yang cukup. Perusahaan ini belum menyerahkan laporan keuangannya untuk tahun 2004 kepada Securities and Exchange Commission hingga jatuh tempo pada bulan Juni 2005.[butuh rujukan]

Selama dekade 2000-an, perusahaan ini berkontribusi pada perlindungan lingkungan melalui proyek pemberantasan permukiman kumuh dan pembuangan limbah.[24]

Catatan

sunting
  1. ^ "Venezuela appoints alleged drug trafficker El Aissami as oil minister". Reuters. 2020-04-27. Diakses tanggal 2018-04-28. 
  2. ^ a b "Venezuela's PDVSA oil revenue tumbles amid lower prices, production". Reuters. 12 August 2017. Diakses tanggal 13 March 2018. 
  3. ^ "PETRÓLEOS DE VENEZUELA, S.A. AND SUBSIDIARIES (PDVSA)" (PDF). PDVSA. Diakses tanggal 2 July 2018. 
  4. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-18. Diakses tanggal 2009-02-01. 
  5. ^ "CITGO - About us". Diarsipkan dari versi asli tanggal August 22, 2018. Diakses tanggal January 31, 2009. 
  6. ^ a b "Venezuela's oil industry: Up in smoke". The Economist. 27 August 2012. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  7. ^ a b c López Maya, Margarita (2016). El ocaso del chavismo: Venezuela 2005-2015. hlm. 349–351. ISBN 9788417014254. 
  8. ^ "Venezuela Inc., up in smoke". Globe and Mail. Toronto. 17 September 2012. Diakses tanggal 24 September 2012. 
  9. ^ Neuman, William; Krauss, Clifford (14 June 2018). "Workers Flee and Thieves Loot Venezuela's Reeling Oil Giant". The New York Times. Diakses tanggal 15 June 2018. 
  10. ^ Buitrago, Deisy (17 April 2018). "Under military rule, Venezuela oil workers quit in a stampede". Reuters. Diakses tanggal 2 July 2018. 
  11. ^ a b c d e f g Lander, Luis; LóPez-Maya, Margarita (May 2003). "Venezuela's Oil Reform And Chavismo". NACLA Report on the Americas. 36 (1): 21–23. doi:10.1080/10714839.2003.11722513. ISSN 1071-4839. 
  12. ^ a b Enrique Krauze (March 8, 2018). "Hell of a Fiesta". New York Review of Books. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 22, 2018. 
  13. ^ a b c d "Brain Haemorrhage; Venezuela's Oil Diaspora." The Economist, 19 July 2014, p. 31(US). World History in Context. Accessed 11 Oct. 2018.
  14. ^ [http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/6114682.stm Storm over Venezuela oil speech], BBC News,4 November 2006. Accessed online 7 November 2006.
  15. ^ "El futuro de la revolución, en manos del zar del petróleo y tercer hombre de Chávez". El Confidencial (dalam bahasa Spanyol). 2014-03-29. Diakses tanggal 2021-07-17. 
  16. ^ de Córdoba, José; Forero, Juan (2015-10-22). "El gigante PDVSA y su ex jefe, bajo investigación en EE.UU". Wall Street Journal (dalam bahasa Spanyol). ISSN 0099-9660. Diakses tanggal 2021-07-17. 
  17. ^ Vegard Bye, [https://www.jstor.org/stable/422789?seq=11 "Nationalization of Oil in Venezuela: Re-defined Dependence and Legitimization of Imperialism"], Journal of Peace Research, 16, no. 1 (1979): 67, accessed December 3, 2014.
  18. ^ a b Giusti, Luis E. (1999). ""La Apertura": The Opening of Venezuela's Oil Industry". Journal of International Affairs. 53 (1): 117–128. JSTOR 24357788. 
  19. ^ a b c “PDVSA." The National of Venezuela, 3 Feb. 2017. General OneFile. Accessed Oct 25, 2018."
  20. ^ a b c d e f Wiseman, Colin and Daniel Béland. “The Politics of Institutional Change in Venezuela: Oil Policy During the Presidency of Hugo Chávez.” Canadian Journal of Latin American and Caribbean Studies, Vol 35, No. 70 (2010), pp. 141-164. JSTOR. Accessed 3 Nov. 2018.
  21. ^ "UN labour agency discusses repression in Myanmar, China, Colombia, Venezuela". UN News (dalam bahasa Inggris). 2004-03-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-30. Diakses tanggal 2019-04-30. 
  22. ^ German Zambrano, head of communications, cited in "Red Oil". Cutting Edge. 2009. 
  23. ^ "Venezuela gives US cheap oil deal" (dalam bahasa Inggris). 2005-11-23. Diakses tanggal 2019-04-30. 
  24. ^ "Red Oil". Cutting Edge. 2009. 

Pranala luar

sunting