Paus-pilot sirip-pendek

Paus-pilot sirip-pendek (bahasa Inggris: short-finned pilot whale) atau Globicephala macrorhynchus adalah sebuah anggota Cetacea dari genus Globichephala.[1] Paus-pilot sirip-pendek dapat ditemukan di perairan beriklim hangat dan perairan tropis di berbagai penjuru dunia.[1] Umumnya, mereka hidup jauh dari pantai.[1] Di laut, paus-pilot sirip-pendek agak sulit untuk dibedakan dengan kerabatnya, paus-pilot sirip-panjang (Globicephala melas).[2] Keduanya banyak memiliki keserupaan fisik, hanya saja paus-pilot sirip-panjang cenderung lebih besar dan mempunyai beberapa perbedaan fisik tertentu.[2]

Paus-pilot sirip-pendek
Globicephala macrorhynchus Edit nilai pada Wikidata
Ukuran dibandingkan dengan manusia
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN9249 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KelasMammalia
OrdoArtiodactyla
SuperfamiliDelphinoidea
FamiliDelphinidae
GenusGlobicephala
SpesiesGlobicephala macrorhynchus Edit nilai pada Wikidata
Gray, 1846
Tata nama
Ejaan asliGlobicephalus macrorhynchus Edit nilai pada Wikidata
Distribusi

Range map

Dari segi etimologi, nama ilmiah paus pilot (Globicephala) berasal dari bahasa Latin dan Yunani.[3] Globus berarti bola dalam bahasa Latin, sedangkan kephale berarti kepala dalam bahasa Yunani.[3] Oleh karena itu, secara kasar dapat diartikan bahwa nama Globicephala berarti "kepala bola".[3] Nama paus pilot sendiri berasal dari kepercayaan bahwa pemimpin kelompok (pod leader), berperan sebagai "pilot" dari kelompok tersebut.[3] Pengikutnya akan mengikuti ke mana pemimpinnya pergi, meskipun keputusan tersebut dapat membahayakan paus pengikut.[3]

Habitat dan distribusi

sunting

Paus-pilot sirip-pendek ditemukan di perairan beriklim hangat dan perairan tropis di berbagai penjuru dunia.[1] Biasanya mereka ditemukan di perairan di pinggir landas kontinen.[4] Umumnya, paus ini ditemukan jauh dari pantai.[1] Meskipun demikian, beberapa individu dapat ditemukan di daerah perairan dekat pantai, bahkan dalam beberapa kasus, beberapa spesimen paus-pilot sirip-pendek ditemukan terdampar.[4]

Secara umum, paus-pilot sirip-pendek tidak ditemukan di luar batas 50°LU hingga 4°LS.[1] Paus-pilot sirip-pendek juga dapat ditemukan bersamaan dengan kerabatnya, yaitu paus-pilot sirip-panjang (G. melas) yang biasanya memilih habitat dengan suhu yang lebih dingin.[1]

Di bagian barat laut dari Samudra Atlantik, paus-pilot sirip-pendek ditemukan dari pesisir tengah Amerika Serikat hingga Teluk Meksiko.[3] Di bagian timur laut dari Samudra Atlantik, paus tersebut dapat ditemukan dari pesisir Prancis hingga pesisir Afrika bagian barat laut.[3] Paus-pilot sirip-pendek tidak ditemukan di Laut Tengah, akan tetapi spesies tersebut pernah ditemukan di Laut Merah bagian selatan.[1] Paus-pilot sirip-pendek belum pernah dilaporkan terlihat di daerah teluk Persia, wilayah perairan yang secara umum memiliki tingkat kekeruhan dan salinitas yang tinggi.[1]

Di Samudra Pasifik bagian barat laut, terdapat dua jenis populasi paus-pilot sirip-pendek yang berbeda.[3] Kedua populasi ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan pada warna kulit, ukuran, bentuk tubuh, dan bentuk kepala.[3] Lebih jauh lagi, kedua populasi tersebut terpisah secara geografis dan genetika.[3] Perbedaan ini menimbulkan perdebatan mengenai status taksonomi kedua populasi tersebut.[3] Di Samudra Pasifik bagian timur laut, paus-pilot sirip-pendek ditemukan dari pesisir California, hingga perairan Hawai.[3]

Paus-pilot sirip-pendek juga dapat ditemukan di perairan Indonesia. Paus tersebut pernah dilaporkan terlihat di Raja Ampat, Papua Barat.[5] Lebih jauh lagi, paus-pilot sirip-pendek pernah dilaporkan terdampar di Pulau Weh, Sumatra; Selat Madura, Jawa; Pulau Sawu, Nusa Tenggara Timur; Manado, Sulawesi; dan di Donggala, Sulawesi.[6][7][8]

Deskripsi fisik dan ukuran

sunting

Paus-pilot sirip-pendek memiliki kepala yang mempunyai benjolan, dengan paruh yang sangat pendek.[9] Ukuran kepala bervariasi antar individu, sesuai dengan jenis kelamin dan usia paus.[9] Paus jantan biasanya memiliki benjolan kepala yang lebih besar.[9] Beberapa varietas paus-pilot sirip-pendek memiliki benjolan menyerupai persegi ketika dilihat dari atas atau bawah.[9] Sirip punggung (dorsal) yang terletak 1/3 bagian dari kepala, relatif pendek dan melengkung menyerupai bulan sabit.[9] Sementara itu, paus tersebut memiliki sirip kayuh (flipper) sudut yang sangat lebar.[9] Panjang sirip kayuh kira-kira 14 hingga 19% dari panjang tubuh keseluruhan.[9] Pejantan dewasa cenderung berukuran lebih besar dari betina, dengan dahi yang lebih menyerupai kubus, dan sirip yang lebih melengkung dengan ujung depan yang lebih tebal.[9]

Warna kulit paus-pilot sirip-pendek adalah hitam hingga coklat keabu-abuan, kecuali pada daerah tertentu, yaitu pada dada dan punggung paus.[9] Pada dada terdapat daerah kulit yang bewarna abu-abu terang.[9] Pada daerah dekat sirip, juga terdapat daerah yang bewarna keabu-abuan. Karena warna paus-pilot sirip-pendek adalah kehitaman, ikan ini sering disebut "ikan hitam" (blackfish), oleh beberapa nelayan.[9]

Terdapat dua varietas paus-pilot sirip-pendek yang telah terdidentifikasi.[9] Satu varietas ditemukan di sebelah utara Jepang, dan yang satunya lagi di sebelah selatan.[9] Varietas Jepang utara memiliki ukuran yang lebih besar daripada varietas Jepang selatan.[9] Di samping itu, kedua varietas dapat diidentifikasi dengan corak yang terdapat di dekat sirip punggung.[9] Varietas Jepang selatan memiliki corak abu-abu yang lebih terlihat jelas daripada varietas Jepang utara.[9]

Perilaku

sunting
 
Gurita raksasa (Octopus dofleini) merupakan salah satu mangsa paus-pilot sirip-pendek

Makanan utama paus-pilot sirip-pendek adalah sotong, cumi-cumi, gurita, dan beberapa jenis ikan.[10] Analisis isi perut menunjukkan beberapa spesies sefalopoda, seperti Loligo reynaudi dan Lycoteuthis diadema di pesisir selatan Afrika; Loligo opalescens di California; dan Todarodes pacificus, Eucleoteuthis luminosa, Ommastrephes bartrami serta gurita raksasa, Octopus dofleini, di pesisir Jepang.[10] Menurut beberapa pengamatan, paus-pilot sirip-pendek terasosiasi dengan cumi-cumi Ilex illecebrosus coindeti.[10] Serta laporan dari pesisir Puerto Rico menyebutkan bahwa paus tersebut telah menyantap ikan tuna.[10]

Seperti cetacea pemakan cumi-cumi lainnya, paus-pilot sirip-pendekmengalami adaptasi berupa reduksi dalam ukuran gigi.[10] Meskipun demikian, spesies paus tersebut tetap dapat memakan ikan.[10] Hal ini terbukti dari beberapa pengamatan interaksi oleh beberapa perahu memancing.[10] Apakah perilaku makan ini adalah sebuah bentuk adaptasi, atau perilaku yang dipelajari, masih belum dapat ditentukan.[10]

Distribusi dari paus-pilot sirip-pendek tampaknya diatur oleh ketersediaan makanan.[10] Secara khusus, yaitu perilaku pergerakan menjauhi-mendekati pesisir, yang waktu pergerakannya tampak diatur oleh waktu pemijahan cumi-cumi.[10]

Pola pergerakan

sunting

Paus pilot sirip pendek hidup secara nomadik, tanpa pola migrasi yang diketahui secara pasti.[10] Namun, pergerakkan paus tersebut terlihat dipengaruhi oleh keberadaan makanan.[10] Biasanya, paus-pilot sirip-pendek ditemukan jauh lepas pantai, akan tetapi mereka akan cenderung bergerak mendekati pantai ketika musim pemijahan cumi-cumi telah tiba.[10] Hubungan pemijahan cumi-cumi dengan pergerakan mendekati pantai oleh paus-pilot sirip-pendek telah beberapa kali dipublikasikan.[10] Di selatan California, paus-pilot sirip-pendek lebih banyak ditemukan ketika musim pemijahan cumi-cumi tiba.[10] Sementara ketika cumi-cumi ada dalam jumlah yang kecil, paus tersebut jarang terlihat di dekat pantai.[10]

Spesies serupa

sunting

Di laut, paus-pilot sirip-pendek dan paus-pilot sirip-panjang agak sulit untuk dibedakan.[2] Dari kedua spesies tersebut, hanya paus-pilot sirip-pendek yang hidup di Samudera Pasifik bagian utara, dan hanya paus-pilot sirip-panjang yang ditemukkan di Samudera Atlantik bagian utara.[2] Paus pembunuh palsu (Pseudorca crassidens) juga memiliki keserupaan dengan kedua paus pilot, ketiganya memiliki warna gelap dan ukuran yang relatif hampir mirip.[2]

Daerah benjolan kepala dari paus pembunuh palsu, secara umum lebih kempis dari paus pilot, dengan sirip punggunya terletak lebih jauh ke belakang, dan dengan tubuh yang lebih ramping sehingga menyerupai keserupaan dengan lumba-lumba.[2] Perbedaan ini, dinilai cukup samar jika diamati langsung dari laut.[2]

Reproduksi

sunting

Paus-pilot sirip-pendek dapat melakukan perkawinan sepanjang tahun, hanya saja, puncak intensitas perkembang-biakkan adalah pada bulan Juli hingga Agustus.[11] Di samping itu, perkawinan tidak terlihat pada bulan-bulan di musim dingin.[11] Baik pejantan maupun betina memiliki lebih dari satu pasangan.[11] Betina kawin dengan pejantan dari luar kelompoknya (pod), yang biasanya berpindah-pindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain.[11] Jantan muda, berpisah dari kelompoknya setelah disapih oleh induknya. Sementara itu, betina menetap bersama kelompok induknya.[11]

Perkawinan terjadi antara jantan dan betina dari kelompok yang berbeda.[11] Jangka waktu kehamilan adalah 15 bulan, dan anak paus biasanya dilahirkan pada musim dingin, waktu di mana cumi-cumi bermunculan.[11] Paus muda yang baru lahir mempunyai berat rata-rata sebesar 140 gram.[11] Betina mengasuh anaknya tanpa bantuan pejantan, dan baik betina muda dan betina tua pada kelompok tersebut mempunyai kontribusi dalam mengasuh anak.[11] Periode penyapihan adalah 14 bulan, dan paus muda mencapai kemandirian pada usia 3 tahun.[11] Betina muda biasanya melahirkan setiap tujuh tahun, dan dapat mempunyai 4 hingga 5 anakan seumur hidupnya.[11]

Betina mencapai kematangan seksualnya pada usia 7 hingga 12 tahun (dengan rata-rata 9 tahun), sementara jantan matang pada usia 7 hingga 17 tahun (dengan rata-rata 14.6 tahun).[11] Jantan biasanya tidak menetap dalam satu kelompok dalam waktu yang lama setelah mencapai kematangan seksual.[11] Pejantan telah diketahui, hidup berpindah-pindah kelompok pada seluruh masa hidupnya.[11] Wanita melakukan perkawinan hingga mencapai usia 40 tahun, di mana mereka mengalami menopause.[11] Seperti manusia, pejantan telus melakukan perkawinan hingga akhir masa hidupnya, yang rata-rata mencapai 40 hingga 50 tahun.[11]

Konservasi

sunting

Status populasi

sunting

Perkiraan populasi telah tersedia pada beberapa daerah.[1] Pada daerah utara Jepang, perkiraan populasi paus-pilot sirip-pendek adalah sekitar 4.000 hingga 5.000 ekor, dan di bagian selatan negara tersebut, jumlah paus tersebut ditafsir sekitar 14.000.[1] Di Laut Sulu, Filipina, diperkirakan terdapat 7.492 ekor, sementara di perairan Hawai, terdapat 8.846.[1] Di seluruh Samudera Pasifik, jumlah perkiraan paus tersebut adalah sekitar 589.000 ekor.[1] Di Teluk Meksiko, jumlah paus-pilot sirip-pendek adalah di atas 2.388, sementara di Samudera Atlantik bagian barat daya, diperkirakan jumlahnya adalah 31.139.[1]

Data kecenderungan populasi tidak tersedia untuk paus jenis ini, namun menurut perkiraan yang dibuat, jumlah paus ini di Samudera Pasifik cenderung meningkat dari periode 1986-1990 hingga 1998-2000.[1]

Ancaman

sunting

Perburuan

sunting
 
Daging paus-pilot sirip-pendek, yang dipanggang dan disajikan bersama nasi, di perfektur Nakayama, Jepang

Sifat paus-pilot sirip-pendek yang sangat sosial telah dimanfaatkan manusia untuk mendapatkan keuntungan dari spesies paus ini.[3] Gerombolan paus digiring ke perairan dangkal atau ke pantai untuk dibantai.[3] Di Samudera Pasifik, paus-pilot sirip-pendek telah diburu selama berabad-abad oleh para nelayan, untuk dipanen daging, lemak, dan minyaknya.[3] Dalam periode 1985 hingga 1989, nelayan Jepang telah memburu 2.326 ekor paus-pilot sirip-pendek.[3] Di kepulauan Karibia dan di Indonesia, paus ini biasa diburu secara langsung menggunakan tombak atau harpun. Pada abad ke-19, para pemburu paus dari benua Amerika memburu paus ini untuk melatih diri mereka dalam memburu paus sperma.[3]

Tangkapan sampingan dari perikanan laut

sunting

Ketika terjebak oleh jala, pukat, atau tali pancingan, paus-pilot sirip-pendek dapat diambil oleh para nelayan sebagai hasil tangkapan sampingan.[3] Lebih jauh lagi, aktivitas perikanan tersebut dapat menyebabkan cedera atau kematian pada paus pilot sirip panjang.[3] Diperkirakan 110 paus pilot (sirip pendek dan panjang) menjadi korban sampingan dari penangkapan ikan selama periode 2003-2007.[3]

Polusi suara

sunting

Paus-pilot sirip pendek, seperti paus berparuh lainnya, cukup rentan terhadap polusi suara, seperti yang dihasilkan oleh sonar milik kapal laut.[3] Meskipun bukti empiris yang terkumpul relatif sedikit, frekuensi terdamparnya paus di pesisir telah diasosiasikan dengan frekuensi polusi suara.[3]

Polusi kimia

sunting

Akumulasi dari senyawa kimia seperti, logam berat, bifenil terpoliklorinasi (PCB), dan DDT dapat mengganggu kehidupan hewan ini.[3] Konsentrasi tinggi DDT dan PCB dalam tubuh mamalia ini telah ditemukan dalam kadar yang cukup tinggi di pantai Pasifik Amerika Serikat.[3]

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Taylor BL, Baird B, Barlow J, Dawson SM, Ford J, Mead JG, Notarbartolo di Sciara G, Wade P, Pitman RL (2011). "Globicephala macrorhynchus. Di Dalam: IUCN 2013. IUCN Red List of Threatened Species". IUCN. Diakses tanggal 10 May 2014. 
  2. ^ a b c d e f g (Inggris) Naughton D (2012). The Natural History of Canadian Mammals. University of Toronto Press. ISBN 9781442644830. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x (Inggris) Waples D. "Short-finned Pilot Whale (G. macrorhynchus)". The Society for Marine Mammalogy. Diakses tanggal 10 May 2014. 
  4. ^ a b (Inggris) "Short-finned pilot whale (Globicephala macrorhynchus)". Arkive. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-11. Diakses tanggal 11 May 2014. 
  5. ^ (Inggris) Borsa P, Nugroho DA (1010). "Spinner dolphin (Stenella longirostris) and other cetaceans in Raja Ampat waters, West Papua". 3: e49. doi:10.1017/S175526721000045X. 
  6. ^ (Inggris) Mustika LKM, Hutasoit P, Madusari CC, Purnomo FS, Setiawan A, Tjandra K, Prabowo WE (2009). "Whale Strandings In Indonesia, Include the First Record of A Humpback Whale (Megaptera novaeangliae) in the Archipelago" (PDF). The Raffles Bulletin of Zoology. 57 (1): 199–206. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-05-12. 
  7. ^ (Inggris) Raghunathan C, Kumar SS, Kannan SD, Mondal T, Sreeraj CR, Raghuraman R, Venkataraman K (2012). "Mass stranding of pilot whale Globicephala macrorhynchus Gray, 1846 in North Andaman coast". Current Science. 104 (1): 37–41. 
  8. ^ (Indonesia)Sinaga SB (29 Oktober 2012). "Kronologis Terdampar Paus Pilot (Short Finned Pilot Whale) di Kab. Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur, Propinsi NTT". Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 13 May 2014. 
  9. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Jefferson TA, Webber MA, Pitman RL (2011). Marine Mammals of the World: A Comprehensive Guide to Their Identification: A Comprehensive Guide to Their Identification. Academic Press. ISBN 9780080557847. 
  10. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Department of the Environment. "Globicephala macrorhynchus in Species Profile and Threats Database". Department of the Environment, Canberra. Diakses tanggal 11 May 2014. 
  11. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Dombrowski C (2012). "Globicephala macrorhynchusshort-finned pilot whale". Animal Diversity Web. Diakses tanggal 11 May 2012.