Bandar Udara Internasional Minangkabau

bandar udara di Indonesia
(Dialihkan dari PDG Airport)

Bandar Udara Internasional Minangkabau (IATA: PDGICAO: WIEE) adalah bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan untuk Kawasan Metropolitan Palapa. Bandara ini berjarak sekitar 24 km dari pusat Kota Padang dan terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.[3]

Bandar Udara Internasional Minangkabau

Minangkabau International Airport
Informasi
JenisPublik
Pemilik/PengelolaInjourney
MelayaniKota Padang
LokasiKabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia
Dibuka
  • Operasional: 22 Agustus 2005; 19 tahun lalu (2005-08-22)
  • Resmi: 25 Agustus 2005; 19 tahun lalu (2005-08-25)
Zona waktuWIB (UTC+07:00)
Ketinggian dpl5 mdpl
Koordinat00°47′12″S 100°16′50″E / 0.78667°S 100.28056°E / -0.78667; 100.28056
Situs webwww.minangkabau-airport.co.id
Peta
Sumatera daerah di Indonesia
Sumatera daerah di Indonesia
PDG/WIEE di Sumatra
PDG/WIEE
PDG/WIEE
Lokasi bandara di Sumatera Barat / Indonesia
PDG/WIEE di Indonesia
PDG/WIEE
PDG/WIEE
PDG/WIEE (Indonesia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
15/33 3.000 9.843 Aspal
Statistik (2017)
Pergerakan Penumpang (tahunan)3.937.251
Kapasitas Terminal (tahunan)1200000

Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2002 dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing.[4] BIM merupakan bandara satu-satunya di dunia yang memakai nama etnis.[5]

Pada tahun 2006, bandar udara ini ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai tempat embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu dan sebagian Jambi. Sejak 1 Januari 2012, jam operasional bandara ini diperpanjang oleh PT Angkasa Pura II hingga pukul 00.00 WIB, yang sebelumnya hanya dibuka hingga pukul 21.00 WIB.[6]

Pembangunan

sunting

Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah 34 tahun lamanya digunakan.[3] Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun 2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar 97,6 miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Coorporation (JICB). Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan Adhi Karya dari Indonesia.[4]

Bandar Udara Internasional Minangkabau berdiri di atas tanah seluas 4,27 km² dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter dengan lebar 45 meter.[7] Penerbangan domestik dan internasional dilayani oleh terminal seluas 20.568 m², yang berkapasitas sekitar 2,3 juta penumpang setiap tahunnya.[8] Pada tahun 2017, bandara ini akan diperluas dua tahap hingga mencapai 49.000 m². Dengan pengembangan itu nantinya akan bisa menampung sekitar 5,9 juta penumpang per tahun.[8]

Bandar udara ini adalah bandara kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta yang pembangunannya dilakukan dari awal. Rencana induk pembangunan bandara ini dilakukan dalam tiga tahap, tahap keduanya dimulai pada tahun 2010. Setelah semua tahap selesai pengerjaannya, panjang landasan bandara ini akan diperpanjang menjadi 3.600 meter, yang juga dilengkapi dengan landasan penghubung (taxiway) paralel di sepanjang landasan.[9]

Transportasi Darat

sunting

Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat diakses baik menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum seperti bus dan taksi yang beroperasi setiap hari dari Kota Padang dan kota-kota lain di sekitarnya.[4] Selama tahun 2015, jumlah penumpang di bandara ini telah mencapai 3,1 juta penumpang.[8] Sejalan dengan perkembangan bandara, pemerintah daerah telah membangun jalan layang di perempatan jalan masuk menuju bandara, yang disusul dengan pelebaran ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km yang merupakan bagian dari ruas jalan Padang—Bukittinggi.[4]

Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan Kota Padang.

Operator Rute Lokasi
Damri Pasar Raya Padang
Tranex Mandiri Lubuk Begalung Padang

Gocar dan Grab

sunting

Blue bird

sunting

Kereta api

sunting

Untuk menuju Kota Padang, PT (Persero) Kereta Api telah membangun jalur kereta api baru sepanjang 4,2 km dari Stasiun Duku menuju Bandara Internasional Minangkabau.[10] Proyek ini menjadikan Bandar Udara Internasional Minangkabau tercatat sebagai bandara kedua di Indonesia yang dapat diakses melalui jalur kereta api.[11] Tertunda dari rencana semula, angkutan kereta api yang akan menghubungkan Stasiun Simpang Haru, Padang ini ditargetkan selesai pada Agustus 2016.[12] Kereta Bandara Minangkabau akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Mei 2018,[13] dengan tarif dari Stasiun Padang ke Stasiun Bandara Internasional Minangkabau hanya Rp10.000,00.[14]

Maskapai dan tujuan

sunting

Penumpang

sunting

Berikut daftar penerbangan langsung melalui Bandara Internasional Minangkabau:

MaskapaiTujuan
AirAsiaKuala Lumpur–Internasional
Batik airJakarta
CitilinkJakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta
Garuda IndonesiaJakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta
Lion AirBatam
Pelita AirJakarta–Soekarno–Hatta
ScootSingapura (dimulai 6 Januari 2025)[15]
Super Air JetBatam, Jakarta–Soekarno–Hatta, Kuala Lumpur–Internasional, Medan, Yogyakarta–Internasional
Susi AirKepulauan Batu, Mukomuko, Sipora
MaskapaiTujuan
Cardig AirJakarta–Halim Perdanakusuma

Fasilitas

sunting

Bandara ini memiliki empat garbarata (pada tahap pembangunan terminal baru direncanakan menjadi tujuh) yang menghubungkan terminal dengan pesawat. Fasilitas pendukung yang dimiliki bandara ini adalah ATM counter, area bermain anak, toko yang menjual aneka suvenir, serta makanan seperti California Fried Chicken, Kiosk, Roti O, dan lainnya.

Referensi

sunting
  1. ^ "Airport information for WIPT". World Aero Data. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-05.  Data current as of October 2006. Sumber: DAFIF.
  2. ^ Informasi bandar udara untuk WIPT di Great Circle Mapper. Sumber: DAFIF.
  3. ^ a b "Profil di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ a b c d "Info di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "Sumatera Barat". Situs web resmi mengenai informasi pariwisata dan perjalanan Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Diakses tanggal 2012-06-26. 
  6. ^ Antique (2012-07-03). "Jam Operasional Empat Bandara Diperpanjang". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2012-07-03. 
  7. ^ Akbar, Rus (2012-07-20). "Bandara Internasional Minangkabau Tambah Landasan Pacu". Okezone.com. Diakses tanggal 2012-06-26. 
  8. ^ a b c "AP II Investasi Rp61 Miliar untuk BIM". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-17. Diakses tanggal 2016-07-30. 
  9. ^ "Fasilitas di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ Febrianti (4 Januari 2013). "Sumatera Barat Buat Railbus ke Bandara". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-18. Diakses tanggal 31 Januari 2013. 
  11. ^ Simorangkir, Eduardo (2016-05-21). "Bandara Minangkabau Akan Diperluas dan Dilengkapi Akses Kereta". detikcom. Diakses tanggal 2016-07-30. 
  12. ^ "Kereta Bandara Minangkabau Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini". Tempo.co. Diakses pada 30 Juli 2016.
  13. ^ Agustiyanti (2018-05-22). "Tiket Kereta Bandara Minangkabau Hanya Rp10 Ribu". CNN Indonesia. CNN Indonesia. Diakses tanggal 2018-05-22. 
  14. ^ Chandra, Ardan Adhi (2018-05-21). "Kok Bisa Tarif Kereta Bandara Minangkabau Cuma Rp 5.000-10.000?". detikcom. Diakses tanggal 2018-05-22. 
  15. ^ Mujibah, Fatimah (11 November 2024). "Scoot launches direct flights to Padang, Phu Quoc and Shantou". The Straits Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2024. Diakses tanggal 11 November 2024. 

Pranala luar

sunting