Owa Ungko
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. agilis
Nama binomial
Hylobates agilis
Agihan owa ungko
Sinonim
  • Hylobates rafflei É. Geoffroy, 1828
  • Hylobates unko Lesson, 1829[3]
  • Hylobates albo griseus Ludeking, 1862
  • Hylobates albo nigrescens Ludeking, 1862

Sumber: Groves 2005[4]

Owa ungko[5] (Hylobates agilis) adalah sejenis kera arboreal yang termasuk ke dalam suku Hylobatidae. Secara lokal dikenal dengan nama ungko atau wau-wau, dalam bahasa Inggris ia disebut agile gibbon atau black-handed gibbon.

Pemerian

sunting
 
Pelat identifikasi

Owa ungko termasuk jenis owa yang terkecil ukurannya. Berat rata-rata hewan jantan sekitar 5,8 kg, sementara betinanya sekitar 5,4 kg.[6]

Warna rambut di tubuhnya bervariasi mulai dari bungalan (cokelat kekuningan pucat), jingga kemerahan, cokelat kemerahan, cokelat, atau kehitaman. Sebagaimana halnya owa kalimantan, owa ungko memiliki alis dan berewok (cambang/rambut pipi dan jenggot) berwarna keputihan. Pada beberapa kondisi, betina owa ungko dapat kehilangan atau berkurang warna putih di alis dan pipinya.[7]

Anak jenis agilis memiliki alis dan berewok putih yang menyambung, melingkari wajah yang berwarna hitam secara penuh. Anak jenis unko memiliki alis dan jenggot yang terputus, diseling oleh warna gelap; sementara putih alis dan berewoknya agak berwarna krem atau kecokelatan kotor.[7]

Subspesies

sunting

Dikenal dua anak jenis owa ungko:[1][7][8]

  • Hylobates a. agilis (owa ungko pegunungan), menyebar di wilayah pegunungan di bagian utara Semenanjung Malaya (Thailand selatan, Malaysia utara), dan di bagian barat Sumatra di selatan Danau Toba.
  • Hylobates a. unko[3] (owa ungko dataran rendah), menyebar di wilayah dataran rendah di bagian utara Semenanjung Malaya, dan di bagian timur Sumatra di selatan Danau Toba.

Owa kalimantan (H. albibarbis) sebelumnya dimasukkan sebagai anak jenis owa ungko,[5][9] tetapi kini dianggap sebagai spesies terpisah.[10]

Persebaran

sunting

Owa ungko menyebar dari Semenanjung Malaya seperti Thailand, Malaysia hingga Sumatra.[11] Di Indonesia, owa ungko dapat ditemui di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara,[12] Taman Nasional Berbak dan Sembilang di Jambi,[13] dan Taman Nasional Kerinci-Seblat.[14]

Reproduksi

sunting

Owa ungko adalah satwa monogami yang memiliki pasangan sekali seumur hidup. Owa ungko masuk dalam fase siap kawin pada umur 8 tahun. Lama kehamilan berkisar selama 7 bulan. Tiap kehamilan hampir selalu melahirkan satu anakan. Selama masa hidupnya, sepasang owa ungko dapat melahirkan hingga 6 anakan selama masa produktifnya. Masa antara melahirkan antara satu anakan ke anakan lainnya kira-kira 40 bulan.[11]

Perilaku

sunting

Rata-rata satu kelompok keluarga owa ungko terdiri dari empat ekor. Satu kelompok ini terdiri dari pasangan jantan dan betina, anakan remaja, dan seekor bayi.[11]

Keluarga owa ungko membentuk dua bentuk perilaku unik yaitu monogami dan "menyanyi". Ketika satu individu owa ungko memisahkan diri dari kelompok asal kelahirannya (ketika dewasa dan mandiri), mereka akan mencari pasangan yang akan menghabiskan sisa umurnya bersama. Ikatanan monogami ini sangat penting saat membesarkan anak dan untuk mempertahankan kawasannya. Owa ungko mempertahankan kawasannya dengan "bernyanyi". Saat pagi hari, great call dapat terdengar dari kanopi bagian atas. Nyanyian singkat umumnya berupa duet dan merupakan cara mereka untuk mempertahankan kawasannya. Ketika bernyanyi tidak cukup untuk mengusir pendatang, pasangan owa ungko akan mengejar penyusup itu hingga keluar dari kawasan mereka.[11]

Konservasi

sunting

H. agilis dikategorikan ke dalam status Genting (Endangered, EN) oleh IUCN, terutama dikarenakan hilangnya habitat dan perburuan untuk dijadikan hewan timangan.[1]

Lihat juga

sunting

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c Geissmann, T. & Nijman, V. (2008). "Hylobates agilis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 4 Februari 2015. 
  2. ^ Geoffroy (-Saint Hilaire), E. & F. Cuvier 1821. Histoire naturelle des mammiferes : avec des figures originales, coloriées, dessinées d'après des animaux vivans. T. 3 (Sept. 1821): 3, Pl. Livr. XXXII (jantan), & XXXIII (betina). Paris :Chez A. Belin.
  3. ^ a b Lesson, R.P. 1840. Species des mammifères bimanes et quadrumanes; suivi d'un mémoire sur les Oryctéropes ...: 53. Paris :J.B. Baillière.
  4. ^ Groves, C.P. 2005. Hylobates agilis in Wilson, D. E.; Reeder, D. M, eds. Mammal Species of the World (3rd ed.). Baltimore: Johns Hopkins University Press. OCLC 62265494. ISBN 0-801-88221-4.
  5. ^ a b Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam: 252, LG. 22. Bogor: WCS-IP, The Sabah Society & WWF Malaysia.
  6. ^ The Primata: Agile Gibbon (Hylobates agilis) Diarsipkan 2017-05-30 di Wayback Machine.
  7. ^ a b c Mootnick, A.R. 2006. Gibbon (Hylobatidae) Species Identification Recommended for Rescue or Breeding Centers. Primate Conservation 2006 (21): 103–138.
  8. ^ Gibbon Research Lab.: Agile gibbon, black-handed gibbon, unko (Hylobates agilis)
  9. ^ Corbet, G.B. & J.E. Hill. 1992. The Mammals of Indomalayan Region: a systematic review: 182. Oxford: Nat. Hist. Mus. Publ. & Oxford Univ. Press.
  10. ^ Groves, C.P. 2005. op.cit.: Hylobates albibarbis
  11. ^ a b c d Kuester, Jennifer. "Hylobates agilis (agile gibbon)". Animal Diversity Web (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-15. 
  12. ^ Bangun, T. M.; Mansjoer, S. S.; Bismark, M. (2009). "Populasi dan Habitat Ungko (Hylobates agilis) di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera Utara" (PDF). Primatologi Indonesia. 6 (1): 19–24. ISSN 1410-5373. 
  13. ^ Nababan, M. (2018). "Komposisi dan Struktur Tegakan Pohon pada Habitat Ungko Lengan Hitam (Hylobates agilis Cuvier, 1821) di Taman Nasional Berbak" (PDF). Silva Tropika. 2 (3): 46–51. ISSN 2621-4113. 
  14. ^ Yanuar, Achmad (2009). Whittaker, Danielle; Lappan, Susan, ed. The Gibbons (dalam bahasa Inggris). New York, NY: Springer New York. hlm. 453–465. doi:10.1007/978-0-387-88604-6_21. ISBN 978-0-387-88603-9. 

Pranala luar

sunting