Ungka

(Dialihkan dari Owa)

Ungka atau wawa atau wak-wak atau owa (Inggris: Gibbon) adalah kera di dalam keluarga Hylobatidae (pengucapan / ˌ haɪlɵbeɪtɨdi ː /). Keluarga ini dibagi menjadi empat genus berdasarkan jumlah kromosom diploid mereka: Hylobates (44), Hoolock (38), Nomascus (52), dan Symphalangus (50). Ungka dapat ditemui di hutan hujan tropis dan subtropis dari timur laut India ke Indonesia dan dari utara hingga Tiongkok bagian selatan, termasuk pulau-pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Di antara mamalia yang bertempat tinggal di pohon dan tidak bisa terbang, ungka adalah yang paling cepat dan lincah.

Ungka[1][2]
Rentang waktu: Miosen–Sekarang
Hylobates lar
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primata
Subordo: Haplorhini
Infraordo: Simiiformes
Superfamili: Hominoidea
Famili: Hylobatidae
Gray, 1870
Genera

Hylobates
Hoolock
Nomascus
Symphalangus

Penyebaran di Asia Tenggara

Karakteristik Fisik

sunting

Ukuran tubuh ungka relatif kecil, kurus, lincah, serta ramping dengan kepala bulat kecil, lengan panjang, dan jari-jari panjang namun jempolnya relatif pendek. Pergelangan tangan owa juga dilengkapi dengan sendi peluru. Tubuh owa ditutupi oleh rambut yang tebal, halus, berwarna cokelat terang hingga cokelat gelap.Rambut ungka menutupi sebagian besar bagian tubuh, kecuali wajah, jari, telapak tangan, telapak kaki, dan ketiak. Rahang kecil ungka atau owa dilengkapi dengan gigi taring tajam. Owa betina umumnya lebih berat daripada ungka jantan.

Habitat

sunting

Ungka atau owa dikategorikan sebagai hewan arboreal karena menghabiskan sebagian besar waktunya dengan berayun di pohon-pohon.Ungka banyak ditemukan di alam liar di hutan hujan tropis dan subtropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur.China, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Vietnam, Timur Laut India, Thailand, dan Kamboja adalah beberapa negara yang menjadi habitat ungka.

Makanan

sunting

Makanan favorit ungka atau owa berupa buah-buahan yang mereka konsumsi selama perburuan di siang hari. Selain buah, ungka juga mengonsumsi tunas muda, daun, biji, kulit, dan bunga-bungaan. Telur dan serangga juga merupakan bagian dari diet mereka. Memiliki lengan panjang memungkinkan ungka untuk berayun dari satu cabang ke cabang lain atau dari satu pohon ke pohon lain dengan mudah. Jari-jarinya yang panjang memungkinkan mereka untuk dapat memegang cabang pohon dengan baik. Gerakan ayunan lengannya ini disebut brachiation, memungkinkan mereka untuk berayun sejauh 15 meter di atas pohon dengan kecepatan sekitar 35 mil per jam. Selain berayun, primata ini juga terkenal karena gerakan kedua tungkainya (bipedal). Ungka berjalan dengan kedua tungkai yang dibantu lengan mereka untuk menjaga keseimbangan. Ungka akan menumpukan berat badannya di tangan dan kemudian mengayunkan kakinya. Karena tidak bisa berenang, biasanya ungka memilih untuk menghindari air.

Tempat Berteduh

sunting

Berbeda dengan kera yang lebih besar seperti gorila, ungka tidak membangun sarang sendiri. Ungka memiliki ischial callosities, bantalan berdaging tanpa saraf yang melekat pada tulang pinggul yang memungkinkan mereka untuk tidur dalam posisi duduk. Ungka sering ditemukan tidur dengan posisi duduk di percabangan pohon dengan kepala terselip di pangkuan dan lengan panjangnya memeluk lutut mereka. Sekelompok ungka biasanya tidur pada pohon yang sama selama beberapa waktu tertentu. Termasuk primata diurnal, ungka aktif sekitar sepuluh setengah jam dalam sehari.

Referensi

sunting
  1. ^ Groves, C.P. (2005). Wilson, D.E.; Reeder, D.M., ed. Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference (edisi ke-3). Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 178–181. ISBN 0-801-88221-4. OCLC 62265494. 
  2. ^ Mootnick, A. (2005). "A new generic name for the hoolock gibbon (Hylobatidae)". International Journal of Primatology. 26 (26): 971–976. doi:10.1007/s10764-005-5332-4. 

Daftar pustaka

sunting
  • Eko,G. 2014. Hewan Primata: 6 Fakta Menarik Tentang Owa (Gibbon). Pusat Studi Satwa Primata- LPPM IPB, Bogor.
  • Groves, Colin (2005-09-16). Wilson, D. E., dan Reeder, D. M. (eds), ed. Mammal Species of the World (edisi ketiga ed.). Johns Hopkins University Press. pp. 178–181. ISBN 0-8018-8221-4.^
  • Mootnick, A.; Groves, C. P. (2005). "A new generic name for the hoolock gibbon (Hylobatidae)". International Journal of Primatology 26 (26): 971–976. doi:10.1007/s10764-005-5332-4

Pranala luar

sunting