Ophidia atau reptilia menjalar adalah klade dalam reptilia yang terdiri dari reptilia bersisik (squamata) yang berupa-rupa ular. Semua jenis dan upakelompok dalam klade Ophidia merupakan kerabat terdekat kadal dan ular, tetapi lebih dekat dengan ular. Reptilia tersebut antara lain Serpentes (Ular modern), ular prasejarah, kadal tak berkaki dan tak bertelinga, serta kadal-ular prasejarah, serta Titanoboa termasuk di dalamnya.

Ophidia
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Klad: Toxicofera
Klad: Ophidia
Upakelompok

Coniophis
Diablophis
Dinilysia
Eophis
Lapparentophis
Najash
Pachyrhachis
Parviraptor
Portugalophis
Mesophis
Madtsoiidae?
Tetrapodophis
Serpentes

Evolusi

sunting

Ophidia diperkirakan berevolusi dari kadal tanah atau kadal penggali liang pada sekitar periode Jurassic akhir (sekitar 112 juta tahun yang lalu) yang menyesuaikan diri dengan kehidupan yang panas pada waktu itu. Diperkirakan ular-ular prasejarah kemudian berevolusi selama zaman Pleistosen hingga menjadi ular modern seperti yang kita kenal sekarang. Namun kekerabatan antara ular modern dengan ular prasejarah masih belum diketahui sepenuhnya karena catatan fosil yang kurang memadai.[1]

Evolusi ular modern:

Serpentes

Scolecophidia

Najash rionegrina

Dinilysia patagonica

 Alethinophidia 

Anilius

Cylindrophis

Uropeltinae

Anomochilus

Madtsoiidae

Loxocemus

Macrostomata

Dan berikut ini diagram evolusi turunan ular prasejarah (Caldwell et al. 2015):[2]

Ophidia

Portugalophis

Parviraptor

 

Eophis

"spesies tanpa nama"

Diablophis

Dinilysia

Madtsoiidae

Najash

Coniophis

Serpentes (ular modern)

Catatan fosil secara relatif sangat kurang karena kebanyakan fosil yang ditemukan umumnya sudah rusak atau berukuran kecil. Fosil yang menjadi bahan penelitian utama biasanya adalah fosil ular yang hidup pada zaman Cretaceous, karena "ular Cretaceous"-lah yang diduga adalah nenek moyang ular modern saat ini.[3] Fosil pertama berasal dari wilayah Utah dan Algeria, yakni jenis Coniophis dan Lapparentophis. Kedua ular prasejarah itu hidup sekitar 125 hingga 95 juta tahun SM.[4]

Berdasarkan studi pada anatomi secara komparatif dan dengan metode kladistika, disimpulkan bahwa ular adalah turunan dari kadal.[5]:11[6] Hal ini bisa dilihat dari jenis-jenis ular primitif, yakni Henophidia (ular boa dan sanca) yang memiliki organ vestigial. Organ ini adalah sisa-sisa tulang kaki yang masih terdapat pada ular boa dan ular sanca. Pada ular, organ itu digunakan untuk perkawinan, karena jantan memiliki jalu yang lebih besar daripada yang betina. Ular boa adalah ular paling primitif karena masih mempunyai aspek kadal yang menjadi nenek moyangnya. Karena ular yang pada umumnya hanya memiliki satu paru-paru, ular boa justru memiliki dua paru-paru sama seperti kadal.[7]

Teori evolusi

sunting

Hipotesis "kadal varanida"

sunting

Ada pendapat yang menyatakan bahwa ular berasal dari sejenis kadal, yakni kelompok Varanida, yang hidup pada zaman Cretaceous.[8] Najash rionegrina adalah salah satunya. Pada tubuhnya terdapat dua lengan dengan sacrum (organ yang dimiliki dan umumnya dijumpai pada semua jenis Tetrapoda), dan merupakan hewan darat.[9] Satu jenis kadal monitor (varanida) yang menjadi reputasi baik mengenai evolusi ular adalah jenis biawak prasejarah semi-akuatik dari Borneo (Kalimantan), yakni jenis Lanthanotus.[10] Kemudian, dalam evolusinya, hewan-hewan ini mengalami kehilangan kaki, telinga, kelopak mata, dan mulai bisa menjulurkan lidah dalam keadaan mulut tertutup. Jenis-jenis selain Najash yang juga termasuk dalam hipotesis ini adalah Haasiophis, Pachyrhachis, dan Eupodophis.[11]

Hipotesis "Kadal mososaurus akuatik"

sunting

Ada pula pendapat bahwa ular juga berevolusi dari kadal akuatik jenis mososaurus sp. yang juga berelasi dengan kadal Varanida. Daridugaan ini, disimpulkan bahwa lapisan sisik bening yang menyelimuti mata ular bertujuan untuk melindungi dari udara kotor dan air ketika ular berada di tempat-tempat tersebut. Hal ini mungkin juga mengacu pada ular laut. Pada akhir zaman Cretaceous, ular mengkoloni setiap benua (kecuali Antartika)dan lautan hingga akhirnya menjadi ular modern seperti sekarang. Fosil ular yang sesungguhnya adalah pada zaman Cretaceous akhir.

Studi genetika selama beberapa tahun menyatakan bahwa ular tidak berelasi dengan kadal monitor (biawak) yang ternyata juga tidak berelasi dengan kadal mososaurus. Namun ular lebih berelasi dengan kadal Varanida daripada mososaurus. Sehingga disimpulkan bahwa ular berasal dari kadal yang hidup pada zaman Cretaceous akhir.

Referensi

sunting
  1. ^ Wilson, J.A.; Mohabey, D.M.; Peters, S.E.; Head, J.J. (2010). Benton, Michael J., ed. "Predation upon Hatchling Dinosaurs by a New Snake from the Late Cretaceous of India". PLoS Biology. 8 (3): e1000322. doi:10.1371/journal.pbio.1000322. PMC 2830453 . PMID 20209142. 
  2. ^ Caldwell, M. W.; Nydam, R. L.; Palci, A.; Apesteguía, S. N. (2015). "The oldest known snakes from the Middle Jurassic-Lower Cretaceous provide insights on snake evolution". Nature Communications. 6: 5996. doi:10.1038/ncomms6996. 
  3. ^ Durand, J.F. (2004). "The origin of snakes". Geoscience Africa 2004. Abstract Volume, University of the Witwatersrand, Johannesburg, South Africa, pp. 187.
  4. ^ Vidal, N., Rage, J.-C., Couloux, A. and Hedges, S.B. (2009). "Snakes (Serpentes)". Pp. 390-397 in Hedges, S.B. and Kumar, S. (eds.), The Timetree of Life. Oxford University Press.
  5. ^ Mehrtens JM. 1987. Living Snakes of the World in Color. New York: Sterling Publishers. 480 pp. ISBN 0-8069-6460-X.
  6. ^ Sanchez, Alejandro. "Diapsids III: Snakes". Father Sanchez's Web Site of West Indian Natural History. Diakses tanggal 2007-11-26. 
  7. ^ Barraclough et. al. 2005
  8. ^ Mc Dowell, Samuel (1972). "The evolution of the tongue of snakes and its bearing on snake origins". Evolutionary Biology. 6: 191–273. doi:10.1007/978-1-4684-9063-3_8. 
  9. ^ Apesteguía, Sebastián; Zaher, Hussam (April 2006). "A Cretaceous terrestrial snake with robust hindlimbs and a sacrum". Nature. 440 (7087): 1037–1040. doi:10.1038/nature04413. PMID 16625194. Diakses tanggal 2007-11-29. 
  10. ^ Mertens, Robert (1961). "Lanthanotus: an important lizard in evolution". Sarawak Museum Journal. 10: 320–322. 
  11. ^ "New Fossil Snake With Legs". UNEP WCMC Database. Washington, D.C.: American Association For The Advancement Of Science. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-25. Diakses tanggal 2007-11-29.