Nyuncun Pahakh
Nyuncun Pahakh atau juga dapat disebut dengan Nyuncun Pahar adalah salah satu tradisi dan kebudayaan dari Suku Lampung, khususnya masyarakat adat Sai Batin yang berupa kebiasaan dan perilaku masyarakat dalam berinteraksi dengan alam dan semesta.[1][2] Tradisi Nyuncun Pahakh terdapat di wilayah Provinsi Lampung, tepatnya di Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat, Lampung. Tradisi Nyuncun Pahakh sendiri sudah tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 2017 dan sudah terdaftar pada 2018 sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Sertifikat penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut diterima oleh Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo diwakili oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung dan masing-masing bupati dari setiap kabupaten yakni Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat.[3][4][5][6][7][8][9][10][11][12][13][14][15]
Arti Nama
suntingSecara terminologi Nyuncun Pahakh terdiri dari dua kata, yakni nyuncun yang berarti (dalam Bahasa Indonesia) 'meletakkan di atas kepala' dan sementara pahakh atau pahar adalah salah satu nama benda rumah tangga berbentuk wadah yang mirip dengan piring atau nampan yang terbuat dari logam seperti besi, tembaga, aluminium, ataupun kuningan. Pahakh atau pahar juga memiliki kaki atau tapakan berbentuk bundar silinder dengan ukuran yang cukup besar yakni diameter kurang lebih 30 centimeter. Disebut Nyuncun Pahakh karena benda yang disebut pahakh atau pahar tersebut dibawa dengan cara dijunjung diatas kepala (nyuncun).[3][16]
Tata Cara
suntingPahakh yang dijunjung oleh para bebai (dalam Bahasa Indonesia, berarti ibu-ibu) yang biasanya berisi makanan berupa nasi, sayuran yang sudah dimasak, aneka ragam kue-kue tradisional, air minum, dan sebagainya yang biasanya dibawa dan disajikan untuk acara adat yang diberlangsungkan di rumah warga. Saat telah sampai di rumah warga yang menjadi tujuan, pahakh langsung diturunkan dan diletakkan di tengah-tengah ruangan acara, tetapi isi daripada pahakh tersebut tidak diturunkan, sehingga tokoh adat dan masyarakat tetap dapat menikmati sajian tetap di atas pahakh.[3][11]
Tujuan dan Makna
suntingKegiatan atau aktivitas Nyuncun Pahakh biasanya dilaksanakan sebagai penunjang atau pendukung dari acara, ritual, atau upacara lainnya. Tradisi Nyuncun Pahakh biasanya dilakukan bersamaan dengan acara adat seperti; Ngejalang ( dalam Bahasa Indonesia berarti silaturahmi) hingga juga bisa digunakan dalam upacara Ngelang Kubokh (kegiatan ziarah kubur atau saat sedang ada yang meninggal dunia), kegiatan Ngantak Pelambakh (aktivitas kerohanian berupa berdoa di masjid) dan juga Nayuh (dalam Bahasa Indonesia berarti pesta perkawinan).[3]
Dalam tradisi Ngejalang biasanya warga juga melakukan Nyuncun Pahakh, hal ini dikarenakan Ngejalang adalah salah satu acara adat yang cukup penting bagi Suku Lampung dalam menyambut Bulan Ramadan hingga Bulan Syawal atau Hari Raya Idul Fitri. Seperti halnya tradisi lebaran di tempat lainnya, Ngejalang bagi Suku Lampung juga menjadi tempat berkumpulnya seluruh sanak saudara dari rantauan, tujuannya adalah tentu saja untuk mempererat tali silaturahmi. Sebagai penghormatan, maka warga khususnya para bebai (ibu-ibu) membawakan sajian dengan cara Nyuncun Pahakh untuk disantap bersama-sama.[3][17][18][19][20]
Selain Ngejalang kegiatan Nyuncun Pahakh juga dapat ditemui dalam upacara pernikahan, syukuran, pesta panenan hingga khitanan masyarakat Suku Lampung atau yang disebut sebagai upacara Nayuh atau Tayuhan. Dalam upacara atau ritual Nayuh setiap warga akan saling bergotong royong untuk mensukseskan Nayuh, termasuk para bebai (ibu-ibu) yang bertanggungjawab pada penyediaan konsumsi untuk warga yang lainnya. Untuk itu para bebai (ibu-ibu) pasti akan melakukan Nyuncun Pahakh untuk membawa sajian atau santapan dalam upacara atau ritual Nayuh.[3][21][22][23][24][25][26]
Selain dalam tradisi Ngejalang dan upacara Nayuh, Nyuncun Pahakh juga dapat ditemui dalam ritual lainnya yang bersifat kerohanian atau spiritual seperti Ngantak Pelambakh (berkumpul dan berdoa bersama di masjid) dan juga dalam ritual Ngelang Kubokh (ziarah kubur atau ritual pemakaman saat ada yang meninggal dunia). Nyuncun Pahakh dalam dua upacara tersebut berfungsi selain sebagai konsumsi warga yang hadir, tetapi juga untuk meminta berkah untuk kerabat yang meninggal dunia. Jadi Nyuncun Pahakh pada dasarnya memiliki banyak sekali manfaat, baik secara sosial maupun spiritual.[3]
Pelestarian
suntingNyuncun Pahakh juga masih tetap lestari, salah satunya adalah dengan melalui sebuah festival yang bernama Festival Teluk Stabas.[9][11][27][28][29][30] Sebelum tercatat dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tradisi Nyuncun Pahakh bahkan sudah pernah memecahkan Museum Rekor Indonesia atau Rekor MURI pada 2016 lalu. Pemecahan Rekor MURI tersebut terjadi pada Festival Teluk Stabas ke III dengan tajuk 'Parade Budaya 1001 Bebai Nyucun Pahar'. Festival atau acara tersebut melibatkan sekitar 1000 orang bebai (ibu-ibu), hal inilah yang menjadi faktor pemecahan Rekor MURI.[11][31][32][33][34][35][36][37][38][39]
Dampak Positif
suntingSejak berhasil memecahkan Rekor MURI pada 2016 lalu, wilayah Lampung Barat dan sekitarnya yang menjadi lokasi atau tempat dari diadakannya 'Parade Budaya 1001 Bebai Nyncun Pahar' menjadi lebih maju dalam ekonomi kreatif, khususnya dari sektor pariwisata.[31][40]
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani juga mendapatkan cendera mata berupa miniatur Nyuncun Pahakh pada tahun yang sama.[41][42][43]
Pada 2018 lalu Kabupaten Pesisir Barat juga ditunjuk sebagai venue untuk Asian Games 2018 untuk cabang olahraga surfing.[27][41]
Sekarang setelah mendapatkan hak paten dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, tradisi Nyuncun Pahakh akan semakin menjadi andalan untuk membangkitkan pariwisata di Lampung, khususnya di Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Tanggamus, dan Kabupaten Lampung Barat. Selain itu dengan kemajuan ini juga diharapkan tradisi Nyuncun Pahakh akan tetap lestari dan tidak tergerus modernisasi.[44]
Referensi
sunting- ^ Kaya, Indonesia. "Masyarakat Adat Lampung Saibatin - Situs Budaya Indonesia". IndonesiaKaya (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ Saibumi.com. "5 Festival Tahun 2018 Yang Wajib Diketahui Sebelum Melancong Ke Krui Lampung". www.saibumi.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ a b c d e f g Direktorat Jenderal Kebudayaan, Buku Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2018, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2018) hal. 98
- ^ LT, Redaksi (2018-12-03). "'Nyuncun Pahakh' Pesibar ditetapkan Menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia". Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Mantap Bupati Pisibar Menerima Sertifikat Nyuncun Pahakh - Editor Lambar | editorlambar.com". www.editorlambar.com. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ Redaksi (2018-12-03). "PEMKAB PESIBAR TERIMA SERTIFIKAT NYUNCUN PAHAKH DARI KEMENDIKBUD". Berantas Online. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ com, Kejarfakta. "Pemkab Pesibar Terima Sertifikat, Nyuncun Pahakh Dari Mendikbud, Melalui Disdikbud Lampung". berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-24. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ Islam, Alam (2018-12-03). "Penghargaan Karya Budaya untuk Pesisir Barat". Radarlampung.co.id. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ a b admin (2018-10-11). "Gubernur Ridho Menerima Sertifikat Hak Cipta Warisan Budaya tak Benda". FajarSumatera.co.id. Diakses tanggal 2019-04-24.[pranala nonaktif permanen]
- ^ developer, Lampost co (2018-09-10). "Kemendikbud Tetapkan 13 Warisan Budaya Takbenda Indonesia Asal Lampung". LAMPOST.CO - PORTAL BERITA LAMPUNG TERKINI. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ a b c d "Mengenal Tradisi Bebai Nyucun Pahar Pesisir Barat Lampung yang Pecahkan Rekor Dunia". duajurai.co. 2016-04-20. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Paten..! Nyuncun Pahar Kantongi Sertifikat WBTB dari Kemendikbud". www.jp-news.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-24. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Tradisi Nyuncun Pahar Mendapatkan Sertifikat Hak Paten Warisan Budaya - Sinarlampung.com". sinarlampung.com. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "ADAT | Radarlampung.web.id" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-24.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "13 Karya Budaya Lampung Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2018". LampungWawai.com. 2018-10-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-24. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Nyuncun Pahakh » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ DESKA AMARINDA, 1416011024 (2018-02-21). "KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP TRADISI NGEJALANG MASYARAKAT LAMPUNG SAI BATIN Di Pekon Gunung Kemala, Kecamatan Way Krui, Kabupaten Pesisir Barat". digilib.unila.ac.id. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ Hardi, Purna Catra Septa (2018-07-30). "REPRSENTASI NILAI-NILAI KARAKTERISTIK TRADISI NGEJALANG DALAM KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN PEKON NEGERI RATU KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN PESISIR BARAT" (dalam bahasa Inggris). UIN Raden Intan Lampung.
- ^ developer, Lampost co (2018-05-16). "Ngejalang, Tradisi Masyarakat Pesisir Barat Menyambut Ramadan". LAMPOST.CO - PORTAL BERITA LAMPUNG TERKINI. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Ngejalang Tradisi Turun Termurun Masyarakat Pekon Lintik Kecamatan Krui Menyambut Ramadhan - Sinarlampung.com". sinarlampung.com. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "UPACARA NAYUH/TAYUHAN » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Adat Nayuh (Tayuhan) » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ Sirat, Muhiddin; B, Miraya Zulaiha; Budiono; SK, Budhiono (1993-01-01). Peralatan Produksi Tradisional dan Perkembangannya Daerah Lampung. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
- ^ editorhs (2018-10-10). "Disbud Tanggamus Bangkitkan Tradisi Budaya Masyarakat". hariansumatera.com. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ developer, Lampost co (2018-10-09). "Pesta Laut Melawai Tanggamus Semaraki Parade Nusantara". LAMPOST.CO - PORTAL BERITA LAMPUNG TERKINI. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ Saibumi.com. "Tatikolan : Gotong Royong Adat Masyarakat Lampung Barat". www.saibumi.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ a b Tohamaksun, M. "Festival Teluk Stabas IV Pesisir Barat Lampung Berlangsung Meriah". ANTARA News. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Festival Teluk Stabas 2018". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Berita Harian Festival Teluk Stabas Terbaru Hari Ini". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Festival Teluk Stabas Archives". Radarlampung.co.id. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ a b "Kawasan > `Bebai Nyucun Pahar` Pesisir Barat Pecahkan Rekor MURI". Harianlampung.com - Gerbang Bisnis Masa Depan. Diakses tanggal 2019-04-24.[pranala nonaktif permanen]
- ^ MURIWeb. "MURI » Nyuncun Pahar oleh Ibu Terbanyak" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-24.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Parade Budaya 1001 Nyuncun Pahar Pecahkan Rekor MURI dalamhttp://www.pesisirbaratkab.go.id/?p=45670 diakses pada 24 April 2019.
- ^ Saibumi.com. "Gelar Parade Budaya Bebay Nyuncun Pahar, Pemkab Pesisir Barat Pecahkan Rekor MURI". www.saibumi.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Rekor Muri Parade Budaya 'Bebai Nyuncun Pahar' Pesisir Barat". Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ radartvnews (2016-04-23). "Festival Teluk Stabas Krui Fair 2016 Meriah". radartvnews | Portal Berita Lampung (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ "Festival Teluk Stabas Kedepankan Budaya " Nyuncun Pahar " - DUPAIDO.COM | Mengabarkan Yang Akurat & Terkini". www.dupaido.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-24. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ 1001 Bebai Nyuncun Pahar Tembus Rekor Dunia dalam https://www.buanainformasi.com/1001-babay-nyuncun-pahar-tembus-rekor-dunia/ Diarsipkan 2019-04-24 di Wayback Machine. diakses pada 24 April 2019.
- ^ "Pesibar Gelar Festival Teluk Stabas III Tampilkan 1.001 Bebai Nyuncun Pahagh". Warta Lambar Online | Wartalambar.com. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ Sabri, Hilda Ansariah (2016-06-07). "Perekonomian Pesisir Barat, Kabupaten Baru Lampung Melesat Lewat Pariwisata". Portal Berita Bisnis Wisata. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-24. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ a b "BandarLampungNews - Politik > Menko PPK Terima Cendera Mata "Bebay Nyuncun Pahar"". www.bandarlampungnews.com. Diakses tanggal 2019-04-24.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Puan Maharani Terima Cendera Mata Khas Pesisir Barat "Bebay Nyuncun Pahar"". berita.baca.co.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-24. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ Pilar, Harian. "Harian Pilar, Pengarang Harian Pilar | Page 693 of 1733". Harian Pilar. Diakses tanggal 2019-04-24.
- ^ developer, Lampost co (2018-09-03). "Wisata Pesisir Barat Berkembang, Kearifan Lokal Harus Dijaga". LAMPOST.CO - PORTAL BERITA LAMPUNG TERKINI. Diakses tanggal 2019-04-24.
Pranala luar
suntingArsip Pencatatan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017
Arsip Penetapan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2018
Pidato sambutan Bupati Pesisir Barat dalam Festival Teluk Stabas ke III 2016 lalu Diarsipkan 2018-08-26 di Wayback Machine.