Nicolaas Verhoeven
Nicolaas Verhoeven, M.S.C. (2 Juni 1896 – 31 Maret 1981) adalah seorang imam Misionaris Hati Kudus (MSC) yang berasal dari Belanda. Ia terpilih sebagai Vikaris Apostolik Manado pada 13 Maret 1947, sebelum diangkat menjadi uskup pertama Manado pada 3 Januari 1961. Pengunduran dirinya sebagai Uskup Manado secara resmi diterima pada 26 Juni 1969.
Yang Mulia Nicolaas Verhoeven | |
---|---|
Uskup Emeritus Manado | |
Gereja | Gereja Katolik Roma |
Keuskupan | Manado |
Penunjukan | 13 Maret 1947 (50 tahun, 284 hari) |
Masa jabatan berakhir | 26 Juni 1969 (73 tahun, 23 hari) |
Pendahulu | Joannes Walter Panis, M.S.C. |
Penerus | Theodorus Hubertus Moors, M.S.C. |
Jabatan lain | Uskup Tituler Strongoli (1969–1976) |
Imamat | |
Tahbisan imam | 15 Agustus 1922 (26 tahun, 74 hari) |
Tahbisan uskup | 15 Mei 1947 (50 tahun, 347 hari) oleh Willem Pieter Adriaan Maria Mutsaerts |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Nicolaas Verhoeven |
Lahir | Oisterwijk, Brabant Utara, Belanda | 2 Juni 1896
Meninggal | 31 Maret 1981 Tilburg, Brabant Utara, Belanda | (umur 84)
Kewarganegaraan | Belanda |
Denominasi | Katolik Roma |
Semboyan | "Nil Nisi Christum" |
Latar belakang
suntingNicolaas lahir dari pasangan Adriaan Verhoeven dan Anna Maria Verstijnen.[1] Adriaan bekerja sehari-hari sebagai seorang petani. Ia masuk secara resmi sebagai anggota Misionaris Hati Kudus di Biara MSC Tilburg pada 28 September 1917, pada saat ia mengucapkan kaul perdananya. Lima tahun kemudian, bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga pada 15 Agustus 1922, Verhoeven ditahbiskan menjadi imam.[2]
Karya sebagai imam
suntingSetelah menerima tahbisan imamat, Verhoeven mulai menjalani tugas sebagai misionaris. Ia berangkat ke Papua dan tiba di sana pada tahun 1923. Pada saat tiba di Papua, ia turut terlibat dalam misi untuk membuka daerah yang sebelumnya sulit diakses. Verhoeven juga mendirikan beberapa sekolah peradaban (beschavingsschooltjes).[3] Ia menjadi pemimpin misi di Papua sejak 1935 hingga 1942.
Uskup Manado
suntingArtikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (April 2022) |
Paus Pius XII menujuk Verhoeven sebagai Vikaris Apostolik Manado dengan gelar Uskup Tituler Hermonthis pada 13 Maret 1947. Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 15 Mei 1947 di Gereja Santo Petrus, Oisterwijk. Uskup Den Bosch, Willem Pieter Adriaan Maria Mutsaerts bertindak sebagai Penahbis Utama. Dalam penahbisan tersebut, Mutsaerts didampingi oleh Joannes Walter Panis, M.S.C. pendahulu Verhoeven yang merupakan Vikaris Apostolik Emeritus Manado bergelar Uskup Tituler Trisipa dan juga oleh Vikaris Apostolik Kisumu Nicolas Stam, M.H.M. yang bergelar Uskup Tituler Cediae. Sebagai uskup, ia mengambil moto Nil nisi Christum, yang berarti "Tidak ada apapun selain Kristus". Kutipan tersebut merujuk kepada Galatia 2:20.
Beberapa bulan setelah tahbisan episkopal dan perayaan pesta perak imamatnya, Verhoeven bertolak menuju Manado. Di sana ia membangun Gereja Katedral Manado yang sebelumnya hancur karena perang yang berlangsung. Ia juga membangun gedung Seminari Fransiskus Xaverius Kakaskasen yang ditujukan untuk persiapan para calon imam.[4] Pada saat itu, pendidikan seminari tinggi berlangsung di Pulau Jawa, sementara para calon imam yang melanjutkan tahap novisiat dan studi teologi diberangkatkan ke Manila, Filipina.
Mgr Verhoeven menaruh perhatian pada kegiatan gerejawi umat terutama terkait wadah dalam bentuk paroki dan juga stasi. Hal ini berpuncak pada tercapainya suatu titik stabil (stabilitas loci). Hal ini juga didukung dengan kunjungan rutin para imam kepada para umat dalam melayani sakramen serta memberikan pengajaran. Nilai pendidikan ini terus berkembang hingga terwujudnya Sekolah Dasar Roma Katolik (SDRK). Semua anak yang beragama Katolik saat itu wajib mengikuti pendidikan di SDRK.[5]
Pada 5 November 1950, Verhoeven menjadi Uskup Penahbis Utama bagi Herman Tillemans, M.S.C. sebagai Vikaris Apostolik Merauke. Dalam penahbisan itu, Verhoeven didampingi oleh Oscar Cremers, O.F.M. yang merupakan Prefek Apostolik Hollandia. Dalam penahbisan Jacques Henri Romeijn, M.S.F. sebagai Vikaris Apostolik Samarinda, Verhoeven bertindak sebagai Uskup Ko-konsekrator bersama dengan Tarcisius Henricus Josephus van Valenberg, O.F.M. Cap., Vikaris Apostolik Pontianak. Upacara penahbisan tersebut dipimpin oleh Johannes Petrus Huibers yang merupakan Uskup Haarlem.
Pada tahun 1951, Manado dikunjungi oleh Internuncio Kepausan, Georges Marie Joseph Hubert Ghislain de Jonghe d'Ardoye, M.E.P. yang membuahkan pendirian suatu seminari di Pineleng. Hal ini untuk menjawab kebutuhan pendidikan dan pelatihan para calon imam lokal di wilayah Indonesia timur. Meskipun pada waktu itu sudah tersedia sebuah seminari di Flores, namun seminari tersebut hanya dikhususkan bagi para calon Serikat Sabda Allah (SVD). Secara keuangan, seminari ini didukung dari Belanda, dan juga beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Ambon dan Purwokerto.[6] Seminari ini mulai beroperasi pada tahun 1954 dengan nama Seminari Agung Hati Kudus Pineleng.
Seiring peningkatan status Vikariat Apostolik Manado menjadi Keuskupan Manado yang terjadi terkait Konstitusi Apostolik Qoud Christus Adorandus tentang berdirinya Hierarki Gereja Katolik di Indonesia secara mandiri oleh Paus Yohanes XXIII, maka status Verhoeven berubah dari Vikaris Apostolik Manado menjadi Uskup Manado sejak 3 Januari 1961. Sebagai seorang uskup, ia menghadiri keempat sesi dalam Konsili Vatikan II yang berlangsung sejak 1962 hingga 1965.
Verhoeven menjadi Uskup Penahbis Pendamping dalam penahbisan Johannes Höhne, M.S.C. sebagai Vikaris Apostolik Rabaul pada 11 Mei 1963, dan juga penahbisan Theodorus Hubertus Moors, M.S.C. sebagai Uskup Auksilier Manado pada 25 Juli 1967. Moors merupakan vikaris jenderal Keuskupan Manado di bawah kepemimpinan Verhoeven.[7]
Meninggal dunia
suntingPengunduran diri Verhoeven sebagai Uskup Manado diterima pada 26 Juni 1969. Pada saat yang sama, ia ditunjuk sebagai Uskup Tituler Strongoli. Kepemimpinan di Manado dilanjutkan oleh Uskup Auksilier Manado, Theodorus Hubertus Moors, M.S.C. yang terpilih sebagai Uskup Manado kedua. Verhoeven mengajukan pengunduran diri dari gelar Uskup Tituler Strongoli pada 15 September 1976.
Pada 31 Maret 1981, Verhoeven meninggal dunia di Tilburg dalam usia 84 tahun.
Penghargaan
suntingSebuah jalan di kota kelahiran Verhoeven, Oisterwijk, dinamai menurutnya sejak tahun 1960. Pada perayaan emas imamat dan perak episkopalnya, ia menerima sebuah medali perak dari Dewan Kota Oisterwijk.
Referensi
sunting- ^ "Derks Vroomans Project » Nicolaas Martinus Verhoeven Mgr (1896-1981)".
- ^ Over heeroom en tante zuster (PDF). Tilburg: Drukkerij ELKA. 2006. ISBN 9080648078.
- ^ "Abstracts van Interviews met Missionarissen". West-Papua.nl. 28 Agustus 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-01. Diakses tanggal 2020-04-08.
- ^ Dorren, Gabrielle (2004). Door de wereld bewogen: Geschiedenis van de Nederlandse Missionarissen van het heilig Hart (MSC). Uitgeverij Verloren. hlm. 174.
- ^ "Sejarah Di Balik Motto Para Uskup Manado". Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Manado. 11 Agustus 2007.
- ^ Steenbrink, Karel (2008). Tempo doeloe, tempo sekarang; Het proces van Indonesianisering in Nederlandse orden en congregaties. hlm. 71.
- ^ "Profil Gereja Katolik Keuskupan Manado". Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Manado. 13 Agustus 2007.
Pranala luar
sunting- (Inggris) Entri Nicolaas Verhoeven pada situs web Catholic-Hierarchy
- (Inggris) Entri Nicolaas Verhoeven pada situs web Giga Catholic
Jabatan Gereja Katolik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Joannes Walter Panis, M.S.C. |
Vikaris Apostolik Manado 13 Maret 1947 – 3 Januari 1961 |
Diteruskan oleh: Theodorus Hubertus Moors, M.S.C. |
Uskup Manado 3 Januari 1961 – 26 Juni 1969 | ||
Hanya gelar saja | ||
Didahului oleh: Heinrich Horst, M. Afr. |
— TITULER — Uskup Hermonthis 13 Maret 1947 – 3 Januari 1961 |
Diteruskan oleh: Augustine Eugene Hornyak, O.S.B.M. |
Pertama | — TITULER — Uskup Strongoli 26 Juni 1969 –.15 September 1976 |
Diteruskan oleh: Olavio López Duque, O.A.R. |