Museum di Tengah Kebun

museum di Indonesia

Museum di Tengah Kebun adalah sebuah museum penyimpanan ± 4.000 koleksi seni dan sejarah Indonesia dan luar negeri yang berlokasi di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Museum ini dibangun di tengah kebun seluas 3.500 m2.[1]

Museum ini dimiliki secara pribadi oleh Sjahrial Djalil, salah satu tokoh periklanan modern Indonesia dan pendiri biro iklan Ad Force Inc.[1] Pada tahun 2013, museum ini terpilih sebagai Museum Swasta Terbaik di Museum Awards dengan koleksi dari 63 negara dan 26 provinsi di Indonesia.[2] Hal yang membuat museum ini berbeda dari museum lainnya adalah penataan sebanyak 2.414 koleksi yang dipamerkan kepada pengunjung diletakkan tidak beraturan di berbagai sudut ruangan, seperti lantai, tengah taman, toilet, dinding luar rumah, dan lain sebagainya.[2]

Gedung

sunting

Pada mulanya, bangunan Museum di Tengah Kebun adalah sebuah rumah tinggal yang akhirnya digunakan sebagai ruang pameran koleksi pemilik. Bangunan museum ini selesai digarap pada 1 Oktober 1980 dari berbagai sisa bangunan bersejarah. Tembok museum dibangun dengan 65.000 batu bata dari bekas gedung VOC dan 15.000 batu bata tua dari gedung metereologi yang dibangun tahun 1896. Engsel pintu berasal dari Penjara Wanita, Bukit Duri, Jakarta, yang merupakan peninggalan gedung Meester Cornelis pada abad ke-18.[1][3]

Koleksi

sunting

Koleksi Museum di Tengah Kebun dibagi ke dalam 17 ruangan yang dinamakan sesuai dengan koleksi yang paling mendominasi atau koleksi yang paling disukai di ruangan tersebut. Misalnya, Ruang Buddha yang berisi koleksi patung Buddha dari berbagai negara Ruang Dewi Sri (Dewi Padi) yang sebagian besar berisi peralatan dapur, arca, dan guci dari masa lampau, Ruang Loro Blonyo yang berisi patung Loro Blonyo, dan Ruang Wilhelm yang berisi lukisan Raja Wilhelm dari Jerman.[2][3] Beberapa nama ruangan lainnya yang ada di dalam museum ini adalah Ruang Mari Jepang, Dinasti Ming, Singa Garuda, dan Prasejarah.[2][3] Salah satu ruangan yang unik dari Museum di Tengah Kebun adalah Ruang Singa Garuda yang merupakan sebuah kamar mandi berukuran 9x11 meter. Di dalam kamar mandi tersebut terdapat kursi malas dari Dinasti Qing, lampu minyak Prancis dari abad ke-19, dan bangku mahagoni milik Raja George II.[1]

Beberapa koleksi yang menonjol di dalam Museum di Tengah Kebun adalah arca Ganesha di tengah taman yang dipahat pada tahun 800-an di daerah Jawa Tengah, kenong gamelan Jawa Timur yang dibuat pada akhir 1800-an[1] satu set peti tempat minum yang pernah digunakan Napoleon Bonaparte, sejumlah tongkat Raja Jawa dan Eropa,[4] arca Bodhisatwa Wajrapani, dan koleksi benda dari kuburan Toraja.[2]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d e Tempo.co: Jelajahi Waktu di Museum Tengah Kebun Diarsipkan 2013-12-02 di Wayback Machine., 15 Maret 2012. Cornila Desyana.
  2. ^ a b c d e Koran Sindo: Museum di Tengah Kebun, Sejarah Dunia Ada di Kemang Diarsipkan 2013-12-02 di Wayback Machine., 4 November 2013. Eerita Endriana.
  3. ^ a b c The Jakarta Post: Museum Di Tengah Kebun grows with passion , May 27 2013.
  4. ^ Media Kawasan. Edisi September 2013. Museum di Tengah Kebun - Koleksi Berharga Seni Peradaban Dunia. Hal 76-68.