Mawar Jingga (film)
Mawar Jingga adalah film Indonesia tahun 1981 dengan disutradarai oleh Hasmanan dan dibintangi oleh Zainal Abidin dan A. Nugraha.
Dr. Karmila | |
---|---|
Sutradara | Hasmanan |
Produser | Hatoek Soebroto |
Ditulis oleh | Ike Soepomo |
Pemeran | Zainal Abidin A. Nugraha Lenny Marlina El Manik Frans Tumbuan Hanna Wijaya Anissa Diah Sitawati Rasyid Subadi Abdi Wiyono Eddy Riwanto Dhalia Komalasari |
Penata musik | Billy J. Budiardjo |
Sinematografer | Harry Simon |
Penyunting | Muryadi |
Tanggal rilis | 1981 |
Durasi | 111 menit |
Negara | Indonesia |
Film ini mendapatkan nominasi untuk aktor terbaik (Zainal Abidin), penyunting terbaik (Muryadi), dan tata musik terbaik (Billy J. Budiardjo) dalam Festival Film Indonesia 1982.
Sinopsis
suntingSudarko (Zainal Abidin), seorang duda berkepribadian keras dan ulet. Meskipun ia mengidap penyakit lever, akhirnya berkat keuletannya berhasil sebagai pengusaha yang sukses. Sikap kerasnya menurun kepada anak lelakinya, Nagara (A. Nugraha) yang menolak untuk menjadi pengusaha dan memilih menjadi seniman. Tanpa bantuan ayahnya ia dapat belajar ke Paris. Sebaliknya Andina (Lenny Marlina) anak perempuan Sudarko, bersifat lembut. Ia tidak bisa menolak kemauan ayahnya untuk dijodohkan dengan dr. Budi (El Manik), anak Sudarman, sahabat dan dokter spesialis yang merawat Sudarko pada masa perjuangan. Ternyata selain egois Budi mata keranjang. Saat Sudarko harus beristirahat di sebuah villa, Andina mengenal Heru Erlangga (Frans Tumbuhan), seorang pilot, duda beranak satu, tinggal di dekat villa Sudarko saat itu. Heru kebetulan jumpa Nagara di Paris, dan dititipi surat dan lukisan mawar jingga untuk Andina. Hubungan Andina dengan Heru sebetulnya tak disukai Sudarko. Ketika diketahui bahwa Lina (Hanna Wijaya) hamil hasil hubungannya dengan Budi merasa dipermainkan karena disuruh menggugurkan kandungannya, maka Andina memutuskan hubungannya dengan Budi, Sudarko menyerah. Sudarko mengatur pertemuan Andina dengan Heru karena ia juga ingin ke Paris. Akhirnya, sebelum terlaksana keinginannya, Sudarko meninggal saat Nagara dalam pesawat menuju Jakarta.[1]
Referensi
sunting- ^ Laman Dr. Karmila[pranala nonaktif permanen], diakses pada 12 Januari 2010
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Resensi@Perfilmanjibis.pnri[pranala nonaktif permanen]