Has Manan

Sutradara Asal Indonesia
(Dialihkan dari Hasmanan)

Has Manan (15 Agustus 1930 - 16 Mei 1989) adalah seorang seniman Indonesia. Ia dikenal sebagai sutradara dan penulis skenario film. Ia juga pernah menjadi anggota redaksi majalah Olah Raga dan koran harian Pelopor Baru pada tahun 1968. Ia populer lewat film-filmnya selama hampir dua puluh tahun, yang kebanyakan bertema komedi yang dibintangi oleh Bing Slamet dan Ateng. Film drama yang sempat meledak dipasaran adalah Romi Dan Yuli yang dibintangi Rano Karno, Yessy Gusman, Widyawati, dan Sophan Sophian.[1]

Has Manan
LahirCholil Hasnan Manan
(1930-08-15)15 Agustus 1930
Belanda Agam, Hindia Belanda
Meninggal16 Mei 1989(1989-05-16) (umur 58)
Indonesia Jakarta, Indonesia
Tempat pemakamanTaman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan
KebangsaanIndonesia
PekerjaanSutradara
Orang tuaManan (Ayah) Nurseha (Ibu)
Keluarga3 anak
1 cucu
IMDB: nm2777665 Modifica els identificadors a Wikidata

Kehidupan awal dan keluarga

sunting

Has Manan adalah anak pertama dari pasangan Manan dan Nurseha. Bapaknya, yakni Manan adalah seorang penilik sekolah (school opziener) di Bukittinggi yang berasal dari Kota Yogyakarta. Ibunya bernama Nurseha dari Lubuk Sikaping. Ia memiliki dua saudara yang bernama Hasnon Manan dan Hasnil Manan.

Karier

sunting

Has Manan masuk film pada tahun 1960 sebagai asisten sutradara dan penulis skenario. Film pertamanya Detik Detik Berbahaya. Pada tahun 1962 ia menjadi sutradara penuh dalam film Bermalam di Solo. Lebih 28 film yang sudah disutradarainya. Diantara filmnya Menuju Kemenangan Akhir (1965), Pancaroba (1966), Ratna (1971), Pemberang (1972), Selalu Di Hatiku (1975-1976), Ateng Sok Tahu (1976), Ateng Pendekar Aneh (1977), Dang Ding Dong (1978), Wanita Segala Zaman (1979), dll. Pada FFI 1974 di Surabaya, filmnya Rio Anakku terpilih sebagai film terbaik kedua. Sejak tahun 1976 dia dikontrak perusahaan Rapi Film untuk membuat film serial Ateng.[2][3]

Pada tahun 1980, filmnya yang berjudul Anna Maria mendapat nominasi di FFI sebagai sutradara terbaik, dan aktor Ryan Hidayat dinominasikan sebagai aktor terbaik.

Akhir kehidupan

sunting

Pada tanggal 16 Mei 1989, Has Manan meninggal dunia akibat stroke di usia 58 tahun. Teguh Karya berkata "Ia orang yang luar biasa. Penuh dedikasi dan sangat idealis. Sayang, ia terlalu cepat berpulang". Has Manan jatuh sakit sebelumnya pada 1987. Ia menderita tekanan darah tinggi dan pernah di rawat di salah satu rumah sakit. Beliau dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Ia meninggalkan seorang istri, tiga anak dan satu cucu.[4]

Filmografi

sunting

Nominasi dan penghargaan

sunting
Penghargaan Tahun Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
Festival Film Indonesia 1974 Penyutradaraan Terbaik II Rio Anakku Menang
Festival Film Indonesia 1980 Sutradara Terbaik
Anna Maria
Nominasi

Referensi

sunting
  1. ^ Profil Hasmanan Indonesian Film Center. Diakses 14 Desember 2013.
  2. ^ "IdFilmCenter". www.indonesianfilmcenter.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-26. 
  3. ^ "Hasmanan". www.filmindonesia.or.id. Diakses tanggal 2024-06-26. 
  4. ^ "Telah Tiada". Tempo (dalam bahasa Inggris). 1989-05-27. Diakses tanggal 2024-06-26.