Markus 15 (disingkat Mrk 15 atau Mr 15) adalah pasal kelima belas dari Injil Markus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen, yang diyakini ditulis menurut catatan Markus berdasarkan kesaksian Simon Petrus, salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[1][2]

Markus 15
Injil Markus 15:29-33 pada Uncial 059, yang dibuat pada abad ke-4/ke-5.
KitabInjil Markus
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
2

Struktur

sunting
 
Markus 15:36–37, 40-41 dalam bahasa Yunani dan bahasa Koptik (diglot) pada Uncial 0184 (abad ke-6).

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 21

sunting
Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. (TB)[3]

Nama "Simon dari Kirene" sebagai orang yang membantu Yesus Kristus memikul salib-Nya disebut dengan jelas di ketiga Injil Sinoptik (yang lain: Injil Matius dan Injil Lukas), tetapi hanya Injil Markus yang memberi keterangan bahwa Simon ini adalah "ayah Aleksander dan Rufus" yang rupanya dikenal oleh pembaca Injil Markus (diyakini mulanya ditujukan kepada orang Kristen di kota Roma). Menarik untuk diketahui bahwa Rasul Paulus memberikan salam kepada "Rufus" dalam suratnya kepada jemaat di Roma (Roma 16:13).[4]

Ayat 23

sunting
Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. (TB)[5]

Orang Kristen percaya bahwa ayat ini merupakan penggenapan dari nubuat mesianik yang tertulis pada Mazmur 69:22.[6]

Ayat 34

sunting
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (TB)[7]

Inilah tahap kesembilan dari penderitaan Kristus. Kata-kata ini merupakan puncak dari segala penderitaan-Nya bagi dunia yang terhilang. Seruan-Nya dalam bahasa Aram, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" menunjukkan bahwa Dia sedang mengalami pemisahan dari Allah sebagai pengganti orang berdosa. Pada tahap ini semua kesedihan, penderitaan, dan rasa sakit mencapai puncaknya. Ia tertikam oleh karena pemberontakan manusia (Yesaya 53:5) dan Ia telah memberikan diri-Nya sebagai "tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28; 1 Timotius 2:6). Dia yang tidak mengenal dosa "telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita" (2 Korintus 5:21); Dia mati sebagai yang ditinggalkan, agar orang beriman tidak akan pernah ditinggalkan oleh-Nya (lihat Mazmur 22:1–32). Demikianlah orang beriman ditebus oleh penderitaan Kristus (1 Petrus 1:19).(Lihat Matius 27:50 untuk tahap yang kesepuluh dari penderitaan Kristus).[8]

Ayat 39

sunting
Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!" (TB)[9]

Ayat 40

sunting
Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. (TB)[10]

Ayat 47

sunting
Maria Magdalena dan Maria ibu Yoses melihat di mana Yesus dibaringkan. (TB)[11]

Referensi

sunting
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Markus 15:21 - Sabda.org
  4. ^ The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
  5. ^ Markus 15:23 - Sabda.org
  6. ^ James Montgomery Boice and Philip Graham Ryken The Heart of the Cross pg 13 Crossway Books ISBN 1-58134-678-6
  7. ^ Markus 15:34 - Sabda.org
  8. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  9. ^ Markus 15:39 - Sabda.org
  10. ^ Markus 15:40 - Sabda.org
  11. ^ Markus 15:47 - Sabda.org

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting