Ma Chao
Ma Chao (Hanzi:馬超),bernama lengkap Ma Mengqi (馬孟起), putra tertua dari Ma Teng, seorang jendral pada Zaman Tiga Negara. Dalam novel Kisah Tiga Negara karangan Luo Guan Zhong, Ma Chao juga dikenal sebagai anggota dari Lima Panglima Harimau dari negeri Shu Han.
Ma Chao | |
---|---|
馬超 | |
Jenderal Kavaleri Tangkat (驃騎將軍) | |
Masa jabatan 221 – 222 | |
Penguasa monarki | Liu Bei |
Kanselir | Zhuge Liang |
Gubernur Provinsi Liang (涼州牧) (nominal) | |
Masa jabatan 221 – 222 | |
Penguasa monarki | Liu Bei |
Kanselir | Zhuge Liang |
Jenderal Kiri (左將軍) | |
Masa jabatan 219 – 221 | |
Penguasa monarki | Liu Bei |
Jenderal yang Mendamaikan Barat (平西將軍) | |
Masa jabatan 215 – 219 | |
Jenderal yang Menyerang Barat (征西將軍) (penunjukkan sendiri) | |
Masa jabatan 213 – 215 | |
Letnan Jenderal (偏將軍) | |
Masa jabatan ? – 211 | |
Penguasa monarki | Kaisar Xian dari Han |
Informasi pribadi | |
Lahir | 176[a] Xingping, Shaanxi |
Meninggal | 222 (aged 46)[a] |
Suami/istri |
|
Anak |
|
Orang tua |
|
Pekerjaan | General |
Courtesy name | Mengqi (孟起) |
Posthumous name | Marquis Wei (威侯) |
Peerage | Marquis of Tai District (斄鄉侯) |
Nickname | "Ma Chao the Splendid" (錦馬超) |
Sunting kotak info • L • B |
Biografi Sejarah
suntingMa Chao (Mengqi) adalah orang asli Fufeng dari Maoling. Ayahnya (Ma Teng) rekan dari Bian Zhang dan Han Sui di daerah Xizhou pada akhir masa pemerintahan Han Ling Di.
Pada tahun ketiga ChuPing (192 M), Han Sui dan Ma Teng membawa pengikutnya dalam kunjungan resmi ke Chang An. Kekaisaran Han mengangkat Han Sui sebagai Zhen Xi Jiangjun (Jendral yang Mempertahankan Wilayah Barat), ditempatkan di Jing Cheng. Ma Teng diangkat sebagai Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan ditempatkan di Tun Mei.
Selanjutnya, Ma Teng menyerang Chang An, tetapi ia gagal dan mundur ke provinsi Liang. Zhong Yao yang menjaga Guanzhong mengirim surat kepada Han Sui dan Ma Teng menawarkan bantuan. Ma Chao dikirim Ma Teng untuk membantu Zhong Yao melawan Guo Yan dan Gao Gan di Ping Yang. Dalam pertempuran tersebut, Pang De, anak buah Ma Chao berhasil membunuh Guo Yuan. Ma Teng, yang kemudian berselisih dengan Han Sui, mengirim petisi untuk ditempatkan di ibu kota. Ma Teng dianugerahi gelar Weiwei (Komandan Penjaga Istana), sedangkan Ma Chao digelari Bian Jiangjun (Letnan Jendral) serta Marquis Duting.
Ma Chao mengumpulkan pasukan bersama Han Sui, Yang Qiu, Li Kan dan Cheng Yi untuk menyerang gerbang Tong. Di tengah medan tempur, Cao Cao bertemu Han Sui dan Ma Chao untuk berunding daripada berperang. Ma Chao ingin menunjukkan keperkasaannya dengan merencanakan menangkap Cao Cao secara mendadak. Hanya tatapan tajam Xu Chu sebagai pengawal pribadi Cao Cao yang mengurungkan niat Ma Chao. Selanjutnya Cao Cao menggunakan strategi Jia Xu untuk menciptakan perselisihan antara Ma Chao dan Han Sui yang mengakibatkan persekutuan mereka terpecah.
Ma Chao melarikan diri dari pengejaran Cao Cao sampai ke An Ding. Yang Fu menyatakan bahwa Cao Cao pernah berkomentar "Ma Chao memiliki keberanian seperti Lu Bu dan Han Xin, dan juga kesungguhan hati bangsa Qiang dan Hun. Jika dia kembali dengan pasukan pada saat pertahanan kita lemah, semua pangkalan tentara di Long Shang akan jatuh ke tangan Ma Chao." Komentar tersebut menjadi kenyataan. Walaupun Long Shang telah memperkuat pertahanan, Ma Chao mampu membunuh gubernur provinsi Liang, Wei Kang dan menjadikan kota Yi sebagai pangkalannya.
Ma Chao menggelari dirinya Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan menjadi gubernur provinsi Bing dan mengatur urusan militer di provinsi Liang. Mantan anak buah Wei Kang seperti Yang Fu, Jiang Yi, Liang Kuan dan Zhao Qu bersekutu untuk mengalahkan Ma Chao. Yang Fu dan Jiang Yi mendekati pasukan Ma Chao dari kota Lu saat Ma Chao berusaha menyerang mereka tetapi menemui kegagalan. Di saat yang bersamaan, Liang Kuan dan Zhao Qu menutup pintu kota Yi, menghalangi Ma Chao untuk kembali. Ma Chao terpaksa mengungsi ke Hanzhong, tempat Zhang Lu berkuasa. Zhang Lu tidak memiliki kemampuan untuk membantu rencana Ma Chao untuk merebut kembali kota Yi.
Mengabdi dibawah Liu Bei
suntingPada 214, Liu Bei menyerang Liu Zhang untuk menguasai Provinsi Yi. Ma Chao tidak memercayai Zhang Lu dan berencana untuk membelot kepada Liu Bei. Ketika mendengar Liu Bei telah mengurung Liu Zhang di kota Chengdu, ia menulis surat rahasia yang menunjukkan keinginan untuk bergabung dengan tentara Liu Bei. Ketika Liu Bei menerima surat tersebut, ia sangat senang dan berteriak "Provinsi Yi milik saya!". Liu Bei mengirim beberapa pengikut untuk meminta Ma Chao agar segera bergabung dalam pengepungan Chengdu. Setibanya Ma Chao di luar kota Chengdu, seluruh kota menjadi panik dan tak lama kemudian Liu Zhang menyerah kepada Liu Bei.
Ma Chao diangkat menjadi Ping Xi Jiangjun (Jendral yang Menentramkan Wilayah Barat) dan ditempatkan di daerah sekitar Ju. Ketika Liu Bei menyandang gelar Raja Hanzhong, dia memberi Ma Chao gelar semu Zuo Jiangjun (Jendral Pasukan Kiri). Pada tahun pertama Zhangwu (221 M), Ma Chao diangkat menjadi Biao Qi Jiangjun (Jendral Kavaleri yang Tangkas), gubernur provinsi Liang, serta Marquis Xi Liang.
Titah Liu Bei mengatakan "Saya bukan seorang yang bijak dan baik, hanya mewarisi kehormatan dari nenek moyang saya. Cao Cao dan putra-putranya akan diingat dan disegani atas dosa dan kejahatan mereka sampai ke seluruh Tiongkok bahkan oleh bangsa Di dan Qiang. Anda (Ma Chao) adalah junjungan bangsa Utara dan keberanian Anda kekal dikenang di sana, bahkan mereka bersedia bertempur bersama Anda melalui jarak ribuan mil untuk melawan kejahatan. Anda diharapkan untuk mempersatukan mereka ke dalam budaya bangsa Han dan berlaku adil dalam memberikan balas jasa dan hukuman yang sepantasnya."
Konflik dengan Guan Yu dan Zhang Fei
suntingCatatan Adipati Shangyang oleh Yue Zhi menulis sebuah insiden konfrontasi Ma Chao dengan kedua saudara angkat Liu Bei, yakni Guan Yu dan Zhang Fei.
Ma Chao diperlakukan dengan baik semenjak bergabung dengan Liu Bei, jadi ia sering memanggil Liu Bei dengan nama kehormatannya Xuande saat berbicara dengannya. Guan Yu marah saat mendengarkan hal tersebut (karena Ma Chao dianggap tidak sopan) dan meminta Liu Bei untuk mengeksekusi Ma Chao. Namun, Liu Bei berkata: "Ia berada di situasi yang sulit saat ia bergabung dengan saya. Kenapa kamu marah karena ini? Bagaimana saya menjelaskan diri saya jika saya menghukum mati seseorang hanya karena ia memanggil nama kehormatan saya?" Zhang Fei setuju dan berkata: "Ya, kamu harus menunjukan kesopanan terhadapnya". Kemudian, Liu Bei mengundang Ma Chao untuk menjamunya makan. Guan Yu dan Zhang Fei berdiri dekat sambil memegang pedang. Setelah Ma Chao duduk di kursinya, ia terkejut melihat Guan Yu dan Zhang Fei masih berdiri. Setelah itu, ia tidak memanggil Liu Bei dengan nama kehormatannya. Setelah jamuan makan itu, ia menghela nafas dan berkata, "Sekarang saya tahu kenapa Liu Bei sering kalah perang. Saya hampir dibunuh Guan Yu dan Zhang Fei hanya karena saya memanggil majikan saya dengan nama kehormatannya." Semenjak itu, Ma Chao berperilaku lebih rendah hati di hadapan Liu Bei.
Pei Songzhi yang menulis biografi Ma Chao di Catatan Sejarah Tiga Negara mengkritik Catatan Adipati Shangyang sebagai tidak masuk akal. Ia berkomentar:
Saya merasa Ma Chao tidak akan bersikap arogan di hadapan Liu Bei sampai memanggil nama kehormatannya. Bagaimanapun, ia merupakan seorang buronan sebelum Liu Bei menerimanya dan memberikan gelar kehormatan. Di samping itu, saat Liu Bei menyerang Liu Zhang di Provinsi Yi, ia meninggalkan Guan Yu untuk mempertahankan Provinsi Jing, jadi Guan Yu tidak pernah pergi ke Provinsi Yi. Saat Guan Yu mendengar bahwa Ma Chao sudah bergabung kepada Liu Bei, Guan Yu menulis surat kepada Zhuge Liang untuk bertanya: "Siapa yang bisa menandingi Ma Chao?". Catatan ini menyatakan hal yang berbeda. Bagaimana bisa Guan Yu dan Zhang Fei berada di Provinsi Yi bersamaan? Saat orang biasa melakukan sesuatu, maka ia akan melakukannya selagi bisa. Ma Chao seharusnya tidak tahu bahwa Guan Yu meminta Liu Bei untuk menghukum mati Ma Chao. Bagaimana cara Ma Chao mengetahui bahwa Guan Yu dan Zhang Fei ingin membunuhnya karena memanggil majikannya dengan nama kehormatan hanya dengan melihat mereka berdiri dan memegang pedang? Ini benar-benar tidak masuk akal dan tidak logis. Karya tulis Yue Zhi dan Yuan Wei sangat tidak rapi, tidak dapat diandalkan dan tidak masuk akal. Catatan mereka bahkan tidak boleh disebutkan.
Kematian
suntingPada tahun kedua, Ma Chao meninggal pada usia 47 tahun. Sebelum wafatnya, dia mengajukan permohonan, isinya: "Hamba pernah memiliki dua ratus orang di seluruh keluarga hamba, tetapi hampir semuanya dibunuh oleh Meng De (Cao Cao), kecuali adik sepupu saya, Ma Dai. Dia satu-satunya yang tersisa untuk melanjutkan garis keturunan keluarga, maka dari hati yang terdalam, hamba menitipkannya kepada Yang Mulia (Liu Bei) dan tak ada penyesalan dalam diri hamba." Ma Chao mendapat gelar anumerta Marquis Yue Wei dan putranya, Ma Cheng menggantikannya. Ma Dai diangkat menjadi Ping Bei Jiangjun {Jendral yang Menentramkan Wilayah Utara} dan digelari Marquis Chen Cang. Putri Ma Chao dinikahkan dengan Pangeran Anping, Liu Li.
Ma Chao di era modern
suntingMa Chao adalah salah satu karakter dalam game Dynasty Warrior. Dia digambarkan sebagai pria gagah yang berketopong perang. Ia mahir menggunakan senjata besar.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ ([章武]二年卒,時年四十七。) Sanguozhi vol. 36.
- Catatan Sejarah Tiga Negara versi bahasa Inggris
Guan Yu | Zhang Fei | Zhao Yun | Huang Zhong | Ma Chao |
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan