Luoisme

Tradisi agama kepercayaan Tiongkok yang lahir pada Dinasti Ming

Luoisme (Hanzi: 罗教; Pinyin: Luōjiào, Luójiào; harfiah: 'Ajaran Luo') atau Luozuisme (Hanzi: 罗祖教; Pinyin: Luōzǔjiào, Luózǔjiào; harfiah: 'Ajaran Patriark Luo'), yang aslinya dikenal sebagai Wuweiisme (Hanzi: 无为教; Pinyin: Wúwéijiào; harfiah: 'agama non-aksi'),[1] merujuk kepada sebuah aliran dari organisasi-organisasi agama dari kepercayaan tradisional Tionghoa, yang mengikuti pengajaran Luo Menghong (羅夢鴻1443-1527)[2] alias Luo Qing (羅清) atau Luozu ("Patriark Luo") dan ajarannya terdapat dalam skriptur utamanya, Wǔbùliùcè (五部六册 "Lima Instruksi dalam Enam Buku").[3]

Luoisme
羅教
PenggolonganAgama keselamatan Tiongkok
Kitab suciWubuliuce (五部六册)
PendiriLuo Menghong
Didirikanakhir abad ke-15
Shandong
Nama lainWuweiisme (无为教), Luozuisme (罗祖教) Changshengdao (长生道 Way of the Eternal Life), Kendaraan Besar (大乘 Great Vehicle), Sancheng (三乘 Third Vehicle), Wukong (悟空 Nothing Emptiness), Wunian (无年 Timeless), Ajaran Yuandun (圆顿 Sudden Stillness), Yaoisme

Patriark Luo dan ajarannya dianggap sebagai ajaran paling berpengaruh pada tradisi sekte-sekte keselamatan Tionghoa.[3] Berbagai kelompok sekte agama keselamatan dan agama rahasia seperti Sekte Abadi (長生教), Zhenkong (真空教), Zhaijiao (齋教), Longhua Jiao (龍華教), Xiantiandao (先天道) dan Yiguandao (一貫道) dapat ditelusuri berasal ajaran Luo ini.

Sejarah

sunting

Patriark Luo mendirikan sebuah aula untuk berkhotbah di daerah Simatai dan orang-orang yang menghadiri khotbahnya sebagian besar adalah para prajurit.[4] Dia kemudian menyebut dirinya Jalan Luo (羅道) dan memindahkan keluarganya ke Shijia. Luo Menghong dan ajarannya memberikan pengaruh yang besar terhadap pasukan dan penduduk setempat. Orang-orang yang percaya kepada Luo Menghong tidak hanya terbatas pada yang berpangkat dan yang punya jabatan tapi juga para perwira eselon bawah.[4] Ajaran dari Luo Qing ini kemudian dikenal dengan nama Luoisme / Luojiao (羅教). Kematian Luo menyebabkan fragmentasi dan diversifikasi ajarannya.[4] Pada saat Ajaran Luo didirikan, situasinya ditandai dengan “tidak ada satu kitab suci dan tidak ada satu kelompok.” Dalam proses ini, Ajaran Luo menyebar di hampir seluruh daerah di seluruh Tiongkok.[4] Seiring dengan berjalannya waktu, ajaran Luo mulai terpecah-pecah menjadi banyak cabang dan banyak yang mempertahankan ajaran sesuai pada saat patriark Luo masih hidup, namun ada juga yang sudah berubah sangat banyak. Luoisme kemudian terbagi menjadi 2 cabang utama, yaitu Wuwei jiao (无为教), sekte Mahayana / Dong Dacheng Jiao (东大乘教).[5]

Wuwei Jiao

sunting

Wuwei Jiao adalah aliran murni dari Luoisme, yang mengacu pada prinsip ketenangan dan wuwei, sama seperti yang patriark Luo ajarkan. Konsep ajarannya juga digabungkan dengan konsep Buddha tentang kekosongan dan ketidakaktifan dalam Taoisme untuk membentuk pemikiran mendasar dari wuwei. Para pemimpin kultus ini terdiri dari keturunan Patriark Luo dan tujuh murid besarnya yang beberapa merupakan putra, putri, cucu dan cicitnya antara lain Luo Fozheng (罗佛正), Luo Foguang (罗佛广), Luo Wenju (罗文举), dan Luo Congshan (罗从善).[6]

Sekte Mahayana Timur

sunting

Sedangkan sekte Mahayana (Dacheng jiao) pada masa Dinasti Ming dibagi menjadi dua kelompok, Timur dan Barat. Ajaran Kendaraan Besar Timur juga dikenal sebagai Wenxiang jiao (闻香教), Hongfeng jiao (弘封教) dan Qingchamen jiao (清茶门教).[6] Pendiri sekte ini adalah Luo Foguang (罗佛广), putri Patriark Luo, dan Wang Sen (王森), menantu Luo Foguang. Kemudian, Wang dikirim ke Shifokou dari Prefektur Luan di Zhili untuk melakukan pekerjaan misionaris. Pada akhir zaman Ming, Sekte Mahayana Timur pimpinan Wang Sen menjadi agama yang sangat berpengaruh dan dikatakan memiliki lebih dari dua juta pengikut di enam provinsi.[6] Sekte ini juga menjalin hubungan dengan para kasim yang berkuasa dan orang-orang berpangkat.[6] Akhirnya, sekte ini melakukan pemberontakan tapi ditekan oleh pihak berwenang.[6] Pada masa Dinasti Qing, Sekte Mahayana Timur berganti nama menjadi Qingchamen jiao (Ajaran Teh Murni) dan para anggota kelompok Wang Sen pergi ke berbagai provinsi untuk menyebarluaskan ajaran ini, namun pada tahun ke-20 dan ke-21 Jiaqing, semua pengikutnya ditangkap, dan hal ini menjadi pukulan telak bagi aliran ini.[7] Salah satu cabang yang tersisa dari ajaran ini adalah Yuandun Jiao (圆顿教), yang didirikan oleh Zhang Hao (张豪) dari Zhili. Ajaran ini diperkenalkan ke Jiangxi pada tahun keenam Kangxi (1667) oleh Luo Weixing (罗维行) dari Zhili. Kelompok yang menyebar di Jiangxi inilah yang menjadi cikal bakal dari banyak sekte-sekte baru yang menjadi populer dan terkenal antara lain Xiantian Jiao (先天教), Yiguan Dao (一 贯道) dan Tongshan She (同善社). Dengan kata lain, Yiguandao, Xiantian Jiao, dan Tongshan She memiliki asal usul yang sama, tetapi berkembang di jalur yang berbeda.[7]

Kepemimpinan patriark Yin dan patriark Yao

sunting

Ajaran Luo meluas ke Prefektur Chu, di mana Yi Ji'nan (殷继南) mengorganisir kelompok agama yang terkonsolidasi dan meminta anggotanya untuk melafalkan lima kitab suci yang ditulis oleh Patriark Luo. Kelompok ini menyebut dirinya “Aliran Sejati Wuwei” (wuwei zhengpai 无为正派). Pada masa Yin Ji'neng (殷继能), kelompok ini menyebar ke lebih dari sepuluh kabupaten di timur dan barat Zhejiang. Empat puluh tahun kemudian, pada tahun 1621, Yao Wenyu (姚文宇) yang berasal dari Kabupaten Qingyuan, Prefektur Chu pergi ke Wuyi, Zhejiang, untuk berkotbah dan mengembangkan sekte ini. Dalam beberapa dekade berikutnya ketika dia memimpin sekte ini, agama ini berpengaruh sampai ke Zhejiang dan meluas ke Jiangxi, Fujian, Jiangsu dan Anhui. Sayangnya, Yang Dingchen dan putranya, sepasang panglima perang setempat, membunuh Yao pada tahun 1646.[8] Pada masa Dinasti Qing, keluarga Yao menjadi keluarga turun-temurun untuk pekerjaan misionaris dan “Aliran Sejati Wuwei” diubah namanya menjadi Sekte Vegetarian Para Sesepuh (Laoguan zhaijiao 老官斋教), yang juga dikenal sebagai Sekte Patriark Luo (Luozu jiao 罗祖教), Sekte Mahayana, Ajaran Tiga Kendaraan (Sancheng jiao 三乘教), Sekte Bunga Naga (Longhua jiao 龙华教), Sekte Kue Beras (Ciba jiao 糍粑教), atau Sekte Satu Aksara (Yizi jiao 一字教). Di antara nama-nama tersebut, “Laoguan zhaijiao” adalah yang paling terkenal. Pihak berwenang menyebutnya “Ajaran Vegetarian” atau “Bandit Vegetarian”.[8]

Salah satu kelompok "Laoguan Zhaijiao” yaitu sekte Bunga Naga (龍華教), disebarkan ke Taiwan. Sekte ini bersama dengan Bendera Emas / Jinchuang Jiao (金幢教), dan Xiantiandao disebut sebagai Sekte Vegetarian (Zhaijiao 斋教).[7] Di Provinsi Fujian saat ini, masih ada sejumlah kecil pengikutnya. Namun demikian, para pengikut ini menyebut diri mereka sebagai umat Buddha dan bergabung dengan perkumpulan Buddha setempat.[8]

Doktrin

sunting

Ibu Suci Abadi

sunting

Artikel utama: Wusheng Laomu

Dalam teologi sekte Luo, prinsip absolut alam semesta adalah fokus utama dari pemaknaan dan pemujaan. Dalam tulisan-tulisan asli Luo, prinsip ini direpresentasikan sebagai “Kekosongan Sejati” (真空 Zhēnkōng).[9] Sejak abad ke-17, representasi lazim yang diyakini banyak orang adalah seorang dewi, Ibu Yang Tak Terlahir (無生老母 Wúshēng Lǎomǔ).[10] Simbol-simbol lain dari dewi ini, yang juga umum dalam tradisi-tradisi lainnya, adalah Wuji (舞技 “Yang Tak Terbatas”), Zhen (真 “Sejati”, “Kebenaran Sejati”), Gufo (古佛 “Buddha Kuno”).[11]

Simbol-simbol ini biasanya digabungkan dalam gulungan-gulungan kitab sekte untuk mengekspresikan asal usul absolut yang tidak personal sesuai dengan selera kelompok sosial yang berbeda-beda.[12] Prinsip absolut ini juga dikaitkan dengan asterisme Gayung Besar.[9]

Wahyu asal Luo Menghong menekankan representasi impersonal dari yang absolut.[9] Namun, ia juga berbicara tentang Patriark Suci yang Tak Terbatas (无极圣祖 Wújí Shèngzǔ)[13] dan Ibu Suci sebagai dualitas, Orang Tua Abadi (無生父母 Wúshēng Fùmǔ).[14] Patriark Luo dianggap sebagai penjelmaan Tuhan universal oleh para pengikutnya.[15]

Eskatologi

sunting

Doktrin eskatologi Tiga Pancaran (三陽 sānyáng) menempatkan diri dalam sebuah tradisi-tradisi kepercayaan yang berkembang setidaknya sejak dinasti Ming.[16] Dalam sekte-sekte paling awal yang muncul pada periode Ming, Penguasa Kekacauan Awal (混元主 Hùnyuánzhǔ) mewakili asal usul alam semesta yang berkembang melalui tiga tahap (陽 yang), atau periode kosmik.[17] Dalam sebagian besar kitab suci agama keselamatan termasuk Luoisme, ketiga periode ini dikenal sebagai Periode Pancaran Hijau (清陽 qingyang), Pancaran Merah (紅陽 hongyang), dan Pancaran Putih (白陽 baiyang).[18]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Ma 2011, hlm. 169.
  2. ^ Nadeau 2012. p. 230
  3. ^ a b Seiwert 2003, hlm. 214-215.
  4. ^ a b c d Ma 2011, hlm. 171.
  5. ^ Ma 2011, hlm. 173-175.
  6. ^ a b c d e Ma 2011, hlm. 173.
  7. ^ a b c Ma 2011, hlm. 174.
  8. ^ a b c Ma 2011, hlm. 175.
  9. ^ a b c Seiwert 2003, hlm. 387.
  10. ^ Seiwert, 2003. p. 331, p. 444
  11. ^ Seiwert, 2003. p. 387
  12. ^ Seiwert, 2003. p. 387
  13. ^ Seiwert, 2003. p. 221
  14. ^ Seiwert, 2003. p. 444
  15. ^ Seiwert, 2003. p. 387
  16. ^ Seiwert, 2003. p. 326
  17. ^ Seiwert, 2003. p. 327
  18. ^ Seiwert, 2003. p. 327

Daftar Pustaka

sunting
  • Seiwert, Hubert Michael (2003), Popular Religious Movements and Heterodox Sects in Chinese History, Brill, ISBN 9004131469 
  • Ma, Xisha; Meng, Huiying (2011), Popular Religion and Shamanism, BRILL, ISBN 9004174559 
  • Randall L. Nadeau. The Wiley-Blackwell Companion to Chinese Religions. John Wiley & Sons, 2012.
  • Vincent Goossaert, David Palmer. The Religious Question in Modern China. University of Chicago Press, 2011. ISBN 0-226-30416-7
  • Bernard J. ter Haar. A Lay Buddhist Movement in Late Imperial China. University of Hawai Press, 2015, ISBN 9780824853389

Pranala luar

sunting