Kodok Batu
Limnonectes macrodon,
dari Pancawati, Bogor
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Fitzinger, 1843
Spesies:
L. macrodon
Nama binomial
Limnonectes macrodon
(Dumeril & Bibron, 1841).

Kodok batu atau saklon adalah sejenis katak besar yang kerap diburu orang untuk diambil dagingnya. Nama ilmiahnya adalah Limnonectes macrodon, dari bahasa Latin yang berarti bergigi besar (makros, besar; don, gigi), merujuk pada tonjolan tulang menyerupai taring pada rahang bawah.

Kodok ini disebut juga dengan nama bangkong batu (Sd.), stone creek-frog atau giant javan-frog (Ingg.).

Pemerian

sunting

Kodok yang bertubuh besar, gempal, dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar. Kodok dewasa panjangnya sekitar 70 mm, tetapi yang terbesar bisa sampai dengan 150 mm SVL (snout to vent length, dari moncong ke anus).

Punggung berwarna coklat terang hingga kemerahan atau kehitaman, dengan bercak-bercak gelap kehitaman. Coret atau bercak kehitaman terdapat di antara kedua mata, di pipi di depan mata, di atas timpanum, di lengan, paha dan betis. Bibir berbelang-belang hitam dan putih.

Kulit punggung halus, dengan beberapa bintil atau tonjolan membujur. Terdapat lipatan supratimpanik. Pada hewan muda, kadang-kadang ada lekukan bentuk V terbalik di tengah pundak.

Sisi ventral berwarna krem pucat keputihan, dengan bintik-bintik hitam di dagu. Sisi bawah selaput renang berwarna hitam.

 
Di antara tumbuhan tepi saluran air

Habitat dan Penyebaran

sunting

Kodok yang sering dijumpai di tepi saluran air dan aliran sungai yang jernih. Jarang jauh dari aliran air. Kodok batu biasanya kawin pada saat bulan mati, yang betina meletakkan telurnya dalam sebuah gumpalan lengket di kolam atau genangan dekat sungai. Jumlah telurnya dapat mencapai 1000 butir.

Pada masa lalu kodok ini dianggap menyebar luas mulai dari India hingga ke Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara. Namun kini banyak populasinya yang telah dideskripsi dengan lebih baik dan digolongkan ke dalam spesies yang lain. Penyebaran L. macrodon sekarang kemungkinan hanya meliputi Jawa dan Sumatra bagian selatan.

Bahan bacaan

sunting
  • Inger, R.F. 1966. The Systematics and Zoogeography of The Amphibia of Borneo. FMNH, Chicago.
  • Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali.

Pranala luar

sunting