Kota Marudu
Distrik Kota Marudu merupakan sebuah pecahan pusat administrasi tingkat distrik yang terletak dalam negara bagian Sabah, Malaysia.
![]() permukiman ![]() | |||||
---|---|---|---|---|---|
![]() | |||||
Tempat | |||||
| |||||
Negara berdaulat | Malaysia | ||||
Negara bagian di Malaysia | Sabah | ||||
Divisi di Malaysia | Kudat Division (en) ![]() ![]() | ||||
Negara | Malaysia ![]() | ||||
Informasi tambahan | |||||
Zona waktu |
Etimologi
suntingIstikah Kota merujuk pada Benteng. Sedangkan, nama Marudu berasal dari bahasa masyarakat Balangigi yaitu “Mairudu” atau “Maiuludu” yang berarti “suatu kedudukan yang terletak pada satu tempat”, merujuk pada letak geografis Teluk Marudu yang merupakan sebuah teluk besar. Sejak saat itu, istilah Mairudu berubah menjadi Marudu dan Mailudu menjadi Maludu. Oleh karena itu, penulis Barat sering menyebut Marudu sebagai Marudu, Marudo atau Maludu.[butuh rujukan]
Nama Marudu pertama kali dipetakan oleh seorang pelaut Belanda pada tahun 1595 yang berlayar dari Brunei dan mencapai Marudu, Palawan dan Kepulauan Sulu . Saat berada di perairan Marudu, ia menemukan suku Balangigi atau disebut juga oleh orang Spanyol dengan sebutan "Camucones" yang menjadi pasukan laut Kesultanan Brunei dan Sulu saat itu.[1]
Sejarah
suntingDistrik ini dulunya dikenal sebagai kubu pemimpin lokal bernama Sharif Usman. Sharif mengelola wilayah tersebut di bawah persetujuan Kesultanan Sulu meskipun ia mengelola tempat tersebut di bawah kekuasaannya sendiri sebagai kepala suku yang independen.[1] Ia kemudian terlibat dalam perselisihan dengan penguasa kolonial Borneo Utara Britania setelah dituduh sebagai bajak laut dan terlibat dalam perdagangan budak, di mana ia terbunuh dalam pertempuran dengan yang terakhir dan seluruh bentengnya hancur.[2]
Pertempuran Marudu
suntingPada 19 Agustus 1845, terjadi pertempuran Marudu. Pasukan penyerang yang diketuai oleh dua orang Malaya-Serawak memimpin penyerangan. Mereka bergerak dalam dua divisi dan menyusuri sungai menuju hulunya. Kapten pasukan ini adalah Kapten Charles Talbot yang menyerang benteng yang saat ini sisa reruntuhanya bisa dikunjungi di tepi sungai Marudu.[3]
Demografi
suntingJumlah penduduk distrik Kota Marudu menurut sensus terakhir tahun 2010 adalah 66.374 jiwa.[4] Sebagian besar terdiri dari Dusun (dari suku Gobukon, Tobilung, Tagahas, Bunduliwan-Tinagas, Kimaragang-Sonsogon, Garo, Luba dan Talantang), Rungus, Bajau, Orang Sungai (Tambanuo) dan Cina (terutama Hakka). Seperti di distrik lain di Sabah, ada sejumlah besar imigran ilegal dari Filipina selatan, terutama dari Kepulauan Sulu dan Mindanao yang tidak termasuk dalam statistik populasi.[butuh rujukan]
Administratif
suntingDistrik Kota Marudu merupakan salah sebuah distrik yang terdapat dalam negara bagian Sabah.
Galeri foto
sunting-
Masjid Tandek.
-
Gereja Kota Marudu Basel.
-
Gereja Katolik St. Theresa.
-
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Goshen.
Referensi
sunting- ^ a b "Latar Belakang Daerah" [District Background] (dalam bahasa Melayu). Kota Marudu District Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2017. Diakses tanggal 19 Februari 2025.
- ^ Graham Saunders (5 November 2013). A History of Brunei. Routledge. hlm. 76–. ISBN 978-1-136-87394-2.
- ^ Rutter, Owen (1922). Sejarah Kalimantan, British North Borneo: catatan tentang sejarah, sumberdaya dan suku-suku asli. Yogyakarta: Diglossia Media. hlm. 142. ISBN 9786026466389.
- ^ "Population by ethnic group, Local Authority area and state, Malaysia" (PDF). Department of Statistics, Malaysia. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 February 2012. Diakses tanggal 19 Februari 2025.