Korps Bugis (bahasa Inggris: Bugis Corps, ejaan lama: Bugguesse Corps) adalah suatu pasukan pribumi yang pernah menjadi bagian dari pasukan Perusahaan Hindia Timur Inggris, pada masa Pemerintahan Inggris di Bengkulu (1685–1824).[1][2] Pasukan ini dipimpin seorang Kapten Bugis, dan mayoritas anggotanya ini direkut dari suku Bugis Wajo.[3] Penugasan pasukan diatur oleh Residen Inggris yang bermarkas di Benteng Marlborough, Bengkulu.[2][4] Pasukan dibubarkan setelah Traktat London (1824) ditandatangani, dan seluruh kekuatan Inggris meninggalkan Bengkulu pada bulan Maret 1825.[5][6]

Sejarah

sunting

Perusahaan Hindia Timur Inggris pada tahun 1685 mendirikan loji perdagangan di Bengkulu, dan segera saja menjalin perjanjian perdagangan dengan wilayah-wilayah sekitarnya di sepanjang pesisir barat daya Sumatra.[7] Pada dekade awal abad berikutnya, mereka pun berhasil mendominasi perdagangan setempat, mulai dari Air Manjunto, Bengkulu, di sebelah utara hingga ke Krui, Lampung, di sebelah selatan.[7] Korps Bugis adalah salah satu dari berbagai pasukan yang dibentuk untuk mengawasi perdagangan lada Perusahaan Hindia Timur Inggris dengan penduduk setempat.[8]

Pasukan ini pada awalnya berjumlah 112 orang,[9] dibentuk terutama dari keluarga dan para pengikut Daeng Ma'ruppa, seorang saudara muda penguasa Wajo yang sebelumnya berkelana ke Inderapura dan menikahi saudari Sultan Inderapura.[8] Diperkirakan turut bergabung pula dalam pasukan tersebut orang-orang Bugis dan Ambon yang merupakan para pengikut Orangkaya Lela, seorang pembesar di Inderapura sekaligus rekan dagang penting Perusahaan Hindia Timur Inggris.[8] Penugasan pasukan diatur oleh Residen Inggris yang bermarkas di Benteng Marlborough, Bengkulu.[2]

Para pemimpin Korps Bugis yang diketahui, antara lain:[8][10]

  • Sultan Endey (anak Daeng Ma'ruppa), 1688-1695
  • Sultan Selan atau Daeng Mabéla (adik Sultan Endey), 1695-....
  • Daeng Makkulle (anak Daeng Mabéla)
  • Daeng Ma'ruppa II (anak Daeng Makkulle, cicit Ma'ruppa I), ....-1792
  • Daeng Mabéla II (anak Daeng Ma'ruppa II), 1792-1825
  • Raden Temenggung Wiryadiningrat (menantu Daeng Makkulle, anak Cakraningrat IV dari Madura), 1774-....
  • Raden Miradiningrat atau Raden Tawang Alun (anak Raden Temenggung Wiryadiningrat), 1774-....

Ditanda-tanganinya Traktat London (1824) mengatur bahwa Inggris melepaskan klaim atas pantai barat Sumatra dan Belanda melepaskan klaim atas Singapura, Semenanjung Malaya, utara Kalimantan; sehingga keberadaan Korps Bugis tidak lagi diperlukan, sebab seluruh kekuatan Inggris diharuskan meninggalkan Bengkulu pada bulan Maret 1825.[5][6]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Bastin 1965, hlm. xxx.
  2. ^ a b c Harfield 1995, hlm. 402-403.
  3. ^ Kathirithamby-Wells 1977, hlm. 50, 99.
  4. ^ Backshall 2003, hlm. 492.
  5. ^ a b Harfield 1995, hlm. 511.
  6. ^ a b Kathirithamby-Wells 1977, hlm. 215.
  7. ^ a b Kathirithamby-Wells 1973, hlm. 240.
  8. ^ a b c d Kathirithamby-Wells 1973, hlm. 247-250.
  9. ^ Jennings, Lumsdaine & Presgrave 1822, hlm. 431-432.
  10. ^ Bangkahoeloe’s Blog 2009.

Referensi

sunting