Klan Hachisuka
Klan Hachisuka (蜂須賀氏 , Hachisuka-shi) adalah keturunan Kaisar Seiwa (850-880) serta cabang dari klan Ashikaga dan klan Shiba (Seiwa Genji).
Klan Hachisuka 蜂須賀氏 | |
---|---|
Asal | Owari Mino |
Markas | Ashikaga clan Shiba clan |
Gelar | Various |
Pendiri | Shiba Masaaki (Hachisuka Masaaki) |
Pemimpin terakhir | Hachisuka Mochiaki |
Kepala | Masako Hachisuka |
Tahun berdiri | 14th century |
Berkuasa hingga | 1871, Abolition of the han system |
Ashikaga Ieuji (abad ke-13), anak dari Ashikaga Yasuuji, adalah yang pertama kali mengambil nama Shiba. Para anggota keluarga Shiba adalah para shugo (gubernur) Echizen, Owari dan berbagai provinsi lainnya, dan mereka adalah salah satu dari ketiga keluarga (Shiba, Hosokawa and Hatakeyama) asal pemilihan Kyoto-kanryo (perdana menteri bagi shōgun) di masa keshougunan Ashikaga.
Shiba Masaaki, keturunan Shiba Takatsune (+ 1367), memapankan kedudukannya di Hachisuka, dekat sungai Kiso di perbatasan antara provinsi Owari dan provinsi Mino, maka dari itu ia mengambil nama Hachisuka.
Pada abad ke-16, klan Hachisuka menjadi terkemuka karena jasa kepala klan saat itu, Hachisuka Koroku. Mulanya pamannya menguasai puri Hachisuka, sedangkan ia tinggal di puri Miyaushiro yang merupakan rumah asli keluarga ibunya.[1] Koroku kemudian mengabdi pada klan Oda, dan berjasa besar dalam beberapa kemenangan awal Oda Nobunaga. Ia kemudian mengabdi pada Toyotomi Hideyoshi.
Anaknya, Iemasa, menerima kepemilikan tanah atas Domain Tokushima dari Hideyoshi. Sejak saat itu sampai berakhirnya zaman Edo, keluarga Hachisuka menjadi tuan atas Tokushima. Mereka kemudian menjadi salah satu dari sedikit klan yang mampu mempertahankan tanah yang sama sejak awal zaman Edo sampai berakhirnya zaman tersebut. Mereka juga berhasil mendapatkan mempertahankan pendapatan secara konstan sebesar 256,000 koku.
Pada akhir zaman Edo, klan Hachisuka menjadi perhatian nasional karena kepalanya saat itu, Hachisuka Narihiro, adalah anak dari shogun ke-11, Ienari.[2] Klan Hachisuka mendukung pemerintahan Kyoto selama Perang Boshin dan mengirim pasukan untuk berperang di daerah utara, selain juga melakukan tugas pengamanan di Edo (Tokyo). Klan tersebut menghadapi perpecahan internal setahun kemudian, dalam bentuk Pemberontakan Inada,[3] dan kemudian dibubarkan secara damai pada tahun 1873 bersama dengan semua han lainnya.
Setelah Restorasi Meiji, keluarga Hachisuka menjadi anggota kazoku, sistem kebangsawanan Jepang yang baru.
Leluhur
sunting- Kaisar Seiwa
- Pangeran Sadazumi
- Minamoto no Tsunemoto
- Minamoto no Mitsunaka
- Minamoto no Yorinobu
- Minamoto no Yoriyoshi
- Minamoto no Yoshiie
- Minamoto no Yoshikuni
- Minamoto no Yoshiyasu
- Ashikaga Yoshikane
- Ashikaga Yoshiuji (1189-1225)
- Ashikaga Yasuuji (1216-1270)
- Ashikaga Ieuji
- Shiba Muneie (b.1250)
- Shiba Muneuji
- Shiba Takatsune
Kepala Keluarga
sunting- Hachisuka Kagenari (anak dari Shiba Takatsune
- Masakazu (anak angkat)
- Masataka
- Masanaga
- Masaaki
- Masamori
- Masatoshi (d.1553)
- Hachisuka Masakatsu
- Hachisuka Iemasa
- Hachisuka Yoshishige
- Hachisuka Tadateru
- Hachisuka Mitsutaka
- Hachisuka Tsunamichi
- Hachisuka Tsunanori
- Hachisuka Munekazu
- Hachisuka Muneteru
- Hachisuka Muneshige
- Hachisuka Yoshihiro
- Hachisuka Shigeyoshi
- Hachisuka Haruaki
- Hachisuka Narimasa
- Hachisuka Narihiro
- Hachisuka Mochiaki
- Masaaki (1871-1932)
- Masauji Hachisuka
- Masako Hachisuka