Kecelakaan bus Tol Cipali Juni 2019
Kecelakaan bus terjadi di Jalan Tol Cikopo–Palimanan (Tol Cipali), Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pada 17 Juni 2019. Kecelakaan bus ini juga melibatkan tiga kendaraan lain, antara lain mobil Mitsubishi Xpander, Toyota Innova, dan Truk Mitsubishi.[1] Sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden ini.[2] Pada awalnya pihak kepolisian menduga kecelakaan disebabkan sopir bus yang mengantuk. Belakangan, pemeriksaan sejumlah saksi mengindikasikan terjadi sebuah insiden di kokpit bus sebagai pangkal kecelakaan maut tersebut.[3]
Kecelakaan bus Tol Cipali Juni 2019 | |
---|---|
Rincian | |
Tanggal | 17 Juni 2019 |
Waktu | 01.00 WIB |
Letak | Majalengka, Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Jalur | Jalan Tol Cikopo–Palimanan |
Operator | PO Safari Lux |
Pemilik | PT Safari Jaya Mandiri |
Layanan | Jakarta–Jawa Tengah |
Jenis kecelakaan | Tabrakan langsung |
Penyebab | Penyerangan supir oleh penumpang |
Statistik | |
Bus | Bus Safari Lux |
Kendaraan | Mitsubishi Xpander, Toyota Innova & Mitsubishi Truk |
Kru | 3 (2 supir dan 1 kernet) |
Meninggal dunia | 12 |
Luka-luka | 45 |
Kecelakaan
suntingPada 16 Juni 2019 pukul 21.00 WIB, Bus Safari Lux berangkat dari Terminal Pulogebang, Jakarta Timur dengan membawa tiga kru bus yang terdiri dari dua pengemudi dan seorang pembantu pengemudi serta membawa penumpang sejumlah 39 orang.[4] Sekitar pukul 01.00 WIB, 17 Juni 2019, saat bus melintasi Tol Cipali KM 150-900 Kertajati, terjadi insiden penyerangan seorang penumpang yang hendak merebut telepon genggam pengemudi.[4] Adanya insiden penyerangan oleh penumpang kepada pengemudi menyebabkan terganggunya konsentrasi pengemudi sehingga bus kemudian masuk median jalan dan menyeberang ke jalur berlawanan arah. Di situ bus menabrak kendaraan Innova, dan di belakangnya ada truk. Niat untuk menghindari kecelakaan mobil, truk itu terguling. Kemudian bus tetap melaju ke jalur lambat berlawanan arah hingga menabrak kendaraan Expander dan menindih kendaraan tersebut.[5]
Korban
suntingSebanyak 12 orang meninggal dunia akibat kecelakaan yang melibatkan empat kendaraan tersebut, masing-masing enam korban jiwa di mobil Mitsubishi Xpander, tiga korban jiwa di mobil Toyota Innova, dan tiga korban jiwa di bus Safari Lux.[6] Sebanyak 45 orang mengalami luka-luka dengan rincian satu orang luka parah dan dua orang luka ringan dari penumpang Innova, 10 luka berat, dan 32 luka ringan yang merupakan penumpang bus. Enam orang dikabarkan selamat. Para korban dirawat di dua rumah sakit terdekat, yakni Rumah Sakit Mitra Plumbon Cirebon dan Rumah Sakit Cideres Majalengka.[2]
Investigasi
suntingKomite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai lembaga yang bertugas melaksanakan investigasi kecelakaan transportasi di Indonesia[7] mengeluarkan laporan investigasi terkait insiden kecelakaan ini pada 7 Juli 2019.[8] Laporan investigasi menyebutkan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh salah satu penumpang bernama Amshor (29) yang berupaya merebut telepon seluler dari pengemudi bus sehingga mengganggu konsentrasi pengemudi yang menyebabkan kendaraan masuk ke jalur berlawanan (Cirebon arah Jakarta) dan menabrak beberapa kendaraan.[8]
Berdasarkan pemeriksaan lapangan yang diperkuat dengan pemeriksaan teknis oleh Penguji Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dan teknisi PT HINO, KNKT menyatakan bus masih memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, meskipun pada kursi penumpang tidak dilengkapi sabuk pengaman.[8]
Dalam laporannya, KNKT bersama perusahaan karoseri membahas agar ada kabin khusus untuk pengemudi bus dan beberapa kemungkinan desain tempat duduk sopir bus yang lebih aman demi mengurangi interaksi langsung dengan penumpang yang bisa mengganggu.[9] KNKT menyebut manajemen PT Safari Jaya Mandiri selaku pemilik bus PO Safari Lux belum memiliki sistem manajemen keselamatan secara tertulis kebijakan larangan penggunaan telepon genggam selama mengemudi belum pernah diterapkan oleh perusahaan sehingga KNKT mengarahkan agar pihak manajemen membuat edaran kepada seluruh pengemudi berupa larangan mempergunakan telepon genggam selama mengemudi.[9]
Pada 12 Juli 2019, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyatakan bahwa tersangka Amshor didiagnosis mengidap penyakit skizofrenia paranoid setelah sebelumnya menjalani proses observasi kejiwaan di Rumah Sakit Sartika Asih, Kota Bandung[10] dan tim Psikologi Polda Jabar dan Mabes Polri juga memeriksa psikologis tersangka pada 20 Juni 2019.[11] Amshor seolah-olah merasa sopir bus menerima panggilan telepon dari orang lain dan seakan-akan membicarakan rencana pembunuhan terhadap dirinya. Akibatnya, Amsor secara tiba-tiba berupaya untuk memberhentikan bus dengan cara melompat dan menduduki posisi sopir serta berusaha mengerem bus agar berhenti. Namun, akibatnya bus tidak terkendali dan malah menyeberang ke lajur berlawanan.[11]
Pihak kepolisian juga menyatakan bahwa penyidik telah memeriksa sejumlah ahli terkait kelanjutan proses hukum Amshor yang mengalami gangguan jiwa dan para ahli menyimpulkan perbuatan Amshor yang menyebabkan kecelakaan beruntun tidak dapat dipertanggungjawabkan.[10] Namun kepolisian saat itu belum memutuskan apakah akan mengeluarkan Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) terhadap kasus ini.[12]
Referensi
sunting- ^ Damanik, Caroline (ed.). "Warga Bekasi dan Tegal, Mayoritas Korban Tewas Kecelakaan Maut Tol Cipali". Kompas.com. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ a b Romdhon, Muhamad Syahri. Assifa, Farid, ed. "Kronologi Kecelakaan Maut yang Menewaskan 12 Orang di Tol Cipali". Kompas.com. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ Saragih, Soejono Eben Ezer. "Malam Maut di Tol Cipali". Kumparan. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ a b Hidayat, Mohammad Arief (9 Juli 2019). "KNKT: PO Safari Lux Belum Memiliki Sistem Keselamatan Tertulis". VIVA.co.id. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ JawaPos.com (17 Juni 2019). "Tabrakan Beruntun di Tol Cipali Sebabkan 12 Orang Tewas". JawaPos.com. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ Permadi, Agie. Rachmawati, ed. "Identitas 12 Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut di Tol Cipali". Kompas.com. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ Negara, Kementerian Sekretariat. "Komite Nasional Keselamatan Transportasi | Sekretariat Negara". www.setneg.go.id. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ a b c Ibrahim, Gibran Maulana. "Hasil Investigasi KNKT: Kecelakaan di Cipali karena Amshor Rebut HP Sopir Bus". detikcom. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ a b Ibrahim, Gibran Maulana. "Kecelakaan Maut Cipali, KNKT Ingin Kabin Khusus untuk Sopir Bus". detikcom. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ a b Satria, Jeffrie Nandy. "Polri: Amshor Penyerang Sopir Bus di Cipali Idap Skizofrenia". detikcom. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ a b Mediatama, Grahanusa (22 Juni 2019). Laoli, Noverius, ed. "Terungkap, ini penyebab penumpang serang sopir bus di Tol Cipali". Kontan.co.id. Diakses tanggal 13 April 2020.
- ^ Batubara, Puteranegara (12 Juli 2019). "Penyerang Sopir Bus yang Kecelakaan di Tol Cipali Gangguan Jiwa Berat". Okezone.com. Diakses tanggal 15 April 2020.