Kapal perusak Jepang Hayate (1925)
Hayate (疾風 , "Angin ribut") adalah kapal perusak kelas Kamikaze milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang beraksi di Perang Dunia II yang dibuat tahun 1920-an. Selama Perang Pasifik, dia ditenggelamkan oleh artileri pesisir milik Amerika Serikat pada Pertempuran Pulau Wake di bulan Desember 1941. Itu menjadikannya kapal perang Jepang pertama yang tenggelam pada Perang Dunia II. Hanya satu orang krunya saja yang selamat.
Hayate pada tahun 1925
| |
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jepang | |
Nama | Hayate |
Pembangun | Galangan kapal Ishikawajima |
Nomor galangan | Perusak No. 13 |
Pasang lunas | 11 November 1922 |
Diluncurkan | 24 Maret 1925 |
Selesai | 21 Desember 1925 |
Ganti nama | Hayate, 1 Agustus 1928 |
Nasib | Tenggelam pada 11 Desember 1941 |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | Kapal perusak kelas-Kamikaze (1922) |
Berat benaman |
|
Panjang |
|
Lebar | 9,1 m (29 ft 10 in) |
Sarat air | 2,9 m (9 ft 6 in) |
Tenaga |
|
Pendorong |
|
Kecepatan | 37,3 knot (69,1 km/h; 42,9 mph) |
Jangkauan | 3.600 nmi (6.700 km; 4.100 mi) pada 14 knot (26 km/h; 16 mph) |
Awak kapal | 148 orang [1] |
Senjata |
|
Catatan dinas | |
---|---|
Bagian dari: | Divisi Perusak ke-29 |
Operasi: | Pertempuran Pulau Wake |
Desain dan deskripsi
suntingKapal perusak kelas Kamikaze adalah versi perbaikan dari kelas Minekaze. Kapal-kapal dalam kelas ini memiliki panjang keseluruhan 1.025 meter (3.362 ft 10 in)[2] dan panjang perpendikuler 975 meter (3.198 ft 10 in). Mereka memiliki lebar 91 meter (298 ft 7 in), dan sarat air dari 29 meter (95 ft 2 in). Berat benaman mereka mencapai 1.422 ton metrik (1.400 ton panjang) untuk muat standar dan 1.747 ton metrik (1.719 ton panjang) untuk muat penuh.[3] Untuk bagian permesinan, mereka memiliki dua turbin uap Parsons (sebagian menggunakan Kampon), yang masing-masing menggerakkan satu poros penggerak menggunakan uap yang berasal dari empat pendidih tabung air Kampon.
Turbin tersebut dapat mengeluarkan tenaga sebesar 38.500 tenaga kuda poros (28.700 kW), dan dapat mendorong kapal hingga kecepatan 373 knot (691 km/h; 429 mph). Walau begitu, selama percobaan kapal-kapal dalam kelas ini dapat dengan nyaman mencapai kecepatan 387 hingga 392 knot (717 hingga 726 km/h; 445 hingga 451 mph).[4] Kapal-kapal ini dapat menampung hingga 420 ton metrik (413 ton panjang) bahan bakar minyak yang dapat memberi mereka tenaga untuk beroperasi sampai 3.600 mil laut (6.700 km; 4.100 mi) dengan kecepatan 14 knot (26 km/h; 16 mph). Kru mereka terdiri dari 148 perwira dan awak kapal.[1]
Persenjataan utama kapal perusak kelas Kamikaze terdiri dari empat buah meriam Tipe 3 kaliber 12-sentimeter (4,7 in) berlaras tunggal; satu buah di depan suprastruktur, satu buahdi antara dua cerobong asap dan dua buah terakhir di belakang kapal. Senjata dinomori "1" sampai "4" dari depan ke belakang. Kapal kelas ini juga dilengkapi dengan tiga pasang tabung torpedo 533-sentimeter (209,8 in); satu pasang berada di depan suprastruktur dan meriam depan sedankan dua lainnya berada di antara cerobong belakang dan suprastruktur belakang.
Pada awal Perang Dunia II, meriam No. 4 dan tabung torpedo belakang telah dicopot untuk ditukar dengan empat peluncur peledak kedalaman dan satu kapal dapat membawa hingga 18 buah peledak kedalaman. Selain itu, meriam anti-pesawat Tipe 96 25-milimeter (1,0 in) juga dipasang.[5] Perubahan ini meningkatkan berat benaman menjadi 1.499 ton panjang (1.523 t). Beberapa dari mereka ditambahkan senapan anti-pesawat 132 mm (5,2 in) Tipe 93 berlaras empat antara tiga belas sampai dua puluh pada bulan Juni 1944. Sayangnya, perubahan ini mengurangi kecepatan mereka menjadi 35 knot (65 km/h; 40 mph).
Konstruksi dan karier
suntingHayate mulai dibangun di Galangan kapal Ishikawajima di Tokyo pada 11 November 1922. Ia diluncurkan pada tanggal 24 Maret 1925 dan selesai pada 21 Desember 1925. Awalnya ia hanya disebut sebagai Perusak No. 13. Setelah jadi, kapal itu diberi nama Hayate pada 1 Agustus 1928.[6]
Pada saat penyerangan Pearl Harbor tanggal 7 Desember 1941, Hayate dimasukkan ke Divisi Perusak ke-29, dan menjadi anggota Skuadron Perusak ke-6, yang merupakan bagian dari Armada Keempat. Dia meluncur dari Kwajalein pada 8 Desember sebagai bagian dari pasukan invasi Pulau Wake. Kapal dalam invasi tersebut terdiri dari kapal penjelajah ringan Yūbari, Tenryū, dan Tatsuta, kapal perusak Yayoi, Kisaragi, Mutsuki, Hayate, Oite, dan Asanagi, dia perahu patroli Momi-class (Perahu Patroli No. 32 dan Perahu Patroli No. 33), dan dua kapal transportasi yang membawa 450 prajurit Pasukan Pendaratan Gabungan Khusus .
Ketika Jepang mendekati Pulau Wake pada dini hari tanggal 11 Desember, kapal perang mereka mulai membombardir pulau dari jarak 8.200 meter (9.000 yd) pada pukul 05:30. Karena tak satu pun dari enam senjata pertahanan pantai 5-inci (12,7 cm) Amerika Serikat yang membalas, Laksamana Sadamichi Kajioka (komandan pasukan invasi) memerintahkan kapal-kapalnya untuk mendekati pulau itu. Ia percaya bahwa senjata Amerika Serikat telah dihancurkan oleh serangan udara sebelumnya. Namun, Mayor James Devereux (komandan garnisun Marinir Amerika Serikat), telah memerintahkan anak buahnya untuk menahan tembakan sampai dia memberi perintah untuk melakukannya. Setelah kapal Jepang telah mendekat dengan jarak 4.100 meter (4.500 yd), ia baru memerintahkan para marini untuk menembaki pasukan Jepang. Baterai meriam L yang berada di Islet Peale, menghajar target terdekat mereka, yakni Hayate, dan menghantamnya dengan tiga salvo.[7] Setelah terjadi sebuah ledakan besar di bagian belakang, Hayate terbelah menjadi dua dan tenggelam dalam dua menit pada koordinat 19°16′N 166°37′E / 19.267°N 166.617°E, dua mil (3 km) barat daya dari Pulau Wake. Dilihat dari area ledakannya, diperkirakan selongsong peluru yang mengenainya meledakkan salah satu dari tabung torpedo di belakang, atau mungkin, peledak kedalaman pada buritan. Hanya satu orang dari 169 orang di atas kapal itu yang selamat.[8] Dia merupakan kapal perang Jepang pertama yang tenggelam pada Perang Dunia II. Karena cepat tumbangnya Hayate, serta dihujani tembakan meleset dekat kapal benderanya, Yūbari, Kajioka memerintahkan pasukannya untuk menjauhkan diri dari pulau tersebut.[9]
Kutipan
suntingReferensi
sunting- Gardiner, Robert & Gray, Randal, ed. (1984). Conway's All the World's Fighting Ships: 1906–1921. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-85177-245-5.
- Howarth, Stephen (1983). The Fighting Ships of the Rising Sun: The Drama of the Imperial Japanese Navy, 1895–1945. Atheneum. ISBN 0-689-11402-8.
- Jentschura, Hansgeorg; Jung, Dieter & Mickel, Peter (1977). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869–1945. Annapolis, Maryland: United States Naval Institute. ISBN 0-87021-893-X.
- Nevitt, Allyn D. (July 2014). "IJN Hayate: Tabular Record of Movement". Long Lancers. Combinedfleet.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 October 2015. Diakses tanggal 10 November 2015.
- Watts, Anthony J. & Gordon, Brian G. (1971). The Imperial Japanese Navy. Garden City, New York: Doubleday. OCLC 202878.
- Whitley, M. J. (1988). Destroyers of World War Two. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-326-1.
- Wukovits, John (2010). Pacific Alamo: The Battle for Wake Island. NAL: Caliber. ISBN 978-1-101-65818-5.