Kapal penjelajah Jepang Abukuma
Abukuma (阿武隈 ) adalah kapal keenam dan terakhir dari Angkatan laut Kekaisaran Jepang dalam kapal penjelajah ringan kelas Nagara, dan seperti kapal-kapal lain dari kelasnya, ia dimaksudkan untuk digunakan sebagai kapal bendera dari armada perusak. Namanya berasal dari Sungai Abukuma di Wilayah Tōhoku, Jepang. Dia menjadi saksi bisu kejadian Perang Dunia II seperti Serangan di Pearl Harbor dan di Pasifik, sebelum rusak parah dalam Pertempuran Selat Surigao pada bulan Oktober 1944, kemudian dibom dan ditenggelamkan oleh Pasukan Udara Angkatan Darat Amerika Serikat di lepas pantai Filipina.
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jepang | |
Nama | Abukuma |
Asal nama | Sungai Abukuma |
Dipesan | 1920 (tahun fiskal) (Rencana “Armada 8-6” 1918) |
Pembangun | Perusahaan Dok Uraga |
Pasang lunas | 8 Desember 1921 |
Diluncurkan | 16 Maret 1923 |
Mulai berlayar | 26 Mei 1925[1] |
Dicoret | 20 Desember 1944 |
Nasib |
|
Pra Perang Dunia 2
suntingAbukuma adalah anak bungsu dari keenam bersaudari kelas Nagara, yang lahir pada 16 Maret 1923 dan baru selesai disempurnakan pada 26 Mei 1925. Keterlambatan penunjukan penugasannya sampai 2 tahun ke depan disebabkan oleh Gempa Bumi Kanto. Lima tahun setelah penyempurnaannya, Abukuma mengalami kecelakaan karena menabrak Kitakami pada saat latihan manuver skala besar. Kitakami hanya rusak ringan, tetapi haluan depan Abukuma rusak parah sehingga ia harus menjalani perbaikan intensif yang membuat haluan depannya menjadi sedikit berbeda dengan para kapal penjelajah sekelasnya. Sebelum Perang Dunia 2 dimulai, Abukuma sudah berpartisipasi dalam Pertempuran Shanghai. Selama jangka waktu 1933 sampai dengan 1938, kemampuan Abukuma dalam pertahanan anti-pesawat dan serangan torpedo ditingkatkan dengan pesat.
Perang Dunia 2
suntingAbukuma ditunjuk sebagai kapal bendera untuk Skuadron Perusak 1 dan ikut serta dalam penyerangan ke Pearl Harbor, dimana ia ditugaskan untuk mengawal keenam kapal induk utama Kekaisaran Jepang (Akagi,Kaga, Sōryū, Hiryū, Shōkaku, dan Zuikaku), dua kapal tempur (Hiei dan Kirishima), dan dua kapal penjelajah berat (Tone dan Chikuma).[2] Setelahnya, Abukuma juga ikut berpartisipasi dalam invasi ke Rabaul, Britania Baru, dan Irlandia Baru; penyerangan ke Port Darwin dan Hindia Belanda, Indian Ocean Raid, Kampanye Kepulauan Aleut (Pertempuran Kepulauan Aleut & Pertempuran Kepulauan Komandorski). Sampai pada Juni 1944, Abukuma berubah menjadi kapal penjelajah spesialis anti-pesawat yang benar-benar berbeda dengan semua kakaknya, dengan total 43 senjata pertahanan udara terpasang di tubuhnya.
Selama empat bulan lamanya, Abukuma berada di perairan Jepang sebelum akhirnya diperintahkan segera bergabung dengan armada bantuan untuk Armada Nishimura di Pertempuran Selat Surigao dan berangkat dari Manila. Ia bergabung dengan sebuah armada yang terdiri dari dua heavy cruiser (Nachi dan Ashigara) dan tujuh kapal perusak. Namun, sebelum berhasil menyusul Armada Nishimura, posisi mereka sudah diketahui oleh enam kapal selam Amerika yang menyerang mereka lebih dulu dan memberitahukan adanya armada Jepang kedua kepada armada Amerika yang sudah menyergap Armada Nishimura di depan.
Sesampainya di sana, mereka disergap oleh satu skuadron PT Boat dan Abukuma terkena serangan torpedo yang menyebabkannya ketinggalan armadanya. Setelah dilakukannya perbaikan darurat, Abukuma segera menyusul mereka namun segera diperintahkan untuk lari ke Dapitan untuk mendapatkan perbaikan yang lebih baik lagi bersama dengan kapal perusak Ushio. Namun, pada 26 Oktober 1944, dua grup pesawat pembom Amerika menemukannya dan membombardirnya sehingga menimbulkan ledakan api merembet sampai ruang torpedonya yang menjadi penyebab utama karamnya Abukuma disana. Ushio kemudian menyelamatkan kapten beserta 283 kru Abukuma yang masih bisa diselamatkan.
Abukuma dicoret dari daftar angkatan laut pada 20 Desember 1944.[3]
Catatan kaki
suntingReferensi
sunting- Brown, David (1990). Warship Losses of World War Two. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-914-X.
- Boyd, David (2002). The Japanese Submarine Force and World War II. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-015-0.
- D'Albas, Andrieu (1965). Death of a Navy: Japanese Naval Action in World War II. Devin-Adair Pub. ISBN 0-8159-5302-X.
- Dull, Paul S. (1978). A Battle History of the Imperial Japanese Navy, 1941-1945. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-097-1.
- Gardner, Robert (1985). Conway's All the World's Fighting Ships, 1906–1921. Conway Marine Press. ISBN 0-85177-245-5.
- Jentsura, Hansgeorg (1976). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869-1945. Annapolis, MD: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-893-X.
- Lacroix, Eric; Linton Wells (1997). Japanese Cruisers of the Pacific War. Naval Institute Press. ISBN 0-87021-311-3.
- Stille, Mark (2012). Imperial Japanese Navy Light Cruisers 1941-45. Osprey. ISBN 1-84908-562-5.
- Whitley, M.J. (1995). Cruisers of World War Two: An International Encyclopedia. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-141-6.
- Cressman, Robert (2005). The Official Chronology of the U.S. Navy in World War II. Naval Institute Press. ISBN 1-55750-149-1.
Pranala luar
sunting- Parshall, Jon; Bob Hackett; Sander Kingsepp; Allyn Nevitt. "Imperial Japanese Navy Page (Combinedfleet.com): Nagara class".
- Parshall, Jon; Bob Hackett; Sander Kingsepp; Allyn Nevitt. "Imperial Japanese Navy Page (Combinedfleet.com): Abukuma Tabular Record of Movement".
- Nishida, Hiroshi. "Materials of IJN". Imperial Japanese Navy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-04. Diakses tanggal 2017-10-09.