Kain Lantung
Kain Lantung adalah kain buatan masyarakat Bengkulu. Kain ini digunakan sebagai pakaian pelindung selama masa penjajahan Jepang. Pembuatannya berkembang sejak tahun 1943 saat masa krisis ekonomi. Bahan pembuatannya adalah kulit pohon karet, ibuh, kayu terap atau kedui yang berumur tua. Alat yang digunakan adalah pemukul yang terbuat dari tanduk kerbau atau kayu keras dengan ukuran 40 × 10 cm. Bahan dipukul berulang kali hingga melebar dan menipis serta menjadi lembut dan rata. Lembaran ain kemudian dibersihkan dengan sapu lidi dan dikeringkan sebelum dibuat menjadi kain. Pembuatan kainnya dapat dilakukan dengan menjahit benang berbahan serat kulit kayu maupun dari getah pohon karet. Kain lantung dapat digunakan dalam bentuk kain, baju maupun celana.[1]
Referensi
sunting- ^ "Warisan Budaya Takbenda | Beranda". warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2020-09-18.