KRI Ardadedali (404)

kapal selam angkatan laut Indonesia

KRI Ardadedali (404) adalah sebuah kapal selam milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Kapal selam ini merupakan bagian dari kelas Chang Bogo yang ditingkatkan, identik dengan U-209.[1] KRI Ardadedali (404) tiba di Dermaga Kapal Selam Koarmada II Ujung, Surabaya, Jawa Timur pada 17 Mei 2018. Kapal selam tempur ini merupakan hasil produksi dari galangan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd, (DSME) Korea Selatan.[2] Kedatangan kapal selam ini disambut secara resmi oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi didampingi Panglima Komando Armada II Laksamana Muda TNI Didik Setiyono yang menjabat saat itu.[3]

Taruna Akademi Angkatan Laut Indonesia meninjau KRI Ardadedali di Surabaya, Februari 2021
Sejarah
Indonesia
Nama KRI Ardadedali
Asal nama Anak panah milik Arjuna
Dipesan 20 Desember 2011
Dihadiahkan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd
Pasang lunas 2014
Diluncurkan 24 Oktober 2016
Mulai berlayar 25 April 2018
Pelabuhan daftar Surabaya
Identifikasi 404
Status Aktif
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis kapal selam kelas Nagapasa
Berat benaman 1.400 ton
Panjang 613 meter (2.011 ft)
Lebar 62 meter (203 ft)
Sarat air 57 meter (187 ft)
Pendorong
  • 4 x Generator diesel MTU 12V493
  • 3,728 kW (5,000 shp)
Kecepatan
  • 11 knot (20 km/h; 13 mph) di permukaan
  • 215 knot (398 km/h; 247 mph) menyelam
  • Jangkauan
  • 11,000 nmi (20,372 km; 12,659 mi) pada 10 kn (19 km/h; 12 mph) saat di permukaan,
  • 8,000 nmi (14,816 km; 9,206 mi) pada 10 kn (19 km/h; 12 mph) snorkeling,
  • 400 nmi (740 km; 460 mi) pada 4 kn (7,4 km/h; 4,6 mph), saat menyelam
  • Daya tahan 50 hari
    Kedalaman uji coba 500 m (1.600 ft)
    Awak kapal 40 awak kapal
    Sensor dan
    sistem pemroses
    • Sistem manajemen pertempuran Kongsberg MSI-90U Mk 2
    • Sonar aktif dan pasif Atlas Elektronik CSU-90
    • Rangkaian sonar ELAC KaleidoScope 
    • Deretan sonar sayap
    • Sistem Pegasso RESM
    • Radar Aries
    • Sistem navigasi dan taktis terintegrasi ECPINS-W
    • Sistem manajemen platform terintegrasi MAPPS L3
    • Sistem navigasi inersia Sigma 40XP Safran
    • Periskop Hensoldt SERO 400 & OMS 100
    •  Penanggulangan torpedo akustik ZOKA
    Senjata
  • 8 × tabung torpedo 533 mm (21 in)
  • 14 Torpedo Black Shark
  • Nama "Ardadedali" yang diberikan untuk kapal selam ini diambil dari salah satu nama senjata panah yang dimiliki oleh tokoh wiracarita Mahabharata Arjuna.[2] Senjata panah Ardadedali (Ardhadhedhali) ini digambarkan memiliki ujung seperti burung dan memiliki jiwa. Paruh burung tersebut akan mematuk musuh yang ditujunya ketika dilepaskan.[4] Pemberian nama sekaligus peresmian kapal selam ini dilakukan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu pada 25 April 2018 di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd (DSME), Okpo, Korea Selatan.[5]

    Spesifikasi

    sunting

    KRI Ardadedali (404) memiliki panjang 613 meter (2.011 ft), diameter 62 meter (203 ft), dengan sarat air lambung kapal (draft) 57 meter (187 ft) yang mampu menampung 40 awak kapal. Kapal selam ini memiliki kecepatan mencapai 12 knot (22 km/h) di permukaan dan 21 knot (39 km/h) ketika menyelam. Untuk menunjang fungsi operasionalnya, kapal selam ini dirancang mampu berlayar lebih dari 50 hari. Bobot kapal selam ini saat berada di permukaan adalah 1.280 ton dan mencapai 1.400 ton saat menyelam. Dengan dukungan empat mesin diesel MTU 12V493, kapal selam ini memiliki jarak jelajah yang mampu mencapai 18,520 kilometer (10,000 nmi).[3]

    KRI Ardadedali (404) dilengkapi dengan peluncur torpedo berdiameter 53 cm dengan panjang 72 meter (236 ft), dan berat 2.000 kilogram dan juga memiliki peluru kendali penghancur kapal permukaan, yang merupakan modernisasi armada kapal selam Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.[6]

    Sejarah

    sunting

    Pembangunan kapal selam ini berawal dari kontrak yang disepakati pada 20 Desember 2011, meliputi pembelian dua kapal selam yang dibangun di Galangan DSME, Korea Selatan dan satu unit kapal selam lainnya dibangun di galangan PT PAL Indonesia (Persero), Surabaya sebagai perwujudan kerja sama transfer teknologi. Salah satu dari dua kapal selam yang dibuat di Galangan DSME, sudah selesai dibuat dan telah bergabung dengan kesatuan TNI-AL pada 2 Agustus 2017, yakni KRI Nagapasa (403). KRI Ardadedali (404) mulai berlayar berangkat dari Korea Selatan menuju Indonesia pada 25 April 2018.[7] Pembangunan kapal selam pertama yakni KRI Nagapasa (403) dilakukan oleh teknisi Korea Selatan, sementara pengerjaan kapal selam kedua yakni KRI Ardadedali (404) merupakan hasil kerja sama para teknisi Indonesia yang telah dilatih dan diluncurkan pada 24 Oktober 2016.[8]

    Komandan

    sunting
    1. Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu (2018-2021)
    2. Letkol Laut (P) Ansori, M.H., M.Tr.Hanla. (2021)
    3. Letkol Laut (P) Moh. Akbar, S.H. (2021-2022)
    4. Letkol Laut (P) Hendra Siregar, M.Tr.Opsla. (2022-Sekarang)

    Referensi

    sunting
    1. ^ Seto Ajinugroho (31 Maret 2019). "Prabowo Bandingkan Kapal Selam Indonesia Vs Singapura, Begini Spesifikasi dan Kemampuan Kedua Alutsista Bawah Laut Itu". Hot.Grid.id. Diakses tanggal 8 Januari 2020. 
    2. ^ a b Muhammad Hendartyo (19 Mei 2018). Dwi Arjanto, ed. "Kekuatan Kapal Selam KRI Ardadedali Baru Tiba dari Korea Selatan". Tempo.co. Diakses tanggal 8 Januari 2020. [pranala nonaktif permanen]
    3. ^ a b Friederich (20 Mei 2018). "Ketahuilah, Ini Spesifikasi Kapal Selam Terbaru Milik TNI AL". JPNN.com. Diakses tanggal 8 Januari 2020. 
    4. ^ "Pusaka Wayang: Panah Ardhadhedhali (Ardadedali)". Informasi Wayang Nusantara. Diakses tanggal 8 Januari 2020. [pranala nonaktif permanen]
    5. ^ "Kapal Selam KRI Ardadedali – 404 Resmi Perkuat TNI AL". Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. 25 April 2018. Diakses tanggal 9 Januari 2020. 
    6. ^ Agiesta, Fellyanda Suci (28 Mei 2018). Afrianti, Desy, ed. "Mengupas KRI Ardadedali, kapal selam sakti milik TNI AL". Merdeka.com. Diakses tanggal 8 Januari 2020. 
    7. ^ Bagus Ramadhan (28 April 2018). "Menanti Kedatangan KRI Ardadedali-404". Good News From Indonesia. Diakses tanggal 9 Januari 2020. 
    8. ^ Pratomo, Harwanto Bimo (12 April 2019). Pratomo, Harwanto Bimo, ed. "Alugoro-405 Cetak Sejarah, ini Kehebatan Kapal Selam Buatan Indonesia". Merdeka.com. Diakses tanggal 9 Januari 2020.