Jinheung dari Silla

Raja Jinheung (Hangul: 진흥왕, Jinheng Wang) adalah penguasa kedua puluh empat Silla, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea.[1] Ia menggantikan raja Beopheung (514–540) dan berkuasa dari tahun 540 hingga 576 (selama 35–36 tahun). Ia digantikan oleh raja Jinji (576–579). Jinheung adalah keponakan dari raja Beopheung. Raja Jinheung merupakan salah satu raja terhebat di Silla, dan bertanggung jawab untuk mengembangkan wilayah Silla dengan sangat besar. Ia dan Raja Seong, raja kedua puluh enam dari Baekje, bergelut satu dengan yang lainnya atas lembah Sungai Han. Jinheung memenangkan pergelutan itu dan mengembangkan wilayah Silla dengan sangat luas.

Jinheung dari Silla
Hangul
진흥왕
Hanja
眞興王
Alih AksaraJinheung wang
McCune–ReischauerChinhŭng wang


Naik Tahta

sunting

Raja Jinheung dari Silla naik tahta pada usianya yang masih muda (7 tahun) ketika yang mewarisi dan pamannya, Beopheung, wafat. Karena ia masih terlalu muda untuk memerintah sebuah kerajaan pada saat itu, ibunya bertindak sebagai walinya. Ketika ia mencapai usia yang cukup, ia mulai memerintah secara independen. Salah satu yang dikerjakannya ketika ia telah benar-benar menjadi raja Silla adalah menunjuk seorang pria bernama Kim Isabu sebagai Kepala Urusan Militer, yang terjadi pada tahun 541. Jinheung mengambil sebuah ketentuan perdamaian dengan negara tetangga, Kerajaan Baekje. Pada tahun 551, ia bersekutu dengan Baekje agar ia dapat menyerang kerajaan Korea di bagian utara Korea, Goguryeo. Hasil dari persekutuan ini menyerang Goguryeo ini adalah menguasai Sungai Han. Kerajaan Baekje dan Silla keduanya setuju untuk membagi wilayah yang dikuasai sama rata di antara mereka.

Ekspansi

sunting

Selama masa pemerintahan Raja Seong dari Baekje, Raja Jinheung bersekutu dengan Goguryo dan melancarkan sebuah serangan di lembah Sungai Han pada tahun 553. Di dalam persetujuan rahasia antara Silla dan Goguryeo, pasukan Silla menyerang pasukan Baekje yang kelelahan pada akhir tahun 553. Merasa dikhianati oleh Silla, Raja Seong menyerang pada tahun 554, tetapi tertangkap di dalam suatu penyergapan yang dipimpin oleh jenderal Silla dan dibunuh beserta dengan para pengikutnya. Raja Jinheung menjaga wilayah baru dengan lengan yang kokoh selama 7 tahun sebelum mengirim Jenderal Kim Isabu untuk menguasai Daegaya pada tahun 561. Raja Jinheung mengkonstruksikan sebuah monumen di dalam wilayah kekuasaan barunya dan mendirikan berbagai provinsi di area tersebut. Ia menundukkan semua pemberontakan dan melanjutkan perkembangan kultur di dalam kerajaannya. Pada tahun 576, Hwarang didirikan, dan mereka nantinya akan memainkan peranan besar di dalam penyatuan Tiga Kerajaan Korea.

Kematian dan Warisan

sunting

Raja Jinheung wafat pada tahun 576 pada usia muda, 43 tahun, setelah memerintah selama 37 tahun menguasai dan memajukan. Raja Jinheung digantikan oleh putra keduanya, Pangeran Geumryun, yang menjadi Raja Jinji dari Silla. Pangeran Geumryun mencuri tahta dan kemudian ia digulingkan oleh pejabat tinggi. Yang sebenarnya ditunjuk sebagai pewaris adalah cucu Raja Jinheung, Pangeran Baekjong, yang menjadi Raja Jinpyeong dari Silla.

Warisan

sunting

Prestasi Raja Jinheung untuk kerajaan yaitu mendirikan basis untuk penyatuan Korea. Ia dikenang oleh bangsa Korea pada hari ini sebagai salah satu pemimpin yang hebat dari Silla dan Korea.

Silsilah

sunting
 
Silsilah Keturunan Raja Jinheung

Referensi

sunting
  1. ^ Il-yeon: Samguk Yusa: Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Korea, diterjemahkan oleh Tae-Hung Ha dan Grafton K. Mintz. Jilid Satu, halaman 52. Silk Pagoda (2006). ISBN 1-59654-348-5.

Lihat Pula

sunting