Jembatan Pedamaran
Jembatan Pedamaran adalah nama jembatan yang terletak di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Indonesia. Jembatan Pedamaran merupakan jembatan kembar yang terdiri dari Jembatan Pedamaran I dan Jembatan Pedamaran II. Jembatan Pedamaran membentang di atas Sungai Rokan dari daerah Kecamatan Bangko menjangkau Pulau Pedamaran, Kecamatan Pekaitan. Jembatan ini telah berhasil memutus rentang jarak dan menjadi ikon pembangunan dengan membuka isolasi daerah yang sebelumnya terjadi di kecamatan-kecamatan seperti Pekaitan, Bangko Pusako, Pasir Limau Kapas, dan Kubu.[2]
Jembatan Pedamaran | |
---|---|
Moda transportasi | 2 jalur |
Melintasi | Sungai Rokan |
Lokal | Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau |
Nama resmi | Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II |
Karakteristik | |
Panjang total | 2.430,8 meter (7.975 ft) |
Lebar | 12 meter (39 ft) |
Tinggi maksimum | 12 meter (39 ft) |
Sejarah | |
Biaya konstruksi | Rp.750 miliar[1] |
Diresmikan | 20 Juni 2016 |
Lokasi | |
Pembangunan jembatan ini dimulai sejak tahun 2006 pada masa kepemimpinan Bupati Annas Maamun dan selesai pada tahun 2012. Peresmian jembatan dilakukan pada 20 Juni 2016 oleh Bupati Rokan Hilir, H. Suyatno dan dihadiri langsung oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman.[3][4]
Dengan diresmikannya Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II maka jaringan jembatan penting dan strategis di Kabupaten Rokan Hilir adalah:[5]
- Jembatan Jumrah, menghubungkan Kecamatan Rimba Melintang dengan Kecamatan Batu Hampar;
- Jembatan Ujung Tanjung, menghubungkan Kecamatan Tanah Putih dengan Kecamatan Rantau Kopar;
- Jembatan Sekapas, menghubungkan Kecamatan Pujud dengan Kecamatan Rantau Kopar;
- Jembatan Kubu, menghubungkan Kecamatan Pasir Limau Kapas dengan Kecamatan Kubu;
- Jembatan Sinaboi, menghubungkan Kecamatan Sinaboi dengan Kota Dumai;
- Jembatan Tanjung Medan, menghubungkan Kecamatan Pujud dengan Kabupaten Rokan Hulu;
- Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II, menghubungkan Kecamatan Bangko dengan Kecamatan Pekaitan dan Kecamatan Pasir Limau Kapas.
Latar belakang
suntingKondisi geografis Kabupaten Rokan Hilir dipengaruhi oleh keberadaan tujuh belas aliran sungai yang ada di wilayah ini dan sekaligus memiliki potensi bagi pengembangan kegiatan transportasi. Sungai Rokan merupakan sungai utama di Kabupaten Rokan Hilir, dengan panjang 350 km dan kedalaman 6–8 m, melintasi Kecamatan Bangko, Rimba Melintang, dan Tanah Putih bermuara ke laut lepas di Selat Malaka.[6]
Dilihat dari letak strategis dan kondisi geografis, Kabupaten Rokan Hilir serta kawasan pantai timur Provinsi Riau mulai dari Selatpanjang (Kabupaten Kepulauan Meranti)—Sungai Pakning (Kabupaten Bengkalis)—Kota Dumai—Sinaboi—Bagansiapiapi—Kubu—Panipahan (Kabupaten Rokan Hilir), berpotensi untuk berkembang dengan cepat. Dalam rangka mengantisipasi tuntutan perkembangan pembangunan dan kebutuhan transportasi di masa mendatang dan pengembangan wilayah Provinsi Riau khususnya Kabupaten Rokan Hilir serta upaya percepatan visi Riau 2020, maka perlu direncanakan pembangunan jembatan yang melintasi hilir Sungai Rokan di daerah Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir yang nantinya menghubungkan Sungai Pakning (Kabupaten Bengkalis)—Kota Dumai—Sinaboi—Bagansiapiapi—Jembatan Pedamaran I—Pulau Pedamaran—Jembatan Pedamaran II—Pekaitan—Kubu—Pasir Limau Kapas hingga Kota Tanjungbalai di Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan jembatan di hilir Sungai Rokan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari jaringan prasarana transportasi di wilayah pesisir timur Provinsi Riau, menghambat jalur penyelundupan di Selat Malaka sehingga dapat memberikan daya guna maksimal bagi upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Data teknis dan struktur jembatan
suntingData teknis dan struktur Jembatan Pendamaran I dan Jembatan Pedamaran II sebagai berikut:[6]
Data teknis Jembatan Pedamaran I | |
---|---|
Panjang | 1.020,80 m |
Lebar | 12 m |
Jumlah jalur | 2 X 4 m |
Pedestrian | 2 X 1,5 m |
Ruang vertikal | 12 m dari HWL |
Struktur Jembatan Pedamaran I dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:[6][7]
- Cable stay sebagai jembatan utama (main bridge) terdiri atas lima bentang dengan panjang masing-masing 63,4 m - 111 m - 111 m - 111 m - 63,4 m sehingga panjang totalnya adalah 459,8 m. lebar lantai jembatan adalah 14,95 m.
- Concrete box girder sebagai jembatan pendekat (approach bridge) terdiri atas sembilan bentang yang terbagi atas tiga bentang di sisi darat dan enam bentang di sisi pulau. Panjang masing-masing bentang adalah 20 m - 25 m - 20 m, sehingga panjang totalnya adalah 3 X 65 m atau 195 m. Lebar lantai jembatan adalah 12 m.
- Slab on pile pada oprit yang terdapat di sisi darat dan sisi pulau. Panjang struktur pada masing-masing sisi adalah 140,5 m dan 75,5 m sehingga panjang total slab on pile adalah 216 m. Lebar lantai jembatan adalah 17,5 m.
Data teknis Jembatan Pedamaran II | |
---|---|
Panjang | 1.410 m |
Lebar | 12 m |
Jumlah jalur | 2 X 3,5 m |
Pedestrian | 2 X 1,0 m |
Ruang vertikal | 12 m dari HWL |
Struktur Jembatan Pedamaran II dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:[6]
- Cable stay sebagai jembatan utama (main bridge) terdiri atas lima bentang dengan panjang masing-masing 63,4 m - 111 m - 111 m - 111 m - 63,4 m sehingga panjang totalnya adalah 459,8 m. Lebar lantai jembatan adalah 12,95 m.
- Concrete box girder sebagai jembatan pendekat (approach bridge) terdiri atas dua belas bentang yang terbagi atas tujuh bentang di arah utara dan lima bentang di arah selatan. Panjang masing-masing bentang adalah 21 m - 25 m - 21 m - 52,6 m - 92,4 m - 92,4 m - 52,6 m sehingga panjang totalnya adalah 2 X 357,2 m atau 714,4 m. Lebar lantai jembatan adalah 10 m.
- Slab on pile pada oprit yang terdapat di sisi utara dan sisi selatan jembatan. Panjang struktur pada masing-masing sisi adalah 19,05 m sehingga panjang total slab on pile adalah 38,1 m. Lebar lantai jembatan adalah 10 m.
Tahapan pembangunan
suntingTahapan atau kronologis pembangunan Jembatan Pedamaran I dan II sebagai berikut:[6]
- Tahun 2006: Penyusunan studi kelayakan pembangunan jembatan hilir Sungai Rokan
- Tahun 2007: Perencanaan teknis DED dan pembangunan jembatan hilir Sungai Rokan
- 5 Maret 2008: Penetapan Perda No.2 Tahun 2008 tentang Pengikatan Dana Anggaran dengan Tahun Jamak pembangunan Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II
- 23 Mei—25 November 2008: Proses tender kontraktor pelaksana
- 5 Desember 2008: Kontrak pelaksanaan fisik Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II
- 24 Desember 2012: Konstruksi pembangunan Jembatan Pedamaran I selesai dalam waktu 1.114 hari kalender
- Desember 2013: Penyelesaian konstruksi pembangunan Jembatan Pedamaran II
Kontraktor pelaksana proyek pembangunan Jembatan Pedamaran ini adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk.[2]
Insiden
suntingPada 7 September 2021, sebuah kapal ponton pembawa material menabrak Jembatan Pedamaran II, mengakibatkan beberapa tiang penyangga Jembatan Pedamaran II rusak dan tinggal menyisakan kerangka besinya saja.[8] Insiden tabrakan ini diduga karena ikatan ponton terlepas atau putus saat merapat di dermaga tempat membongkar material. Karena terbawa arus deras, ponton menabrak tiang jembatan di dua lokasi, bagian pier 3 dan 1. Di bagian pier 3, terjadi kerusakan 11 tiang dan pada pier 1 ada satu tiang rusak, sehingga total terdapat 12 tiang yang mengalami kerusakan atau patah.[9]
Setelah insiden tabrakan, hasil rapat antara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Riau dengan Direktur Jembatan, Direktur Jenderal Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR, diputuskan bahwa Jembatan Pedamaran untuk sementara akan ditutup total untuk perbaikan langsung, dengan biaya perbaikan jembatan akan ditanggung pihak kontraktor selaku pemilik kapal ponton yang menabrak jembatan.[10]
Referensi
sunting- ^ "Jembatan Pedamaran Hanya Bisa Dilintasi Sepeda Motor dan Mobil Bertonase Ringan". Riau One. 04 Januari 2015. Diakses tanggal 20 April 2017.
- ^ a b "Jembatan Pedamaran, Ikon Pembangunan dan Pembuka Keterisoliran". Riau Online. 12 Agustus 2016. Diakses tanggal 12 April 2017.
- ^ "Jembatan Pedamaran I dan II Diresmikan (Ikon Kabupaten Rokan Hilir)". Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Riau. 20 Juli 2016. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ Dedi Dahmudi (11 September 2016). "Bupati Resmikan 2 Ikon Rohil Jembatan Padamaran I dan II". Antara Riau. Diakses tanggal 12 April 2017.
- ^ "Laporan Koordinasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Bangko Tahun Anggaran 2013" (PDF). Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir-Badan Perencanaan Pembangunan. November 2012: 2-5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-04-15. Diakses tanggal 14 April 2017.
- ^ a b c d e "Executive Summary Jembatan Pedamaran I dan Pedamaran II" (PDF). Bappeda Kabupaten Rokan Hilir. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-04-12. Diakses tanggal 12 April 2017.
- ^ "Jembatan Pedamaran I Yang Telah Selesai Dibangun". Produk Unggulan Rohil. 13 Mei 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-12. Diakses tanggal 12 April 2017.
- ^ "Ditabrak Ponton, Kendaraan Berat Dilarang Melintas Jembatan Padamaran". Riau Pos. 10 September 2021. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ "Ahli Konstruksi Sarankan Jembatan Padamaran Ditutup". Riau Pos. 11 September 2021. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ "Jembatan Padamaran Ditutup Total". Riau Pos. 22 September 2021. Diakses tanggal 22 September 2021.