Java Pacific Film

perusahaan asal Indonesia

Java Pacific Film (atau Java Pasific Film) adalah sebuah perusahaan produksi film berumur pendek yang memiliki kontribusi besar terhadap sinema Indonesia tahun 1930-an.

Latar belakang

sunting

Pada 1934 dan awal 1935, semua film fitur yang dirilis di Hindia Belanda disutradarai The Teng Chun, diadaptasi dari mitologi Tiongkok atau seni bela diri, dan ditargetkan pada penonton kelas bawah, umumnya orang Tionghoa-Indonesia.[1] Situasi ini tercipta akibat Depresi Besar, sehingga pemerintah Hindia Belanda menaikkan pajak, para pengiklan meminta bayaran lebih mahal, dan bioskop menjual karcis lebih murah. Hal ini menjamin adanya margin laba yang sangat rendah bagi perfilman lokal. Pada masa itu, bioskop di Hindia Belanda umumnya menayangkan film-film Hollywood.[2]

Sejarah

sunting

Java Pacific Film didirikan tahun 1934 di Bandung,[3] Hindia Belanda oleh jurnalis Belanda-Indonesia Albert Balink bekerja sama dengan Wong Bersaudara. Balink, yang ingin menargetkan penonton kelas atas, mendapat bantuan modal untuk perusahaan baru ini. Ia memegang kendali JPF, sedangkan Wong Bersaudara membeli studio dan perlengkapan film perintisnya. Studio bekas pabrik tepung tapioka ini memiliki perlengkapan penyuntingan film yang sederhana, beberapa gedung untuk tempat tinggal karyawan, dan teras yang dikelilingi pohon untuk penyuntingan.[4] Cerobong asapnya bertuliskan inisial perusahaan, JPF.[4] Film pertama mereka adalah dokumenter tentang Gunung Merapi yang berjudul De Merapi Dreight (1934).[5]

Pembuat film asal Belanda Mannus Franken diboyong ke negara ini pada tahun 1934 untuk membantu pembuatan film Pareh antara 1934 dan 1936.[6] Franken sebelumnya berhasil mengangkat kariernya dalam pembuatan film dokumenter di Belanda.[7] Pembuatan Pareh memakan 75.000 gulden; aktor Rd. Mochtar digaji 250 gulden per bulannya.[8] Meski gagal sehingga membuat produser dan perusahaan bangkrut,[9] Pareh dianggap berhasil mengalihkan fokus sinema Indonesia dari film beralur Tiongkok ke film bercita rasa lokal. Film ini juga dipuji karena kualitas sinematik[10] dan audionya tinggi.[11][12]

Pengganti

sunting

Balink mengumpulkan dana dari berbagai sponsor dan mendirikan Sindikat Perfilman Hindia Belanda (Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat, atau ANIF) pada akhir 1936.[13] Perusahaan milik pemerintah ini[14] melibatkan semua aktor utama dari JPF.[15] Setelah membuat beberapa film berita dan dokumenter,[13] pada tahun 1937 mereka memproduksi film Terang Boelan yang sukses besar di pasaran.[16] Tahun 1938, ANIF merilis dokumenter Tanah Sabrang karya Franken, lalu ditutup pada tahun 1940.[17]

Referensi

sunting
  1. ^ Biran 2009, hlm. 380–381.
  2. ^ Biran 2009, hlm. 145.
  3. ^ "Java Pacific Film bij Film in Nederland". EYE Film Institute Netherlands. Diakses tanggal 24 July 2012. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ a b Biran 2009, hlm. 156.
  5. ^ Biran 2009, hlm. 165.
  6. ^ Roberts, Martin (2000). "Indonesia: The Movie". Dalam Hjort Mette. Cinema and Nation. Scott MacKenzie. Psychology Press. hlm. 162–76. ISBN 9780415208635. Diakses tanggal 23 July 2012. 
  7. ^ Biran 2009, hlm. 159.
  8. ^ Biran 2009, hlm. 162.
  9. ^ Biran 2009, hlm. 161–62.
  10. ^ Gray, Gordon (2010). Cinema: A Visual Anthropology. Oxford: Berg. ISBN 978-1-84520-793-9. 
  11. ^ "Pareh, een rijstlied van Java". filmmuseum.nl. Amsterdam: EYE Film Institute Netherlands. 20 October 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-23. Diakses tanggal 23 July 2012. 
  12. ^ Prayogo, Wisnu Agung (2009). "Sekilas Perkembangan Perfilman di Indonesia [An Overview of the Development of Film in Indonesia]" (dalam bahasa Indonesian). Kebijakan Pemerintahan Orde Baru Terhadap Perfilman Indonesia Tahun 1966–1980 [New Order Policy Towards Indonesian Films (1966–1980)] (Tesis Bachelour's of History Thesis). University of Indonesia. 
  13. ^ a b Biran 2009, hlm. 165–166.
  14. ^ Sen, Krishna; Hill, David T. (2006). Media, Culture and Politics in Indonesia. Equinox. hlm. 138. ISBN 9789793780429. Diakses tanggal 24 July 2012. 
  15. ^ Biran 2009, hlm. 167–168.
  16. ^ Slobin, Mark (2008). Global Soundtracks: Worlds of Film Music. Wesleyan UP. hlm. 217. ISBN 9780819568823. Diakses tanggal 24 July 2012. 
  17. ^ "Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat (ANIF)". Jakarta City Government (dalam bahasa Indonesian). Jakarta City Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-25. Diakses tanggal 25 July 2012. 

Daftar pustaka

sunting