Jaranan Buto adalah kesenian Kuda Lumping yang berkembang di Banyuwangi, Jawa Timur. Jaranan Buto memiliki persamaan dengan Jaranan Turonggo Yakso dari Trenggalek

Tentang Jaranan Buto

sunting
 
Seorang Bomoh Berpakaian adat Ponorogo melakukan ritual Jaranan Buto Sebelum pertunjukan

Jaranan Buto di Banyuwangi telah ada di Banyuwangi pada tahun 1930 yang merupakan kesenian Jaranan Turonggo Yakso dibawa oleh Orang - orang dari Trenggalek yang diangkut oleh pihak Belanda sebagai pekerja perkebunan di Banyuwangi. Jaranan Turonggo Yakso di Banyuwangi tetap dilestarikan keturunan orang-orang Trenggalek di banyuwangi hingga beberapa generasi.

 
Kostum penari Jaranan Buto Terbaru

karena penduduk Banyuwangi sulit melafalkan Jaranan Turonggo Yakso yang dari bahasa jawa Krama Inggil, maka disebutlah dengan Jaranan Buto yang diambil dari bahasa jawa Krama Ngoko sama-sama memiliki arti yang sama, Kuda Berbentuk Buta.[1]

Jaranan Buto yang ada di banyuwangi dengan Jaranan turonggo yakso di trenggalek tidak ada perbedaan sama sekali, barulah pada tahun 2010 dimasa kepimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas yang menggencarkan budaya dan pariwisata Banyuwangi dibuatkan kostum yang mencerminkan identitas banyuwangi, yakni penunggang kuda buto berkostum dan berias seperti buto yang menggambarkan sosok legendari Banyuwangi, Minak Jinggo.[2]

selain itu juga dimasukanlah kesenian Barongan Kemiren kedalam jaranan Buto sehingga pada pertunjukannya lebih meriah dan ramai, semakin kuat Jaranan Buto menjadi identitas baru di Banyuwangi. Meskipun Jaranan Buto sudah menggunakan kostum yang berbeda dengan Jaranan Turonggo Yakso, tetapi dari gerakan dan iringan musik masih sama hingga terjadinya kesurupan, proses penyembuhan dilakukan oleh bomoh yang berpakaian warok ponorogo.

Penyebaran

sunting

Di pulau Jawa, Jaranan Buto banyuwangi hanya bisa dapat ditemukan di Banyuwangi saja, tetapi dapat ditemukan luar jawa seperti Sumatera dan Kalimantan, juga di Malaysia. TKI Indonesia yang berasal dari Banyuwangi membuat kesenian grup Jaranan Buto dengan Nama "Sekar Wangi", sering tampil di berbagai kegiatan acara Malaysia maupun Indonesia, Yang terkesan saat menghibur pada pernikahan anak dari Kepala Polis Malaysia[3]

Referensi

sunting
  1. ^ Tim, Peneliti (2013). Turonggo Yakso, Berjuang untuk sebuah eksistensi. 
  2. ^ "Sejarah Dan Makna Tari Jaranan Buto". 2021. 
  3. ^ "Jaranan Buto Banyuwangi yang Semakin Mendunia". Detik .com.