Huwen op Bevel
Huwen op Bevel (juga dikenal dengan judul Terpaksa Menikah) adalah sebuah film romansa Hindia Belanda (sekarang Indonesia) tahun 1931. Disutradarai G. Kruger dan diproduseri Tan's Film, film ini mengisahkan sepasang kekasih yang nyaris terpisah tetapi berhasil bersatu. Ini adalah film terakhir yang disutradarai Kruger. Film ini tergolong gagal di pasaran dan hilang dari peredaran.
Huwen op Bevel | |
---|---|
Sutradara | G. Kruger |
Produser |
|
Sinematografer | Tembang Ketjapi |
Perusahaan produksi | |
Tanggal rilis |
|
Negara | Hindia Belanda |
Bahasa | Melayu |
Alur
suntingSeorang intelek muda Indonesia jatuh cinta dengan seorang gadis. Meski si gadis mencintainya, ia sudah telanjur dijodohkan dengan seorang lelaki yang lebih tua dan sudah naik haji. Pada akhirnya, mereka berhasil mempertahankan hubungan mereka dan bersatu.[1]
Produksi
suntingHuwen op Bevel disutradarai oleh sutradara Indo G. Kruger dan diproduseri Kruger bekerja sama dengan Tan Khoen Yauw dari Tan's Film. Sejarawan film Indonesia Misbach Yusa Biran berpendapat bahwa Kruger, yang film terakhirnya Karnadi Anemer Bangkong (1930) diproduksi di Krugers Filmbedrijf miliknya di Bandung, kehabisan dana saat memproduksi film ini dan mulai bekerja pada Tan;[2] ia menyalahkan kegagalan Karnadi Anemer Bangkong.[3] Bersamaan dengan pengerjaan Huwen op Bevel yang ia tangani sinematografinya, Kruger juga menjadi kameramen untuk Njai Dasima karya Tan yang disutradarai Bachtiar Effendi.[4]
Dialog film ini menggunakan bahasa Melayu.[5] Lagu-lagunya dinyanyikan oleh grup keroncong Tembang Ketjapi.[6]
Rilis dan tanggapan
suntingHuwen op Bevel dirilis pada tahun 1931.[1] Beberapa sumber menyebutkan tahun 1932.[7][8] Film ini ditayangkan di Batavia (sekarang Jakarta) pada bulan Agustus,[1] Medan pada akhir September[9] dan Surabaya pada pertengahan Oktober.[10] Dalam iklannya, film ini disebut-sebut bersuara sepenuhnya dan menyertakan musik dan nyanyian. Iklan-iklan selanjutnya membandingkan film ini dengan film Tan, Njai Dasima.[8] Film ini diiklankan sebagai film suara pertama di Hindia Belanda dan dibenarkan oleh beberapa catatan terkini.[11] Tetapi Biran menulis bahwa film Kruger sebelumnya, Karnadi Anemer Bangkong, sudah bersuara duluan.[12]
Huwen op Bevel mendapat sambutan negatif. Ulasan di Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië menyebut film ini kekurangan kontras dan sinkronisasi suaranya jelek; sang kritikus menyimpulkan bahwa "memutar engkol [kamera] saja tidak cukup; seorang pembuat film harus menguasai tekniknya".[a][1] Film ini gagal di pasaran[4] dan menjadi film terakhir Kruger. Ia meninggalkan Hindia Belanda pada tahun 1936 dan menetap di Hong Kong sampai meninggal dunia tahun 1937.[7]
Huwen op Bevel bisa jadi tergolong film hilang. Antropolog visual Amerika Serikat Karl G. Heider menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.[13] Akan tetapi, Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di Sinematek Indonesia dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di Netherlands Government Information Service.[14] Beberapa ulasan kontemporer mengusulkan terjemahan judulnya dalam bahasa Indonesia, salah satunya Nika Terpaksa.[15] Sumber-sumber lain menerjemahkannya menjadi Terpaksa Menikah.[7][8]
Catatan penjelas
sunting- ^ Original: "Het draaien aan een zwengel is bii het opnemen van films niet voldoende, men moet ook de film-techniek meester zijn"
Catatan kaki
sunting- ^ a b c d Het Nieuws 1931, Film-critieken.
- ^ Biran 2009, hlm. 76.
- ^ Biran 2009, hlm. 138.
- ^ a b Biran 2009, hlm. 98.
- ^ Soerabaijasch Handelsblad 1931, (Untitled).
- ^ Het Nieuws 1931, (untitled).
- ^ a b c Biran 2009, hlm. 143.
- ^ a b c Filmindonesia.or.id, Terpaksa Menika.
- ^ De Soematra Post 1931, Kunst en Vermakelijkheden.
- ^ De Indische Courant 1931, Bioscopen.
- ^ De Soematra Post 1931, Filmnieuws.
- ^ Biran 2009, hlm. 137.
- ^ Heider 1991, hlm. 14.
- ^ Biran 2009, hlm. 351.
- ^ De Indische Courant 1931, (untitled).
Referensi
sunting- "Bioscopen". De Indische Courant (dalam bahasa Dutch). Surabaya. 17 October 1931. hlm. 2. Diakses tanggal 7 February 2013. [pranala nonaktif permanen]
- Biran, Misbach Yusa (2009). Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa (dalam bahasa Indonesian). Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council. ISBN 978-979-3731-58-2.
- "Film-critieken. „Huwen op Bevel."". Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië (dalam bahasa Dutch). Batavia: NV Mij tot Expl. van Dagbladen. 11 August 1931. hlm. 5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-02. Diakses tanggal 7 February 2013.
- "Filmnieuws. Inlandsche Films". De Soematra Post (dalam bahasa Dutch). Medan: J. Hallermann. 3 October 1931. hlm. 5. Diakses tanggal 7 February 2013. [pranala nonaktif permanen]
- Heider, Karl G (1991). Indonesian Cinema: National Culture on Screen. Honolulu: University of Hawaii Press. ISBN 978-0-8248-1367-3.
- "Kunst en Vermakelijkheden". De Soematra Post (dalam bahasa Dutch). Medan: J. Hallermann. 30 September 1931. hlm. 7. Diakses tanggal 7 February 2013. [pranala nonaktif permanen]
- "Terpaksa Menika". filmindonesia.or.id (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Konfidan Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-07. Diakses tanggal 7 February 2013.
- "(untitled)". De Indische Courant (dalam bahasa Dutch). Surabaya. 19 October 1931. hlm. 11. Diakses tanggal 7 February 2013.[pranala nonaktif permanen]
- "(untitled)". Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië (dalam bahasa Dutch). Batavia: NV Mij tot Expl. van Dagbladen. 11 August 1931. hlm. 7. Diakses tanggal 7 February 2013.[pranala nonaktif permanen]
- "(untitled)". Soerabaijasch Handelsblad (dalam bahasa Dutch). Surabaya: Kolff & Co. 17 October 1931. hlm. 11. Diakses tanggal 7 February 2013.[pranala nonaktif permanen]