Hubungan Kazakhstan dengan Korea Selatan

Hubungan Kazakhstan dengan Korea Selatan adalah hubungan internasional antara Kazakhstan dengan Korea Selatan.

Hubungan Kazakhstan dengan Korea Selatan
Peta memperlihatkan lokasiKazakhstan and South Korea

Kazakhstan

Korea Selatan

Hubungan diplomatik kedua negara dibuka pada tanggal 28 Januari 1992, sesaat setelah kemerdekaan Kazakhstan. Hubungan bilateral kedua negara telah tumbuh dengah stabil sejak saat itu. Kerjasama kedua negara telah tumbuh di bidang politik, ekonomi, dan pendidikan. Keberadaan kurang-lebih 100.000 etnis Korea yang tinggal di Kazakhstan memperkuat hubungan di antara kedua negara.[1]

Sejarah

sunting

Korea Selatan dan Kazakhstan secara resmi membuka hubungan mereka pada bulan Januari 1992. Setelah itu Korea Selatan membuka kedutaan besarnya di Almaty, dan pada tahun 1996 Kazakhstan membuka kedutaan besarnya di Seoul.[2]

Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev telah secara melakukan dua kali kunjungan resmi ke Korea Selatan, pada tahun 1995 dan pada tahun 2003. Pada tahun 2004, presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun mengunjungi Kazakhstan. Presiden setelahnya, Lee Myung-bak, mengunjungi Kazakhstan pada tahun 2009.[3] Pejabat-pejabat lainnya, termasuk menteri-menteri dan wali kota-wali kota, saling mendatangi kedua negara secara reguler.[1]

Economi

sunting
 
Kedutaan Besar Kazakhstan di Seoul, Korea Selatan

Sejak kemerdekaannya, hubungan ekonomi Korea Selatan dan Kazakhsan semakin mendalam, dimana Kazakhstan menjadi sekutu dagang terpenting Korea Selatan di Asia Tengah.[4] Perusahaan-perusahaan Korea telah menginvestasikan lebih dari $2 miliar di Kazakhstan, dan investor Korea Selatan memiliki aset di lebih dari 300 perusahaan di Kazakhstan.[5] Pada tahun 2008 [[Kookmin Bank](ko)], salah satu bank terbesar di Korea selatan, membeli 30% saham Center Credit Bank di Kazakhstan dengan nilai kurang lebih $634 juta.[6]

Ekspor utama Korea Selatan ke Kazakhstan termasuk mobil, television, dan peralatan elektronik lainnya. Kazakhstan utamanya mengekspor bahan-bahan mentah seperti tembaga dan seng ke Korea Selatan.[1]

Perusahaan Korea juga terlibat dalam industri minyak Kazakhstan. Konsorsium Proyek Minyak Kaspia Korea (The Korean Consortium of the Caspian Oil Project), yang dipimpin oleh Perusahaan Minyak Nasional Korea dan diikuti oleh SK Group(ko), LG Group, Samsung, dan Daesung Group(ko), terlibat dalam pengembangan ladang minyak Zhambyl yang terletak di Laut Kaspia. Dalam perjanjiannya, konsorsium tersebut memilik 27% dari hak pengeboran, dengan opsi untuk membeli hingga 50% hak pengeboran, tergantung dengan apa yang ditemukan setelah eksplorasi lebih lanjut. Ladang minyak tersebut diperkirakan menyimpan 1 juta barrel minyak mentah.[7][8]

Pada bulan Mei 2009 kedua negara menandatangani perjanjian penanaman model Korea di sektor energi dan teknologi Kazakhstan dengan total nilai lebih dari $5 miliar. Perjanjian tersebut termasuk dengan investasi sebesar $2.5 miliar oleh perusahaan-perusahaan Korea Selatan untuk pembangkit listrik baru di Kazakhstan selatan. Kedua perusahaan, Korea Electric Power Corporation dan Samsung C&T akan menguasai 65% dari pembangkit listrik tersebut, yang dijadwalkan selesai pada tahun 2014.[3]

Budaya dan pendidikan

sunting

Pada tahun 2005 Asosiasi Studi Kazakhstan di Korea (AKSK) dibentuk sebagai respon kunjungan presiden Korea Selatan, Roh, ke Kazakhstan. Asosiasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral di antara kedua negara sekaligus meningkatkan studi akademik tentang perbedaan etnis di Kazakhstan.[9]

Koryo-saram

sunting

Pada akhir tahun 1930an ribuan orang Korea di Uni Soviet dideportasi ke Asia Tengah, dengan maksud mencegah aktivitas mata-mata Jepang. Orang-orang ini kemudian dikenal sebagai Koryo-saram (Hangul고려사람; Hanja高麗人; RRGoryeo-saram; ko:고려인; Orang-orang Goryeoeksonim dari Korea). Diperkirakan kurang-lebih 100.000 etnis Korea masih hidup di wilayah Kazakhstan.[1] Keberadaan etnis Korea ini membantu memperkuat hubungan di antara kedua negara.[10]

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting