Guru Gembul
Guru Gembul adalah seorang aktivis, kritikus, guru, dan pembuat konten asal Indonesia, yang dikenal dengan konten ilmiah dan filsafat sosialnya. Argumennya tentang fenomena sosial dan kritiknya tentang sistem pendidikan di Indonesia menjadikannya salah satu tokoh publik yang cukup kontroversial di Indonesia.
Guru Gembul | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Lahir | Bandung, Jawa Barat, Indonesia | |||||||||
Almamater | Universitas Pendidikan Indonesia | |||||||||
Pekerjaan | ||||||||||
Informasi YouTube | ||||||||||
Kanal | ||||||||||
Tahun aktif | 2019 — sekarang | |||||||||
Pelanggan | 1,29 juta[1] (2 September 2024) | |||||||||
Total tayang | 236.597.382 kali[1] (2 September 2024) | |||||||||
| ||||||||||
Diperbarui: 2 September 2024 | ||||||||||
Kehidupan
suntingKehidupan Guru Gembul sangat tertutup dan identitas aslinya masih misterius. Guru Gembul diduga bernama asli "Johan Riyadi", "Jafar Rohadi", atau "Jafar Riyadi", namun hal ini kemudian dibantah langsung olehnya. Ia diketahui merupakan lulusan dari Universitas Pendidikan Indonesia.[4] Guru Gembul menyatakan bahwa ia adalah seorang pengajar di salah satu sekolah di Bandung, sementara pendapatan per bulan dari kanal YouTube-nya diperkirakan mencapai $1.7K sampai $27.2K atau jika dirupiahkan sekitar Rp26.134.100 sampai Rp372.026.600. Dengan demikian, penghasilannya dalam setahun sekitar $20.4K sampai $326.1K atau jika dirupiahkan sekitar Rp313.609.200 sampai Rp5.013.135.300.[5]
Aktivitas
suntingGuru Gembul memulai kariernya di YouTube dan membuat video pembahasan mengenai ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat sosial, dan teori konspirasi. Pemikirannya tentang Islam moderat dan kritiknya terhadap komunitas-komunitas keagamaan di Indonesia membuat kontennya cukup diminati di Indonesia.[6] Guru Gembul menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang Sunni ataupun Syiah, dan bahwa dirinya tidak mengikuti aliran Islam manapun.[7] Sebagai akibat dari kritiknya terhadap "kaum Habaib" yang diterjemahkan sebagai orang-orang yang menghormati para habib, Guru Gembul dituduh sebagai seorang ekstremis.[8]
Konfliknya dengan Bahar bin Smith, salah satu habib dan ulama Indonesia, dimulai ketika Guru Gembul memperhatikan bahwa Bahar tidak bisa membaca kitab kuning, perangkat teks pendidikan berbahasa Arab dalam kurikulum Islami yang umum digunakan di pesantren di Indonesia, dengan benar.[9][10] Guru Gembul menyayangkan hal ini, dan menyebut Bahar bin Smith sebagai "ulama gadungan", serta meragukan nasab Bahar sebagai seorang habib yang dihormati.[11] Guru Gembul kemudian menyoroti penggunaan hadis palsu dalam pernyataan Bahar yang menegaskan bahwa ia benar-benar keturunan dari nabi Islam Muhammad.[12][13] Rhoma Irama dan Zein Assegaf, tokoh publik lain yang saat itu juga berkonflik dengan Bahar, menyetujui pernyataan Guru Gembul, menyayangkan hal ini terjadi kepada seorang ulama.[14] Lebih lanjut, Rhoma dan Guru Gembul menantang Bahar untuk membuktikan keaslian nasabnya melalui tes DNA, hal ini membuat Bahar tersinggung, menyatakan bahwa ia bisa saja menyanggupinya, namun dengan sejumlah syarat.[15]
Dalam sebuah seminar di Bandung, Guru Gembul mengkritik sistem pendidikan di Indonesia, dan mendorong perubahan pada sistem pendidikan.[16] Ia juga mengkritik pemberian gaji rendah terhadap guru-guru di Indonesia, yang menurutnya hal inilah yang memicu penurunan kualitas pendidikan Indonesia.[17]
Kontroversi
suntingPada tahun 2023, sebagai akibat kritiknya terhadap guru dan pendidikan di Indonesia, lima aktivis pendidikan melayangkan surat terbuka berisi somasi kepada Guru Gembul atas pernyataannya dalam gelar wicara pendidikan nasional yang ditayangkan di BTV edisi 1 Juni 2023. Para aktivis menilai pernyataan Guru Gembul tentang kompetensi guru telah melecehkan profesi guru. Dalam klarifikasinya, Guru Gembul mengatakan bahwa dirinya hanya mengkritik Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang menyiapkan para guru, lebih lanjut menyatakan bahwa pernyataannya telah disalahpahami dan tidak seharusnya berujung pada somasi.[18] Masalah ini kemudian diselesaikan dengan damai, dengan semua pihak sepakat bahwa "hanya sebagian guru yang tidak kompeten".[19]
Pada tahun 2024, Guru Gembul pernah menyatakan,
Semua sistem indrawi kita ini sering bohong atau dikibulin atau eror, kalau begitu maka dia tidak layak, tidak cocok untuk menjadi sumber informasi yang terpercaya.
Pernyataan ini membuat seorang alumnus Universitas Minnesota, Abdul Muin Banyal berkomentar bahwa indra manusia memang terbatas, namun keterbatasan itu bukan malah membuat indra manusia tidak layak dijadikan sumber informasi terpercaya seperti yang dikatakan oleh Guru Gembul. Menurut Abdul Muin, justru keterbatasan itulah yang mendorong manusia untuk menciptakan alat bantu yang bisa kita gunakan untuk memperluas indra manusia, bahkan setelah manusia membuat alatnya, manusia masih harus menggunakan indra mereka untuk mengamati fenomena di sekitar mereka.[20][butuh sumber nonprimer]
Referensi
sunting- ^ a b "About guru gembul". YouTube.
- ^ "GURU GEMBUL BUKA PECI DAN KACAMATA : 100.000 SUBCRIBER". guru gembul. YouTube. 11 Februari 2021. Diakses tanggal 2 November 2023.
- ^ "REFLEKSI 1 JUTA PELANGGAN GURU GEMBUL CHANNEL. SAYA DAH PUNYA HATERS". guru gembul. YouTube. 2 November 2023. Diakses tanggal 2 November 2023.
- ^ Suara.Com, M. Reza Sulaiman (2024-07-15). "Pendidikan Guru Gembul, Youtuber yang Sering Komentari Dunia Pendidikan". suara.com. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ Rusdi, Febriadi (2023-09-18). Nurhayati, Desi, ed. "Mengenal YouTuber Guru Gembul dan Hasil Pendapatannya Di YouTube". Info Indonesia. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ Ardiansyah, Muhammad (2024). "Representasi islam moderat dalam kanal youtube Guru Gembul perspektif teori fungsi interpretasi Hermeneutika Jorge J.E Gracia". UIN Sunan Ampel Surabaya.
- ^ Sugianto, Enjang. "Di Podcast Macan Idealis, Guru Gembul: Sunni dan Syiah sama-sama bid'ah, saya tidak bermazhab! - Purwakarta Online". Purwakarta Online. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ Sohib, Ben (2024-06-04). "Ekstremitas Guru Gembul, Matinya Kepakaran dan Intoleransi Komunitas Habaib". Islami[dot]co (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ "Tak Bisa Baca Kitab Kuning, Guru Gembul Sebut Bahar Bin Smith Habib Palsu!". Bebasbaru. 2024-06-21. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ Lufaefi (Juni 2024). "Singgung Kemampuan Baca Kitab Kuning Habib Bahar bin Smith, Guru Gembul Tak Sepenuhnya Percaya Habib Bahar Ulama". Akurat. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ "Berani Blak-blakan Bilang Habib Bahar bin Smith Ulama Gadungan, Terungkap Siapa Sosok Guru Gembul Sebenarnya, Ternyata…". www.tvonenews.com. 2024-07-03. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ "Heboh Habib Bahar dan Hadis Palsu: Guru Gembul Ungkap Fakta Mengejutkan | 1tulah News". 2024-07-02. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ Pangul, R. J. (2024-07-02). "Parah! Demi Bela Silsilah Keturunan Nabinya, Habib Bahar Gunakan Hadis Palsu". info pertama. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ "Sosok Ini Ikut Tuding Habib Bahar bin Smith Sesat: Mirip Orang-orang Penyembah Pohon". suara.com. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ "Persoalan Nasab Rasulullah SAW Dibahas lagi, Rhoma Irama Setuju Habib di Tes DNA, Bahar bin Smith Tegas Ajukan Syarat ini". www.tvonenews.com. 2024-06-19. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ Wijaya, Stefani (Mei 2023). BW, ed. "Guru Gembul Dorong Perubahan Dunia Pendidikan". BeritaSatu. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ "Guru Gembul: "Saya Gaji Gede dari YouTube, Gaji Ngajar Cuma 200 Ribu per Bulan"". KOMPASIANA. 2023-11-26. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ DIN, ed. (Juni 2023). "Somasi Guru Gembul Berakhir Damai". BeritaSatu. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ Putra, Ferdy Soegito. "Guru vs Guru Gembul Berakhir Damai, Sepakat Hanya Sebagian yang Tidak Berkompeten - Koran Gala". Koran Gala. Diakses tanggal 2024-08-19.
- ^ Bawah Pohon Science (2024-08-23), MISKONSEPSI GURU GEMBUL SAAT BAHAS SCIENCE PART 1, diakses tanggal 2024-08-24