Globalisasi militer

Globalisasi militer adalah peningkatan jangkauan proyeksi kekuasaan militer mlewat kemajuan organisasi dan teknologi militer dan peningkatan hubungan strategis sistem kawasan dan sistem global. Sama seperti globalisasi ekonomi, globalisasi militer melibatkan integrasi sebuah sistem secara strategis dalam bentuk jaringan aliansi. Berlawanan dengan globalisasi ekonomi dan sosial-budaya, integrasi strategis menghasilkan pemusatan (sentralisasi) di bawah komando tunggal.

Globalisasi militer dapat dilacak hingga catatan sejarah lama yang menunjukkan bukti pertumbuhan daerah di bawah kendali militer terpusat. Negara mulai berperang dengan negara di sekitarnya, dan perang mendorong integrasi dan pemusatan kawasan. Ada beberapa periode perluasan intensif yang menggambarkan pola keseimbangan bersela; periode stabil panjang disela oleh transisi singkat menuju sistem yang lebih luas (Zaman Amarna dan Zaman Poros).

Tahap paling ekspansif terjadi pada masa Columbus (1492-sekitar 1900). Revolusi teknologi perang sekitar tahun 1900 mengakibatkan berkurangnya waktu proyeksi kekuasaan di seluruh dunia secara drastis dan memungkinkan terjadinya perang dunia. Pada abad ke-20, tahap integrasi strategis dan pemusatan terjadi secara intens seperti yang dibuktikan oleh jaringan aliansi militer global pimpinan Amerika Serikat.

Berlawanan dengan globalisasi globalisasi ekonomi dan sosial-budaya, topik globalisasi militer-politik belum diteliti secara luas sebelum tahun 2007. Pada tahun itu, sejarawan Max Ostrovsky membahas hal ini dalam buku Y = Arctg X: The Hyperbola of the World Order.

Ostrovsky menulis bahwa, berbeda dengan globalisasi ekonomi dan sosial-budaya, globalisasi militer-politik tidak hanya melibatkan kesaling-terkaitan dan saling ketergantungan sistem global, tetapi juga berkurangnya kutub politik[1] dan pemusatan kekuasaan strategis. Aliansi-aliansi militer utama terintegrasi dan terkoordinasi secara strategis oleh komando tunggal Amerika Serikat (sistem hub-and-spoke). Ostrovsky menggambarkan globalisasi militer-politik dengan menampilkan grafik wilayah terbesar di bawah kendali strategis terpusat.[2] Grafik tersebut menampilkan kurva hiperbola dengan rumus Y = Arctg X. Semakin ke belakang, grafiknya semakin mendekati angka nol; semakin ke depan, grafiknya semakin mendekati luas planet Bumi. Dalam skala waktu panjang, "globalisasi" seolah menggambarkan peningkatan drastis jangka pendek antara dua jangka yang lebih panjang—prasejarah dan sejarah "keplanetan" atau "dunia".[3]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Lihat unipolaritas dan polaritas
  2. ^ Max Ostrovsky, Y = Arctg X: The Hyperbola of the World Order, (Lanham; University Press of America, 2007), p 363.
  3. ^ Chinese Philosopher K'ang Yu-wei and his German colleague Karl Jaspers independently designed three perfectly corresponding stages of history; the first and second both called prehistory and history; the third K'ang called "world history" and Jaspers "planetary history" (K'ang Yu-wei, The One World Philosophy, (tr. Lawrence G. Thompson, London: 1958), p 79; Karl Jaspers, The Origin and Goal of History, (London: Yale University Press, 1949), p 196. More on the nature and meaning of globalization see in Max Ostrovsky Y = Arctg X: The Hyperbola of the World Order, (Lanham; University Press of America, 2007).