Gereja Paoay
Gereja Santo Agustinus dari Paoay (bahasa Spanyol: Iglesia de San Agustín de Paoay), atau lebih dikenal sebagai Gereja Paoay, adalah sebuah gereja Katolik Roma di Paoay, Ilocos Utara, Filipina. Gereja yang selesai dibangun pada tahun 1710 ini terkenal dengan arsitektur khasnya berupa penopang besar di samping dan belakang bangunan utama. Situs ini ditetapkan sebagai Pusaka Budaya Nasional oleh pemerintah Filipina pada tahun 1973 dan Situs Warisan Dunia UNESCO dengan nama bersama Gereja-Gereja Barok Filipina pada tahun 1993.[1]
Gereja Paoay | |
---|---|
Gereja San Agustin dari Paoay Iglesia de San Agustín de Paoay | |
Koordinat: 18°3′41.33″N 120°31′17.72″E / 18.0614806°N 120.5215889°E | |
18°3′41.5″N 120°31′17.5″E / 18.061528°N 120.521528°E | |
Lokasi | Paoay, Ilocos Utara |
Negara | Filipina |
Denominasi | Katolik Roma |
Sejarah | |
Didirikan | 1686 |
Pendiri | Bapa Antonio Estavillo |
Dedikasi | Santo Agustinus dari Hippo |
Arsitektur | |
Status | Gereja paroki |
Status fungsional | Akfif |
Penetapan warisan | Pusaka Budaya Nasional, Situs Warisan Dunia UNESCO |
Ditetapkan | 1973, 1993 |
Arsitek | Bapa Antonio Estavillo |
Tipe arsitektur | Gereja |
Gaya | Barok |
Peletakan batu pertama | 1694 |
Selesai | 1710 |
Spesifikasi | |
Panjang | 110 meter (360 ft) |
Lebar | 40 meter (130 ft) |
Jumlah kubah | Tidak ada |
Jumlah menara | 1 |
Jumlah puncak menara | 15 |
Bahan bangunan | Koral dan batu bata |
Administrasi | |
Keuskupan Agung | Nueva Segovia |
Keuskupan | Laoag |
Klerus | |
Uskup Agung | Marlo Mendoza Peralta |
Uskup | Renato P. Mayugba |
Nama resmi | Gereja San Agustin (Paoay) |
Bagian dari | Gereja-gereja Barok Filipina |
Kriteria | Kebudayaan: (ii)(iv) |
Nomor identifikasi | 677bis-003 |
Pengukuhan | 1993 (Sesi ke-17) |
Perluasan | 2013 |
Sejarah
suntingGereja Paoay mulai dibangun pada tahun 1694 oleh biarawan Agustinian Pastor Antonio Estavillo, dan rampung pada tahun 1710 lalu ditahbiskan kembali pada tahun 1896.[2] Beberapa bagian gereja rusak akibat gempa bumi 1865 dan 1885 tetapi berhasil dipugar atas prakarsa Ibu Negara Imelda Marcos.[3]
Arsitektur
suntingGereja Paoay adalah contoh utama dari arsitektur "barok gempa" peninggalan Spanyol di Filipina,[2] di mana gaya Barok Eropa dipadukan dengan arsitektur tahan gempa melalui penggunaan penopang besar di sisi dan belakang bangunan gereja. Pemilihan arsitektur tersebut berangkat dari banyaknya gereja di Filipina yang rusak karena gempa bumi. Bagian dinding dan fasad dibuat dengan sentuhan arsitektur Jawa, sehingga tampak menyerupai Candi Borobudur di Indonesia.[4]
Penopang
suntingFitur yang paling mencolok dari Gereja Paoay adalah 24 penopang besar[5] dengan tebal sekitar 1,67 meter (5,5 ft)[3] di samping dan belakang bangunan gereja. Penopang yang memanjang dari dinding luar ini merupakan solusi untuk mengatasi dampak gempa yang destruktif. Penopang yang berbentuk seperti tangga di samping gereja sengaja dibuat untuk memudahkan akses ke bagian atap.[2]
Dinding
suntingDinding gereja terbuat dari koral di bawahnya dan batu bata di atasnya.[2] Perekat yang digunakan merupakan campuran pasir dan kapur dengan air tebu yang direbus dengan daun mangga, kulit dan jerami padi.[2] Dindingnya dirancang dengan arsitektur Jawa.[4]
Fasad
suntingFasad yang terbuat dari batu berbentuk seperti pedimen besar yang muncul dari tanah dan dibangun condong ke depan. Pilaster dan cornice masing-masing membagi fasad secara vertikal dan horizontal. Pengaruh Gotik terlihat dalam penggunaan finial sementara pedimen segitiga menunjukkan pengaruh Tiongkok.[5][6] Fitur celah, relung, roset dan lambang Agustinian juga dapat ditemukan.[2] Fasad tersusun dari batu bata di bagian bawah dan koral di bagian atas.[1]
Menara lonceng
suntingDi dekat fasad terdapat sebuah menara lonceng dari koral setinggi tiga lantai yang dibangun terpisah dari gedung utama gereja di sisi kanan dengan penampilan menyerupai pagoda.[2][6] Fondasi menara itu diletakkan pada tahun 1793.[3] Menara lonceng berdiri agak jauh dari gereja sebagai pencegahan dari kerusakan akibat gempa bumi.[1] Bangunan ini pernah dijadikan pos pengamatan oleh pejuang revolusioner Filipina saat melawan penjajah Spanyol pada tahun 1898 dan oleh gerilyawan Filipina ketika menghadapi Jepang pada Perang Dunia II.[5][7] Menurut sejarawan, menara lonceng juga berfungsi sebagai penanda status sosial penduduk setempat. Di mana lonceng akan berbunyi lebih keras dan lebih sering ketika seorang dari keluarga terpandang sedang menikah. Jika orang miskin yang menikah, lonceng akan berdentang lebih pelan dan lebih jarang.[8]
Pemugaran
suntingBeberapa proyek pemugaran Gereja Paoay diupayakan oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Pemerintah daerah Ilocos Utara melalui sebuah resolusi sedang mengupayakan pembangunan kembali biara gereja yang kini telah runtuh dan penguatan kembali bangunan gereja.[9]
Restorasi bagian luar gereja dimulai oleh NHCP pada kuartal kedua tahun 2019 dan selesai pada Juni 2020. Pekerjaan difokuskan pada dinding dan penyangga batu. Vegetasi dihilangkan dari bagian luar untuk mencegah pengikisan batu dan hilangnya kapur perekat. Perbaikan struktural utama dilakukan di tangga menara lonceng. Seluruh atap juga tak luput dari rehabilitasi.[10]
Pengakuan
suntingBerdasarkan Keputusan Presiden No. 260, Gereja Paoay dinyatakan sebagai Pusaka Budaya Nasional oleh pemerintah Filipina pada tahun 1973.[11] Gereja ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO bersama dengan Gereja Santo Agustinus di Manila; Gereja Nuestra Señora de la Asuncion di Santa Maria, Ilocos Selatan; dan Gereja Paroki Tomas de Villanueva di Miagao, Iloilo pada 11 Desember 1993.[1]
Referensi
sunting- ^ a b c d "Baroque Churches of the Philippines". UNESCO World Heritage Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-19. Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ a b c d e f g Gaspar, Roger (1996). "Earthquake Baroque: Paoay Church in the Ilocos". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2008. Diakses tanggal 26 November 2021.
- ^ a b c Bagaforo, Nelson (20 April 2011). "Historic churches of Ilocos Norte". Sun.Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Oktober 2014. Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ a b "The historic Paoay Church". 28 Mei 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-08. Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ a b c Aquino, Mike (15 Mei 2013). "Touring the oldest churches in the Philippines". Yahoo News Philippines. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ a b Villalon, Augusto. "16th to 19th Century Church Architecture in the Philippines". National Commission for Culture and the Arts. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 April 2015. Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ "Centuries-old Paoay Church to Get Facelift Soon". 9 Maret 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-29. Diakses tanggal 26 November 2021.
- ^ "St. Augustine Church in Paoay". vigattintourism.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-25. Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ "Restoration of Paoay church pushed". The Philippine Star. 23 Juni 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ Magcamit, Yann (22 Juni 2020). "This UNESCO heritage site just got restored, and now you can visit it via video". Nolisoli (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-15. Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ "Presidential Decree No. 260 August 1, 1973". The Lawphil Project. Arellano Law Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-24. Diakses tanggal 7 November 2021.