Gempa mars adalah gempa yang terjadi di planet Mars. Seperti di Bumi, gempa di planet Mars berupa guncangan pada permukaan atau kerak Mars yang diakibatkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba di bagian dalam planet. Sebagaimana gempa di Bumi, gempa di Planet Mars juga disebabkan aktivitas lempeng tektonik. Gempa ini mungkin juga berasal dari titik panas vulkanik seperti Olympus Mons atau Tharsis Montes. Deteksi dan analisis gempa Mars bisa menjadi informasi penting untuk menyelidiki struktur bagian dalam Mars, serta mengidentifikasi keaktifan gunung berapi atau aktivitas vulkanik di planet Mars.

Gambar ini menunjukkan perisai angin dan termal kubah InSight, yang menutupi sebuah seismometer. Foto ini diambil pada hari Mars ke-110, atau sol 110, pada misi InSight NASA. Seismometer ini merupakan bagian dari Seismic Experiment for Interior Structure, atau SEIS yang dijalankan oleh NASA.

Gempa telah diamati dan didokumentasikan dengan baik di Bulan, dan terdapat bukti adanya gempa masa lalu di Venus. Namun, gempa Mars tidak diamati secara pasti hingga tahun 2019.[1] Terdapat bukti kuat bahwa Mars di masa lalu lebih aktif secara seismik, dengan strip magnetik yang jelas terlihat di sebagian besar wilayah Mars selatan. Garis-garis magnetik di Bumi sering kali merupakan tanda dari suatu wilayah dengan kerak yang sangat tipis yang membelah dan menyebar, membentuk daratan baru di celah-celah yang memisah secara perlahan; seperti Punggung tengah Atlantik. Namun, tidak ada kisaran punggung semacam ini yang ditemukan dengan jelas di Mars. Hal ini menunjukkan bahwa gempa di mars mungkin saja disebabkan aktivitas non-seismik.

Sistem ngarai sepanjang 4.000 km (2.500 mil), Valles Marineris, diperkirakan merupakan sisa dari sesar geser Mars kuno.[2] Namun, meskipun patahan ini mungkin dulunya aktif, hingga saat ini tidak diketahui apakah patahan ini masih aktif atau telah "terkunci" di tempatnya.

Upaya penelitian

sunting
 
Gempa Mars akibat sebuah patahan aktif di planet Mars

Upaya pertama untuk mendeteksi aktivitas seismik di Mars adalah melalui program Viking pada tahun 1975, meskipun pendarat dioperasikan selama beberapa tahun, seismometer yang dipasang di atas wahana pendarat tidak dapat mendeteksi aktivitas seismik yang jelas, karena angin bertiup terlalu kencang di Mars.[3] Kemungkinan juga terdapat gempa Mars yang gagal dideteksi oleh seismograf misi ini.[4] Perangkat Viking 2 mengumpulkan data selama 2.100 jam (89 hari) data yang berasal lebih dari 560 sol waktu jelajah modul pendarat.[5] Sebelumnya, wahana pendarat dalam program Viking 1 gagal mengirimkan data apa pun karena terjadi masalah saat mengaktifkan seismometer.[5] Saat sol 80 misi Viking 2, sebuah guncangan tercatat di seismograf. Namun, tidak ada data kecepatan angin, sehingga sukar untuk memastikan apakah guncangan itu disebabkan angin atau bukan.[5]

Upaya terakhir penelitan gempa Mars adalah misi InSight yang diprakarsai NASA. Wahana pendarat InSight Mars, diluncurkan pada bulan Mei 2018, dan mendarat di Mars pada 26 November 2018. Wahana ini menggunakan seismometer yang disebut Seismic Experiment for Interior Structure (SEIS) yang mulai bekerja pada 19 Desember 2018 untuk mendeteksi gempa mars dan menganalisis struktur interior Mars. Seandainya tidak ada peristiwa seismik yang terdeteksi, seismometer ini diharapkan cukup sensitif untuk mendeteksi kemungkinan beberapa lusin meteor yang menyebabkan ledakan udara serta dampak meteorit di atmosfer Mars setiap tahunnya.[6] Wahana ini juga akan menyelidiki bagaimana kerak dan mantel Mars merespons dampak meteorit, yang memberikan petunjuk tentang struktur bagian dalam planet.[7][8][9]

Referensi

sunting
  1. ^ Greicius, Tony (2021-04-01). "NASA's InSight Detects Two Sizable Quakes on Mars". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-16. Diakses tanggal 2021-07-24. 
  2. ^ Yin, A. (4 June 2012). "Structural analysis of the Valles Marineris fault zone: Possible evidence for large-scale strike-slip faulting on Mars". Lithosphere. 4 (4): 286–330. Bibcode:2012Lsphe...4..286Y. doi:10.1130/L192.1 . Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-26. Diakses tanggal 21 November 2018. 
  3. ^ Greicius, Tony (28 March 2018). "'Marsquakes' Could Shake Up Planetary Science". NASA (dalam bahasa Inggris). NASA. Jet Propulsion Laboratory. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-25. Diakses tanggal 21 November 2018. 
  4. ^ Lorenz, Ralph D.; Nakamura, Yosio; Murphy, James R. (November 2017). "Viking-2 Seismometer Measurements on Mars: PDS Data Archive and Meteorological Applications". Earth and Space Science. 4 (11): 681–688. Bibcode:2017E&SS....4..681L. doi:10.1002/2017EA000306 . 
  5. ^ a b c Lorenz, Ralph D. (2013). "Viking Seismometer Record: Data Restoration and Dust Devil Search".
  6. ^ Stevanović, J.; Teanby, N. A.; Wookey, J.; Selby, N.; Daubar, I. J.; Vaubaillon, J.; Garcia, R. (9 January 2017). "Bolide Airbursts as a Seismic Source for the 2018 Mars InSight Mission". Space Science Reviews. 211 (1–4): 525–545. Bibcode:2017SSRv..211..525S. doi:10.1007/s11214-016-0327-3. 
  7. ^ "NASA and French Space Agency Sign Agreement for Mars Mission" (Siaran pers). NASA. 10 February 2014. Diakses tanggal 11 February 2014. 
  8. ^ Boyle, Rebecca (4 June 2015). "Listening to meteorites hitting Mars will tell us what's inside". New Scientist. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-05. Diakses tanggal 5 June 2015. 
  9. ^ Kumar, Sunil (1 September 2006). Design and development of a silicon micro-seismometer (Tesis Ph.D.). Imperial College London. http://www3.imperial.ac.uk/pls/portallive/docs/1/30451696.PDF. Diakses pada 15 July 2015.  "Salinan arsip" (PDF). Archived from the original on 2016-06-10. Diakses tanggal 2021-09-09. 

Pranala luar

sunting