Film yakuza (ヤクザ映画) adalah genre film Jepang yang tokoh utamanya adalah seorang yakuza atau bertemakan dunia yakuza. Istilah lain untuk film jenis ini adalah film ninkyō (仁侠映画, ninkyō eiga), ninkyō berarti semangat kekesatriaan/kesopanan, "membantu orang lemah dan melawan pihak kuat".

Film-film seperti ini biasanya bertemakan ninkyō atau duel antara dua kelompok sindikat kejahatan terorganisasi atau yakuza. Tokoh utama berada dalam dilema antara kewajiban sosial (giri) dan perasaan pribadi (ninjō) atau pengorbanan diri untuk kepentingan kelompok. Kewajiban sosial dapat berbeda-beda dari orang lemah yang diperas, loyalitas terhadap atasan, geng, teman, atau keluarga.

Sejarah

sunting

Studio Toei merintis genre film ninkyō dengan Jinsei Gekijō Hisha Kaku (1963) karya sutradara Tomu Uchida dengan peran utama oleh Kōji Tsuruta. Film ini laris sehingga dibuat sekuelnya, Jinsei Gekijō Zoku Hisha Kaku (1963). Pada tahun berikutnya, Kōji Tsuruta membintangi Bakuto (Gambler, 1964) karya sutradara Shigehiro Ozawa. Produser Kōji Shundō dari studio Toei waktu itu banyak memproduksi film ninkyō bersama sutradara Shigehiro Ozawa dan aktor Kōji Tsuruta. Film Bakuto disebut-sebut sebagai film pertama yang berusaha menggambarkan kehidupan yakuza dan pejudi secara mendetail.[1]

Pada tahun 1968, Hibotan Bakuto (Red Peony Gambler) yang dibintangi aktris Junko Fuji sukses besar. Fuji adalah anak perempuan dari produser Toei dan mantan yakuza Kōji Shundō. Seri Hibotan Bakuto terdiri dari delapan judul film antara tahun 1968 dan 1972 dengan sutradara Kōsaku Yamashita dan Tai Katō.[2]

Pada awal tahun 1970-an muncul film yakuza jitsuroku (kisah nyata), diwakili oleh sutradara Kinji Fukasaku, Junya Sato, dan Sadao Nakajima.[2] Junya Sato bertindak sebagai sutradara Jitsuroku Ando Gumi (1974) yang mengangkat autobiografi Noboru Ando, seorang anggota yakuza merangkap aktor pada tahun 1960-an hingga awal 1970-an, sekaligus penasihat seri film Jingi Naki Tatakai. Kisah yang sama diceritakan kembali oleh sutradara Sadao Nakajima dalam Ando-gumi Gaiden: Hitokiri Shatei (1974).[3]

Masa keemasan genre film yakuza berakhir pada pertengahan tahun 1970-an. Film yakuza ninkyō nyaris menghilang dari film-film produksi Toei dan studio lain seperti Nikkatsu dan Daiei. Pada akhir 1970-an, film Jepang banyak bertemakan yakuza wanita, misalnya: Gokudo no Onnatachi (Istri-Istri Yakuza). Shima Iwashita seorang janda yakuza mengambil alih kepemimpinan gang yang ditinggalkan mati oleh suaminya.[2]

Sutradara Kinji Fukasaku adalah spesialis film ninkyō dengan karya seperti Battles Without Honour and Humanity (Jingi Naki Tatakai) 1973-1974 (seri lima film) yang dibintangi Bunta Sugawara ditambah seri tiga film New Battles Without Honour and Humanity (Shin Jingi Naki Tatakai, 1974-1976). Gangster dalam fim Fukasaku memakai setelan jas dan bukan kimono.[4] Seri Jingi Naki Tatakai berkisah tentang perang antargeng di Hiroshima antara tahun 1945 hingga pertengahan 1960-an. Setelah bergabung dengan Yamamori Gumi, Shōzō Hirono berselisih dengan keluarga Doi yang dirinya terikat persaudaraan sumpah darah. Ceritanya ditulis oleh wartawan Kōichi Iiboshi, diilhami dari kisah hidup yakuza bernama Kōzō Mino.

Genre film yakuza nyaris mati pada tahun 1980-an bersamaan dengan keruntuhan sistem studio film di Jepang. Nikkatsu beralih ke film-film seks, sementara film yakuza diedarkan langsung sebagai film video. Pada akhir tahun 1980-an, aktor sekaligus komedian Beat Takeshi membangkitkan kembali genre film yakuza. Sebagai Takeshi Kitano, ia menyelesaikan film Sono Otoko Kyōbō ni Tsuki (1989) yang ditinggalkan sutradara Kinji Fukasaku karena sakit. Film tersebut diedarkan di luar negeri dengan judul Violent Cop. Peran utama juga dipegangnya sendiri, sebagai seorang polisi yang menghadapi kelompok gangster dan rekan-rekannya para polisi korup. Kitano lalu membintangi film Boiling Point (1990, judul Jepang: 3-4 x Jūgatsu) yang juga disutradarainya sendiri. Kisahnya tentang dua pemain bisbol junior yang menyerang anggota yakuza lokal setelah pelatih mereka terancam. Dalam Sonatine (1993), Kitano memimpin kelompok yakuza dari Tokyo yang diutus ke Okinawa untuk mengakhiri perang antargeng.[4] Film-film berikutnya dari Kitano adalah Kids Return (1996), Hana-bi (1997), Brothers (2000), dan Outrage (2010).

Daftar pemeran dan film yakuza

sunting

Pemeran

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "任侠映画こそが娯楽映画の頂点". Nihon Eiga Gekijou. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-19. Diakses tanggal 2013-03-03. 
  2. ^ a b c Desjardins, Chris (2005). Outlaw Masters of Japanese Film. I.B.Tauris. hlm. 222, 224, 227–228. ISBN 1845110900. 
  3. ^ Mayer, Geoff (2012). Historical Dictionary of Crime Films: Historical Dictionaries of Literature and the Arts Series. Scarecrow Press. hlm. 408–409. 
  4. ^ a b McDonald, Keiko I. (2006). Reading a Japanese Film: Cinema in Context. University of Hawaii Press. hlm. 219. Diakses tanggal 2013-03-03.