Dalam biologi tumbuhan, elisitor adalah molekul ekstrinsik atau asing yang sering dikaitkan dengan hama tanaman, penyakit, atau organisme sinergis. Molekul elisitor dapat menempel pada protein reseptor khusus yang terletak pada membran sel tumbuhan. Reseptor ini mampu mengenali pola molekuler elicitor dan memicu sinyal pertahanan intraseluler melalui jalur octadecanoid. Respons ini menghasilkan peningkatan sintesis metabolit yang mengurangi kerusakan dan meningkatkan ketahanan terhadap hama, penyakit, atau tekanan lingkungan. Respon ini adalah respon imun yang disebut pattern triggered immunity (PTI). [1]

PTI efektif melawan mikroorganisme nekrotrofik.[butuh rujukan]

Contoh elisitor adalah kitosan yang banyak terdapat pada serangga, jamur, dan cangkang krustasea. Kitosan digunakan di bidang pertanian sebagai agen biokontrol alami, untuk meningkatkan kesehatan tanaman dan meningkatkan hasil panen.[butuh rujukan]

Efektor dan hormon adalah molekul pemberi sinyal yang sering disalahartikan sebagai elisitor. Elicitor dan efektor berbeda dari hormon karena mereka tidak diproduksi di dalam organisme yang memicu respons, dan biasanya tidak terbentuk secara alami di dalam organisme.

Perlindungan tanaman dan komersialisasi elicitor

sunting

Elicitor dapat melindungi tanaman dari penyakit, stres, dan kerusakan. Elicitor tidak harus bersifat racun secara langsung bagi organisme patogen atau hama agar dapat memperoleh manfaat. Oleh karena itu, mereka merupakan alternatif terhadap pestisida konvensional yang seringkali berbahaya bagi lingkungan, petani, dan konsumen [1] karena konsumen semakin mencari alternatif yang lebih aman.

Referensi

sunting
  1. ^ a b Bektas, Yasemin; Eulgem, Thomas (2015). "Synthetic plant defense elicitors". Frontiers in Plant Science. 5: 804. doi:10.3389/fpls.2014.00804. PMC 4306307 . PMID 25674095.