Efesus 5

(Dialihkan dari Efesus 5:22)

Efesus 5 (disingkat Ef 5) adalah pasal kelima Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh rasul Paulus.[3]

Efesus 5
Potongan surat Efesus 4:31-5:13 pada sisi verso Papirus 49, yang ditulis sekitar abad ke-3 M.
KitabSurat Efesus
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
10
pasal 4
pasal 6

Struktur

sunting

Pembagian isi pasal:

Ayat 5

sunting
Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.[4]

Rasul Paulus, seperti halnya jemaat Efesus, tahu dengan pasti bahwa semua orang (baik anggota gereja maupun tidak) yang cabul, tidak kudus, atau serakah (yaitu, lebih mengasihi materi daripada Allah) dilarang masuk Kerajaan Kristus. Hal ini diajarkan dengan keyakinan kuat oleh nabi-nabi dalam Perjanjian Lama (Yeremia 8:7; Yeremia 23:17; Yehezkiel 13:10) dan para rasul dan gereja Perjanjian Baru (lihat 1 Korintus 6:9; Galatia 5:21). Orang yang melakukan dosa-dosa tersebut memberikan bukti yang jelas bahwa mereka tidak diselamatkan, tidak memiliki hidup Allah, dan terpisah dari hidup kekal (lihat Yohanes 8:42; 1Yoh 3:15).[5]

Ayat 21

sunting
Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. (TB)[6]

Saling merendahkan diri di dalam Kristus adalah suatu prinsip rohani yang umum. Prinsip ini harus diterapkan pertama-tama dalam keluarga Kristen. Ketundukan, kerendahan hati, kelembutan, kesabaran, dan toleransi harus merupakan ciri khas dari setiap anggota keluarga Kristen.[5]

Ayat 22

sunting
Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. (TB)[7]

Istri memperoleh tugas yang diberikan Allah untuk membantu dan tunduk kepada suaminya (Efesus 5:22-24). Kewajibannya kepada suami meliputi kasih (Titus 2:4), hormat (Ef 5:33; 1Pet 3:1–2), bantuan (Kej 2:18), kesucian (Titus 2:5; 1Pet 3:2), sikap tunduk (Efesus 5:22; 1Pet 3:5), pengembangan roh yang lembut dan tenang (1Pet 3:4), dan menjadi seorang ibu (Titus 2:4) dan pengatur rumah tangga yang baik (1Tim 2:15; 5:14; Tit 2:5). Tunduknya seorang istri kepada suaminya dilihat oleh Allah sebagai bagian dari ketaatannya kepada Yesus, "seperti kepada Tuhan" (juga lihat Gal 3:28; 1Tim 2:13; 1Tim 2:15; Tit 2:4).[5]

Ayat 23

sunting
Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. (TB)[8]

Allah telah menetapkan keluarga sebagai kesatuan dasar sebuah masyarakat. Setiap keluarga harus memiliki seorang pemimpin. Oleh karena itu, Allah telah menyerahkan kepada suami tanggung jawab menjadi kepala istri dan keluarga (Efesus 5:23–33; 6:4). Kepemimpinannya itu harus dilaksanakan di dalam kasih, kelembutan, dan tenggang rasa terhadap istri dan keluarganya (Efesus 5:25–30; 6:4). Tanggung jawab suami yang diberikan Allah sebagai "kepala istri" meliputi:

Ayat 24

sunting
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. (TB)[9]

Ayat 28

sunting
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (TB)[10]

Seorang "istri" adalah "satu daging" dengan "suami"-nya, sehingga bukan lagi "orang lain" atau "sesama", melainkan sama seperti "diri sendiri", sebagaimana tertulis dalam ayat 31, yang dikutip dari Kejadian 2:24.

Ayat 31

sunting
Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.[11]

Kutipan verbatim dari Kejadian 2:24, yang juga pernah dikutip oleh Yesus Kristus (Matius 19:5; Markus 10:7–8) dan Paulus sendiri di suratnya yang lain (1 Korintus 6:16).

Ayat 32

sunting
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.[12]

Rahasia yang dimaksudkan adalah ayat sebelumnya (ayat 31), yang mengandung makna bahwa Yesus Kristus rela meninggalkan rumah Bapa-Nya dan kemuliaan sorga untuk datang ke dunia menyelamatkan "istri" atau "mempelai perempuan"-Nya yang telah jatuh dalam dosa dan "najis", dengan penebusan dosa melalui kematian-Nya di atas kayu salib, supaya kemudian kedua pihak dapat menjadi satu selama-lamanya.[13]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Efesus 1:1
  4. ^ Efesus 5:5
  5. ^ a b c d The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ Efesus 5:21 - Sabda.org
  7. ^ Efesus 5:22 - Sabda.org
  8. ^ Efesus 5:23 - Sabda.org
  9. ^ Efesus 5:24 - Sabda.org
  10. ^ Efesus 5:28 - Sabda.org
  11. ^ Efesus 5:31
  12. ^ Efesus 5:32
  13. ^ M.R. DeHaan. Portraits of Christ in Genesis. Zondervan. 1966.

Pranala luar

sunting