Bahasa Jawa Pemalang

bagian dari rumpun bahasa Austronesia
(Dialihkan dari Dialek Pemalang)

Bahasa Jawa Pemalang atau Basa Pemalangan adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Pemalang bagian tengah.

Bahasa Jawa Pemalang
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
EtnisJawa
Penutur
Lihat sumber templat}}
Untuk kontributor: Sedang dilakukan otomatisasi klasifikasi bahasa secara berkala. Silakan sampaikan saran, pendapat, maupun perbaikan pada halaman pembicaraan templat maupun pembicaraan ProyekWiki
Bentuk awal
Aksara Jawa
Kode bahasa
ISO 639-3
Glottologpema1234[1]
Lokasi penuturan
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 7°1′59.9″S 109°24′0.0″E / 7.033306°S 109.400000°E / -7.033306; 109.400000 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Ciri khas dialek ini yaitu memiliki pengucapan yang mirip dengan Bahasa Jawa Banten maupun Bahasa Malaysia yakni huruf A di ucapkan "e pepet"(eu) seperti sega, pira, apa di ucapkan segê, pirê, apê . hanya saja di dialek Pemalangan pengucapanya secara di tahan.

Dialek ini diyakini merupakan pertemuan Bahasa Jawa Tegal yang berdialek A dengan Bahasa Jawa Pekalongan yang berdialek O. Letak Kabupaten Pemalang yang ada di persimpangan kabupaten/kota lainnya juga mempengaruhi timbulnya logat yang sangat asing bagi masyarakat Suku Jawa pada umumnya.[2]

Kosakata

sunting

Pemalang berbatasan dengan kabupaten yang mempunyai dialek bahasa Jawa yang berbeda-beda. Inilah yang menyebapkan tiap-tiap kecamatan atau kawasan urban maupun daerah pedesaan di Pemalang mempunyai dialek yang berbeda-beda.[3]

Misalnya saja di Kecamatan Pemalang terutama di desa Saradan dan desa Sewaka, di kecamatan ini dialeknya banyak menggunakan fonem e atau e pepet dalam setiap kosakatanya, didengar secara fonologis cara bicaranya seperti orang-orang Malaysia yang melafalkan fonem e secara di tahan, misalnya kowé lagi apê?, ajê kaya kuwé maring bapakmu.

Di Kecamatan Taman banyak menggunakan fonem a dalam berbicara keseharian seperti ana apa koe mene? Sirahe nyong lagi mumet tea. Arusah ganggu ndipit.

Dialek lain lagi yang berbeda yaitu di dengan dialek di desa Pelutan yang dekat dengan Tegal. Hal yang paling terlihat adalah adanya penambahan kata ra dan ganing dalam akhir kalimat. Misalnya aja kaya kuwe ra, enyong kei jajane ra, ganing sampeyan kaya kue.

Selain itu berbeda lagi dengan dialek di Kecamatan Petarukan, orang-orang disana banyak menggunakan fonem o dalam setiap kosa katanya. Misalnya pada tuturan kowe lagi opo?, ojo koyo kui kambi bapakmu. Penggunaan fonem o ini lantaran berdekatan dengan Kabupaten Pekalongan yang mempunyai dialek sendiri.

Sedangkan daerah di Pemalang yang benar-benar terdengar murni sebagai Jawa ngapak seperti cara bicaranya orang Banyumas yang terkenal akan ke lucuannya, hanya ada di Kecamatan Belik dan Pulosari. Di kecamatan ini banyak menggunakan fonem a, nada bicaranya cepat dan kesamaan kosakatanya dengan dialek Banyumasan. Misalnya pada ujaran aja kaya kuwe maring ramamu, uwis mangan po durung mbok, regane pira segane.

Referensi

sunting
  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Jawa Pemalang". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ Hananto, Akhyari. "Bahasa Jawa, dan Berbagai Variasinya yang Luar Biasa". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2022-01-16. 
  3. ^ junaedi (2021-03-31). "Makhorijul Huruf Dialek Ngapak Pemalang Utara itu Terlalu Ngotot » Nyoret" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-16. Diakses tanggal 2022-01-16. 

Pranala luar

sunting



Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "ib", tapi tidak ditemukan tag <references group="ib"/> yang berkaitan