Dataran Tinggi Golan
Dataran Tinggi Golan (bahasa Arab: هضبة الجولان Haḍbatu 'l-Jawlān atau مرتفعات الجولان Murtafaʻātu l-Jawlān, bahasa Ibrani: רמת הגולן, Ramat ha-Golan ⓘ) , yang juga dikenal pada periode Hellenistik dan Romawi sebagai Gaulanitis (Bahasa Yunani Kuno: Γαυλανῖτις Gaulanîtis), adalah sebuah dataran tinggi di wilayah perbatasan Israel, Lebanon, Yordania dan Suriah.
Dataran Tinggi Golan
هضبة الجولان רמת הגולן | |
---|---|
Country | Wilayah Negara Suriah yang dikuasai oleh Israel [1][2] |
Luas | |
• Total | 1.800 km2 (700 sq mi) |
• Occupied by Israel | 1.200 km2 (500 sq mi) |
Ketinggian tertinggi | 2.814 m (9,232 ft) |
Ketinggian terendah | 0 m (0 ft) |
Sejarah
suntingPeriode Hellenistik dan Romawi
suntingGolan beserta wilayah sekitarnya ditaklukkan oleh Alexander Agung pada tahun 332 SM dalam Pertempuran Issos. Setelah kematian Alexander, Golan jatuh ke tangan jenderal Seleukos I Nikator dan menjadi bagian dari Kekaisaran Seleukia selama dua abad berikutnya. Pada pertengahan abad ke-2 SM, bangsa Iturea bermigrasi ke Golan dan menempati lebih dari seratus titik. Arkeolog menemukan beberapa peninggalan seperti bebatuan dan tembikar dari bangsa Iturea. Bangsa Iturea juga membangun beberapa kuil yang salah satunya digunakan sampai penjajahan Islam.
Sekitar tahun 83–81 SM, Golan direbut oleh raja dan imam besar Hasmonayim Alexander Yaneus. Alexander lalu memasukkan Golan ke dalam kerajaannya di Yudea. Setelah penaklukan ini, dinasti Hasmonayim mengajak para migran dari Yudea untuk menetap di Golan. Banyak ahli sepakat bahwa di titik inilah pertama kalinya bangsa Yahudi bermukim di Golan. Kependudukan bangsa Yahudi terus meluas hingga mencapai Damaskus dan Nawa.
Ketika Herodes Agung naik kekuasaan di Yudea pada sekitar 36 SM, Kaisar Agustus memasukkan wilayah sejauh Trakhonitis (Lajat), Batanea (Basan) dan Auranitis (Hauran) ke dalam kerajaannya. Setelah kematian Herodes Agung pada 4 SM, Kaisar menetapkan bahwa Golan dimiliki oleh tetrarki Herodes Filipus I. Ibu kota Golan (atau Gaulanitis) pada masa itu, Gamla, merupakan kota benteng yang terkemuka. Di Gamla terdapat salah satu sinagoge yang paling kuno yang diyakini dibangun pada akhir abad ke-1 SM, ketika Bait Allah masih berdiri.
Setelah kematian Herodes Filipus I pada tahun 34 M, Kekaisaran Romawi memasukkan Golan ke dalam provinsi Suriah, namun Caligula mengembalikan wilayah tersebut kepada cucu Herodes Agung, Agripa I, pada tahun 37. Setelah kematian Agripa I pada tahun 44, Romawi kembali mencaplok Golan dan memasukkannya kembali ke provinsi Suriah. Golan lalu dikembalikan lagi ketika Claudius melakukan barter tanah dengan Agripa II, putra dari Agripa I, pada tahun 51.
Periode modern
suntingIsrael merebut Dataran Tinggi Golan dari tangan Suriah pada tahun 1967 dalam Perang Enam Hari. Suriah merebut Golan kembali pada Perang Yom Kippur 1973, tetapi serangan balik Israel berhasil mengusir Suriah dari sebagian besar Dataran Tinggi Golan. Di dataran tinggi ini terdapat bukit-bukit yang diperebutkan pada Perang Arab-Israel, seperti Bukit Hermon dan Bukit Booster. Kedua bukit ini merupakan pusat pengamatan tentara Israel yang dikenal dengan "Mata Israel" (Bahasa Inggris: The Eye of Israel)
Referensi
sunting- ^ International Labour Office (2009). The situation of workers of the occupied Arab territories (edisi ke-International government publication). International Labour Office. hlm. 23. ISBN 978-92-2-120630-9. (The Arab Peace Initiative, 2002, www.al-bab.com. Retrieved August 1, 2010.)
- ^ "Golan Heights profile". BBC. Diakses tanggal 30 November 2011.
Pranala luar
sunting- The Syrian Golan Diarsipkan 2010-10-08 di Wayback Machine. – Permanent Mission of the Syrian Arab Republic to the United Nations
- Jawlan.org (Arab)
- Gaulonitis in The unedited full text of the 1906 Jewish Encyclopedia
- Golan, Gaulonitis in The International Standard Bible Encyclopedia
- Qatzrin Diarsipkan 2006-02-14 di Wayback Machine.
- What is the dispute over the Golan Heights? Diarsipkan 2013-08-24 di Wayback Machine.
- A View From Damascus: Internal Refugees From Golan’s 244 Destroyed Syrian Villages from Washington Report