Cipali KM 182 (sebelumnya berjudul Menara Saidah dan sempat diganti menjadi Menara Stasiun Cawang) merupakan film tahun 2016 bergenre horor yang diadaptasi dari kisah nyata beberapa kecelakaan yang terjadi di Jalan Tol Cikopo–Palimanan.[1] Film yang resmi dirilis pada tanggal 21 April 2016 ini disutradarai oleh Eka Katili dan diproduseri oleh KK Dheeraj.[2]

Cipali KM 182
SutradaraEka Katili
ProduserKK Dheeraj
PemeranDodit Mulyanto, Anisa Rahma, Iqbal Perdana, Ricky Cuaca, Mbah Mijan, Tasya Carlla, Dudung Hayo
Perusahaan
produksi
Tanggal rilis
21 April 2016
Durasi80 menit
BahasaBahasa Indonesia

Alur cerita

sunting

Jalan Tol Cikopo–Palimanan, atau Jalan Tol Cipali, adalah sebuah jalan tol yang menghubungkan daerah Cikopo, Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat. Banyaknya angka kejadian kecelakaan di jalan tol sepanjang 116 kilometer tersebut dihubungkan dengan adanya aktivitas mistis di sekitar daerah tersebut. Hal inilah yang diangkat dalam film Cipali KM 182 yang menceritakan beberapa anak muda yang ingin mengungkap apa penyebab kecelakaan yang sering kali terjadi di Tol Cipali Kilometer 182. Sekelompok anak muda ini yaitu Dodit Mulyanto, Anisa Rahma, Ricky Cuaca, Iqbal Perdana, dan Tasya Carlla berusaha untuk mencari tahu mengenai peristiwa ganjil yang berkaitan dengan adanya batu besar yang konon tidak dapat dipindahkan. Mereka juga bertemu dengan Mbah Mijan, salah satu paranormal yang meyakini ada hal yang mistis dibalik adanya batu besar tersebut. Batu besar itu dikenal dengan Batu Bleneng oleh penduduk setempat.[3]

Mitos Batu Bleneng

sunting

Batu Bleneng yang ada di Kilometer 182 dekat dengan Gerbang Tol Cipali ini memiliki kisah mitos. Berdasarkan kepercayaan rakyat setempat, Batu Bleneng merupakan tanda asal mula Pulau Jawa menjadi pemukiman. Sumber lainnya menyebutkan batu itu adalah peninggalan jaman dahulu yang digunakan untuk menutup mata air berlumpur yang dapat membuat banjir kawasan tersebut. Berdasarkan lokasinya, Batu Bleneng berada di Desa Walahar yang dahulu ada sumber mata air lahar dari dalam perut bumi. Batu besar ini digunakan untuk menutup sumber mata air lahar yang dibawa dari puncak Gunung Ciremai. Gubung Ciremai merupakan gunung tertinggi yang paling dekat dan berjarak 20 km ke arah selatan dari lokasi Batu Bleneng. Sejak adanya batu tersebut, air lahar tidak keluar lagi, sehingga daerah tersebut dinamakan Walahar.[4]

Pemeran

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Saputra, Aditia (2016-03-01). Pemita, Desika, ed. "Film Cipali Km 182 Bikin Anisa Rahma Merinding". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-04-23. 
  2. ^ Sutriyanto, Eko (2016-04-02). Agustina, Dewi, ed. "Film Cipali Km 182 Mulai Tayang 21 April". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-04-23. 
  3. ^ "Cipali KM 182 (2016) - Sinopsis Lengkap dan Nonton Trailer". Hepii.com. 2016-04-28. Diakses tanggal 2021-04-23. 
  4. ^ RRI 2021, LPP. "Menguak Mitos Dibalik Batu Bleneng Tol Cipali". rri.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-23. 
  5. ^ "Kredit lengkap Cipali Km 182 (2016)". filmindonesia.or.id. Diakses tanggal 2021-04-23.