Brek

jenis ikan air tawar
Brek
Brek, Systomus rubripinnis.
Ikan sungai liar
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. rubripinnis
Nama binomial
Systomus rubripinnis
Sinonim
  • Systomus orphoides (Valenciennes, 1842)
  • Barbus orphoides (Valenciennes, 1842)[2]
  • Barbodes sarana orphoides (Valenciennes, 1842)
  • Puntius orphoides (Valenciennes, 1842)
  • Puntius sarana orphoides (Valenciennes, 1842)
  • Systomus rubripinna (Valenciennes, 1842)
  • Barbus rubripinna (Valenciennes, 1842)
  • Barbodes rubripinna (Valenciennes, 1842)
  • Puntius rubripinna (Valenciennes, 1842)
  • Barbus sarananella (Bleeker, 1849)
  • Barbus caudimarginatus (Blyth, 1860)
  • Barbus sarana caudimarginatus (Blyth, 1860)
  • Barbus oatesii (Boulenger, 1893)
  • Hypsibarbus oatesii (Boulenger, 1893)
  • Barbus sewelli (Prashad & Mukerji, 1929)
  • Puntius simus (H.M. Smith, 1945)

Brek atau mata merah (Systomus rubripinnis) adalah adalah jenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar luas di wilayah Indochina dan Kepulauan Sunda.[3] Ikan tersebut dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Javean barb. Nama-nama lain dari ikan ini di berbagai wilayah Indonesia, yaitu puyau (Bjn.); maroca, marococa, dan wadonan (Btw.); brek, pekiseh, lunjar, dan wader abang atau derbang (Jw); serta sisik milik, ampa, dan beureum panon (Sd.).[4]

Identifikasi

sunting

Ikan yang bertubuh sedang, panjang total hingga 250 mm. Gurat sisi antara 31-34 buah. 5-5½ sisik di antara awal sirip dorsal dengan gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 16 sisik. Jari-jari keras (duri) yang terakhir pada sirip dorsal bergerigi 30, halus. Sirip ekor dengan tepi atas dan bawah berwarna hitam; bintik hitam pada batang ekor. Ikan muda dengan beberapa deret bintik gelap sepanjang barisan sisiknya.[3]

Tinggi tubuh 2½ hingga hampir 3 kali berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 3,2 – 4 kali berbanding panjang standar. Mata 4-6 kali lebih pendek daripada panjang kepala. Rumus sirip dorsal IV (jari-jari keras).8 (jari-jari lunak); sirip dubur III.5; sirip dada I.14-16; dan sirip perut I.8. Sirip perut lebih pendek daripada sirip dada, tidak mencapai anus.[4]

Kebiasaan

sunting

Brek dikenal sebagai ikan karnivora yang memangsa serangga, siput, cacing, dan sebagainya.[5] Secara alami, ikan ini ditemukan di sungai, waduk, dan danau. Selain menjadi konsumsi, belakangan ikan tersebut juga sering diperdagangkan sebagai ikan hias.

Jenis yang serupa

sunting

Hampal atau kebarau (Hampala macrolepidota) memiliki pola pewarnaan yang mirip. Namun, kebarau memiliki tubuh yang lebih memanjang, moncong yang lebih meruncing, sisik-sisik yang relatif lebih besar, serta mempunyai bercak atau belang hitam di sisi perutnya (brek memiliki bercak hitam di batang ekor).

Rujukan

sunting
  1. ^ FishBase: Puntius orphoides (Valenciennes, 1842)
  2. ^ Cuvier, G. and A. Valenciennes. 1842. Histoire Naturelle des Poissons, to. XVI: 193. Paris :Chez F. G. Levrault.
  3. ^ a b Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 59.
  4. ^ a b Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III: 194-5. E.J. Brill. Leiden.
  5. ^ Umar, C., S. Makmur, & DWH. Tjahjo. 2007. Kebiasaan Makan Beberapa Jenis Ikan dan Relung Ekologi di Danau Sentani, Papua[pranala nonaktif permanen]. Torani 17 (2): 93-99, Juni 2007

Pranala luar

sunting