Kepulauan Sunda

bagian dari Kepulauan Indonesia

2°00′S 110°00′E / 2.000°S 110.000°E / -2.000; 110.000

Kepulauan Sunda[1] adalah merupakan gugusan pulau utama dalam Kepulauan Indonesia yang terdiri dari dua kelompok utama,[2] yakni meliputi kompleks Kepulauan Sunda Besar dan kompleks Kepulauan Nusa Tenggara.[3]

Terminologi

sunting

Etimologi

sunting

Asal-usul penggunaan kata "Sunda" sebagai terminologi geografis bermula dari nama sebuah kota perdagangan pesisir yang disebut sebagai Sundapura[a] (lokasinya berkemungkinan di wilayah Sunda Kelapa) yang mana dibangun pada era kerajaan Tarumanagara pada abad ke-4 M (tahun 300an).[1]

 
Peta Kepulauan Sunda oleh Georges-Louis Le Rouge (seorang kartografer berkebangsaan Perancis) pada 1748

Selama masa penjelajahan dunia oleh bangsa Eropa, Kepulauan Sunda adalah salah satu tempat eksplorasi dan pengamatan utama (alias penjajahan), yang mana menyebabkan kata Sunda itu sendiri diserap sebagai kosakata baru dalam bahasa-bahasa di Eropa (khususnya bahasa-bahasa dalam rumpun bahasa Jermanik seperti bahasa Perancis, bahasa Belanda, dsb.) yang dimulai sekitar abad ke-14 hingga abad ke-17. Dalam beberapa bahasa Jermanik, istilah *Sundą mengandung arti sebagai "wilayah yang dikelilingi laut", "lautan", atau bahkan "selat", yang mana secara harfiah mengacu kepada Selat Sunda (daerah di mana istilah Sunda berasal). Dalam bahasa Perancis, Kepulauan Sunda dikenali sebagai Isles de la Sonde, yang mana secara kasar dapat diterjemahkan sebagai "kepulauan [tempat] eksplorasi".

Penggunaan istilah Sunda sebagai rujukan wilayah Nusantara atau Indonesia berawal dari laporan penjelajahan ahli geografi Claudius Ptolemaeus. Pada 150 Masehi, Ptolemaeus menuliskan terdapat kepulauan dengan nama Sunda di timur India dalam laporan penjelajahan ahli geografi Claudius Ptolemaeus. Pada 1500 M, laporan ini menjadi acuan bagi bangsa Portugis untuk datang ke Indonesia.

Saat bangsa Portugis datang, mereka menjelajahi kerajaan Sunda. Sebabnya mereka mengenal Nusantara sebagai Sunda. Lebih lanjut, mereka membagi Nusantara menjadi Soenda Mayor (Sunda Besar) karena pulau-pulau di bagian barat berukuran besar dan Soenda Minor (Sunda Kecil) karena pulau-pulau di bagian timur berukuran kecil.[4]

Daftar pulau

sunting

Gugusan ini secara politik terbagi antara Indonesia (sebagian besar), Malaysia (Sabah dan Sarawak), Brunei dan Timor Leste.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Iguchi, M. (2014). Java Essay: The History and Culture of a Southern Country. Troubador Publishing Ltd. ISBN 9781784621513. 
  2. ^ Howell, J.D. (2011). "Indonesia: Searching for Consensus". Dalam Caldarola, C. Religion and Societies: Asia and Middle East. Berlin, New York, Amsterdam: Walter de Gruyter & Co. hlm. 497–548. ISBN 90-279-3259-X. 
  3. ^ Donner, W. (1987). Land Use and Environment in Indonesia. Hurst. 
  4. ^ Sani, Ahmad Faiz Ibnu (2021-09-02). "Berawal dari Gunung Purba, Begini Asal Usul Nama Sunda". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-21. 
  5. ^ "Badak Sunda dan Harimau Sunda". Pikiran Rakyat, 21 Agustus 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-08. Diakses tanggal Juli 7, 2015. 

Catatan kaki

sunting
  1. ^ dalam beberapa sumber, sering tersalah eja menjadi Sundapula ataupun Sundapore

Pranala luar

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ "[...] Mr. Muhamad Yamin yang pada 1950-an ketika menjadi Menteri P.P. dan K. mengganti istilah Kepulauan Sunda Kecil menjadi Kepulauan Nusa Tenggara. Sebab, istilah Kepulauan Sunda Kecil diganti dengan Kepulauan Nusa Tenggara, maka istilah Kepulauan Sunda Besar juga tidak lagi digunakan dalam ilmu bumi dan perpetaan nasional Indonesia – meskipun dalam perpetaan Internasional istilah Greater Sunda Islands dan Lesser Sunda Islands masih tetap digunakan." - Ajip Rosidi: Penulis, budayawan.[5]

2°00′S 110°00′E / 2.000°S 110.000°E / -2.000; 110.000{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman