Boeing C-17 Globemaster III

(Dialihkan dari Boeing C-17)

McDonnell Douglas/Boeing C-17 Globemaster III adalah sebuah pesawat angkut yang dikembangkan untuk militer Amerika Serikat yang diproduksi oleh McDonnell Douglas (sekarang telah bergabung dengan Boeing). Nama "Globemaster" pada C-17 diturunkan dari dua pesawat angkut pendahulunya, yaitu C-74 Globemaster dan C-124 Globemaster II.

Boeing C-17 Globemaster III
C-17 Globemaster III
TipePesawat angkut
ProdusenMcDonnell Douglas / Boeing
Terbang perdana15 September 1991
Diperkenalkan17 Januari 1995
StatusAktif
Pengguna utamaAngkatan Udara Amerika Serikat
Angkatan Udara India
Angkatan Udara Britania Raya
Pengguna lainLihat Pengguna
Tahun produksi1991–2015
Jumlah produksi279
Harga satuan$202,3 juta (1998)[1]
Acuan dasarMcDonnell Douglas YC-15

C-17 didasarkan pada YC-15, prototipe pesawat angkut yang lebih kecil yang dirancang pada tahun 1970-an. C-17 dirancang untuk menggantikan Lockheed C-141 Starlifter, dan juga untuk memenuhi beberapa peran Lockheed C-5 Galaxy.

C-17 biasanya melakukan misi pengangkutan udara taktis dan strategis, mengangkut pasukan dan kargo ke seluruh dunia; peran tambahannya termasuk evakuasi medis dan tugas penerjunan udara. C-17 ini digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) bersama dengan angkatan udara India, Britania Raya, Australia, Kanada, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan organisasi multilateral Heavy Airlift Wing yang berbasis di Eropa.

Pendahuluan

sunting

Perang Vietnam membuat Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) sadar bahwa pesawat angkutnya saat itu mempunyai banyak kekurangan, sehingga memutuskan dibutuhkannya desain pesawat angkut baru. C-17 Globemaster III ini dirancang untuk mendampingi dan menggantikan peran C-141 Starlifter, dengan mengkombinaskan kemampuan C-5 Galaxy dan C-130 Hercules sehingga dapat mendarat tepat di belakang "garis depan" pada tanah yang buruk dan tidak dipersiapkan.

Desain dari McDonnell Douglas memenuhi kebutuhan ini dan diterima pada Oktober 1980, tetapi akhirnya dibatalkan pada januari 1982 ketika USAF lebih memilih untuk meningkatkan kemampuan C-5B Galaxy dan KC-10 Extender. Setelah tahun itu, pengembangan C-17 kembali dilakukan dan berhasil membuat 210 contoh pesawat dengan bodi pesawat sirkuler, sayap yang besar dan lereng kargo di bagian belakang. Purwarupa pesawat ini mulai terbang pada awal 1990an, tetapi harga produksi mulai meningkat tajam.

 
Pasukan terjun payung terjun dari C-17 pada suatu latihan pada tahun 2010

Walaupun produksi terlambat, harga produksi tinggi dan mismanajemen program, C-17 merupakan desain yang mengaplikasikan beberapa fitur canggih sehingga dianggap sangat mampu memenuhi keinginan USAF. Dengan sebuah kargo berukuran 26,82m x 5,48m x 3,76m, pesawat mampu membawa sampai 18 "cargo pallets", 144 prajurit, 102 prajurit parasut, atau 48 "litters". Dengan kapasitas ini, C-17 mampu mengangkut hamper semua peralatan "mobile" tentara AS termasuk tank tempur utama M1 Abrams, M2/M3 Bradley, sampai 4 helikopter angkut UH-60 Blackhawk atau sampai 2 helikopter serang AH-64 Apache. Sebagai tambahan, C-17 menggunakan "blown flaps", generator vortex dan "thrust reversers" (tenaga dorong kebalikan) untuk pendaratan jarak pendek. C-17 dapat beroperasi pada landasan sepanjang 915 m dengan lebar 27,5 m dan dapat bermanuver untuk membelok menggunakan "a three-point turn".

Walaupun sebenarnya USAF mengharapkan untuk memperoleh 210 pesawat C-17, tetapi karena pengembangan yang terlambat dan tingginya biaya produksi, mereka memotong pesanan menjadi 120 saja. Namun, pesawat ini sudah menunjukkan kegunaan dan fungsi pentingnya pada konflik Balkan, Afganistan, dan Irak, sehingga kongres AS menyetujui untuk menambah pesawat C-17 menjadi 190 pesawat. Walaupun Boeing sudah memperingatkan prnutupan produksi "multiple line", USAF tetap menambah pesanan tiap tahun agar produksi tetap berjalan. C-17 juga membuat beberapa negara lain tertarik.

Pengguna

sunting
 
Negara-negara pengguna C-17 dalam warna biru (per tahun 2020)

  Amerika Serikat

  Australia

  Britania Raya

  India

  Kanada

  Kuwait

  Qatar

  Uni Emirat Arab

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Pengembangan terkait

Pesawat dengan peran, konfigurasi, dan era yang sebanding

Referensi

sunting
  1. ^ "C-17 fact sheet, US Air Force". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-13. Diakses tanggal 2009-05-13. 
  2. ^ a b c d e f g h Hoyle2017-12-01T14:09:00+00:00, Craig. "ANALYSIS: World Air Forces maintaining strength". Flight Global (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-02. 
  3. ^ "C-17 Globemaster III". Air Force (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-02. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "Eighth and final RAAF C-17 delivered". Australian Aviation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-02. 
  5. ^ "Aerospace Daily and Defense Report: U.K. Adds Eighth C-17". Aviation Week. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ "Contracts for March 30, 2018". U.S. Department of Defense (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-02. 
  7. ^ "Boeing, Qatar Confirm Purchase of Four C-17s". MediaRoom. Diakses tanggal 2023-01-02. 
  8. ^ "United Arab Emirates announce purchase of two C-17 airlifters and nine AW139 helicopters" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-02. 

Pranala luar

sunting
  Gambar pada pranala luar
C-17 Globemaster III images
  Boeing C-17 Globemaster II Cutaway from Flightglobal.com
  Letter by J. David Patterson, Senior Manager, Market Research and Analysis, McDonnell Douglas