Bias kebertahanan

kesalahan logis, bentuk dari bias seleksi

Bias kebertahanan atau bias penyintasan (bahasa Inggris: Survivorship bias) adalah kesalahan logika karena memusatkan perhatian pada orang atau benda yang berhasil melalui suatu proses dan mengabaikan mereka yang tidak, sehingga mengarahkan pada kesimpulan yang salah. Dengan kata lain, bias kebertahanan adalah jenis bias seleksi dimana suatu hasil dari hasil tertentu dievaluasi secara tidak tepat. Bias ini dapat menimbulkan keyakinan yang terlalu optimistik karena mengabaikan kegagalan, seperti saat perusahaan yang sudah bangkrut tidak diikutkan dalam analisis performa finansial. Bias kebertahanan juga dapat menyebabkan keyakinan yang salah bahwa keberhasilan dalam suatu kelompok disebabkan oleh properti khusus.

Gambar hipotetis titik - titik berwarna merah yang menunjukkan lokasi tembakan peluru musuh saat Perang Dunia II yang mengenai pesawat. Walaupun terkena serangan, pesawat masih bisa kembali ke pangkalan dengan selamat. Awalnya pihak militer setelah mempelajari gambar tersebut, berusaha memperkuat pesawat hanya di titik - titik merah. Dalam hal ini, mereka telah mengalami bias penyintasan. Abraham Wald seorang matematikawan Yahudi kelahiran Hungaria mengingatkan pihak milter bahwa jika pesawat masih bisa selamat karena ditembak di titik - titik merah, artinya bagian tersebut seharusnya tidak perlu diperkuat. Seharusnya pihak militer memperkuat titik - titik putih yang ketika ditembak peluru akan menyebabkan pesawat jatuh dan tidak bisa kembali ke pangkalan dengan selamat

Bias kebertahanan merupakan salah satu jenis bias seleksi.

Contoh Bias Kebertahanan

sunting
  1. Jika tiga dari lima murid dengan nilai terbaik berasal dari SMA yang sama, orang akan berpikir bahwa SMA itu pasti bagus. Hal ini mungkin benar, tetapi pertanyaan ini tak dapat dijawab tanpa melihat nilai semua murid dalam sekolah itu, tidak hanya mereka yang berhasil melewati proses seleksi lima terbaik.
  2. Vaksin tidak penting, orang zaman dahulu bisa hidup tanpa vaksin. Faktanya, orang zaman dahulu sangat rentan dengan berbagai macam penyakit. Angka kelahiran tinggi yang disertai angka kematian yang tinggi juga.
  3. Lagu zaman sekarang dianggap tidak lebih baik dari lagu zaman dulu. Namun jika kita perhatikan, mayoritas masyarakat hanya mendengar lagu-lagu zaman dulu yang bagus dan terkenal. Padahal, lagu zaman dulu juga banyak yang tidak lebih baik daripada lagu zaman sekarang.

Rujukan

sunting

Pranala luar

sunting