Beruang empedu adalah beruang yang dipelihara di penangkaran untuk diambil empedunya, yang merupakan cairan pencernaan yang dihasilkan oleh hati dan disimpan di kantung empedu. Empedu beruang diambil untuk digunakan dalam industri obat tradisional Tiongkok.[1] Diperkirakan terdapat 12.000 ekor beruang yang diternak untuk diambil empedunya[2] di Tiongkok, Korea Selatan, Laos, Vietnam, dan Myanmar.[3][4][5][6][7]

Beruang empedu di kandangnya.

Spesies beruang yang biasanya diternak untuk diambil empedunya adalah beruang hitam asiatik (Ursus thibetanus),[8] walaupun beruang madu (Helarctos malayanus) dan beruang cokelat (Ursus arctos) juga digunakan.[9][10] Beruang hitam asia dan beruang madu merupakan spesies yang dianggap rentan oleh International Union for Conservation of Nature.[8][9] Mereka sebelumnya diburu untuk diambil empedunya, tetapi semenjak perburuan dilarang pada tahun 1980-an mereka diternak untuk diambil empedunya.[11]

Empedu dapat diambil dengan menggunakan beberapa teknik bedah dan kadang-kadang alat yang digunakan untuk mengambil empedu dibiarkan tertusuk di tubuh beruang. Banyak beruang yang mati dalam proses ini akibat pembedahan yang dilakukan secara sembrono atau infeksi.

Beruang empedu disimpan di kandang yang sangat kecil yang membuat mereka tidak dapat berdiri, duduk tegak, atau berputar. Peternakan semacam ini dapat mengakibatkan rasa sakit, luka, stres, dan atrofi otot pada beruang. Beberapa ekor beruang ditangkap saat masih bayi dan terpaksa tinggal di kandang yang sempit selama lebih dari dua puluh tahun.

Walaupun nilai perdagangan produk beruang diperkirakan dapat mencapai $2 miliar, tidak ada bukti bahwa empedu beruang memiliki khasiat medis.[12][13] Praktik peternakan beruang untuk diambil empedunya telah dikutuk oleh berbagai pihak, termasuk oleh dokter-dokter di Tiongkok.[14]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Feng, Y., Siu, K., Wang, N., Ng, K.M., Tsao, S.W., Nagamatsu, T. and Tong, Y. (2009). "Bear bile: dilemma of traditional medicinal use and animal protection". Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine. 5 (1): 2. 
  2. ^ Hance, J. (2015). "Is the end of 'house of horror' bear bile factories in sight?". The Guardian. 
  3. ^ Gong, J. and Harris, R. B. (2006). "The status of bears in China". Understanding Asian Bears to Secure Their Future. Japan Bear Network (compiler),Ibaraki, Japan. hlm. 96–101. 
  4. ^ MacGregor, F. (2010). "Inside a bear bile farm in Laos". The Telegraph. London. 
  5. ^ Jacobs, A. (2013). "Folk remedy extracted from captive bears stirs furor in China". The New York Times. Diakses tanggal October 8, 2013. 
  6. ^ Gwang-lip, M. (2009). "Vietnamese urge Koreans not to travel for bear bile". Korea Jongang Daily. 
  7. ^ Black, R. (2007). "BBC Test kit targets cruel bear trade". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-18. Diakses tanggal 2010-01-01. 
  8. ^ a b Garshelis, D. L. & Steinmetz, R. (IUCN SSC Bear Specialist Group) (2008). "Ursus thibetanus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.1. International Union for Conservation of Nature. 
  9. ^ a b Fredriksson, G., Steinmetz, R., Wong, S. & Garshelis, D. L. (IUCN SSC Bear Specialist Group) (2008). "Helarctos malayanus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.1. International Union for Conservation of Nature. 
  10. ^ McLellan, B. N., Servheen, C. & Huber, D. (IUCN SSC Bear Specialist Group) (2008). "Ursus arctos". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.1. International Union for Conservation of Nature. 
  11. ^ "Implications of bear bile farming". Veterinary Times. 
  12. ^ "Cages of shame". Guinness Entertainment Pty Ltd. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-24. Diakses tanggal October 8, 2013. 
  13. ^ Kavoussi, Ben (March 24, 2011). "Asian Bear Bile Remedies: Traditional Medicine or Barbarism?". Science Based medicine. Diakses tanggal February 10, 2016. 
  14. ^ "Chinese doctors to call for 'cruel' bear farms to be closed". Daily Telegraph. Aug 28, 2011. Diakses tanggal February 10, 2016.