Benteng Kota Janji
Benteng Kota Janji adalah sebuah benteng Portugis yang terletak di Jalan Ngade, Dusun Laguna, Desa Fitu, Kecamatan Ternate Selatan, Ternate, Provinsi Maluku Utara, letaknya berada di pinggir jalan utama menuju Kota Ternate dari arah selatan. Benteng yang berdiri dengan kokoh di atas ketinggian 50 meter dari permukaan laut ini dibangun pada masa penjajahan Portugis. Benteng ini dibangun oleh Gubernur Portugis Antonio de Brito pada tahun 1522.[1]
Benteng Kota Janji | |
---|---|
Lua error in Modul:Location_map at line 437: Tidak ada nilai yang diberikan untuk garis bujur. | |
Informasi umum | |
Jenis | Benteng |
Alamat | Jalan Ngade, Dusun Laguna, Desa Fitu, Kecamatan Ternate Selatan, Provinsi Maluku Utara |
Negara | Indonesia |
Mulai dibangun | 1522 |
Pemilik | Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon |
Luas tanah | 214.725 meter persegi (21,4725 ha) |
Dinamakan Benteng Kota Janji karena menjadi saksi bisu perjanjian damai Sultan Khairun dan Gubernur Portugis. Tetapi Portugis ingkar dan mencabut nyawa sultan di Benteng Kastela. Maka dari itu, Benteng Kota Janji masih erat kaitannya dengan Benteng Kastela.
Pada tahun 2004, benteng ini pernah direhabilitasi namun hanya sekadar menyelamatkan wilayah cagar budaya dengan mempercantik daerah sekitar Benteng dengan membuat taman serta dibangun pula pagar yang mengelilingi benteng. Tetapi bentuk sesungguhnya dari benteng sudah tidak tampak lagi.[2]
Sejarah
suntingBerdasarkan sejarahnya, benteng Kota Janji ini dibangun pada tahun 1532 oleh Portugis dan diberi nama Fort San Jão.[3] Namun karena insiden pembunuhan Sultan Khairun dari Kesultanan Ternate, Portugis diusir dari Pulau Ternate oleh Kesultanan Ternate yang saat itu dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1575.[4][5] Benteng ini kemudian dikuasai oleh pasukan Spanyol pimpinan Gubernur Don Pedro de Acuna yang datang dari Manila pada tahun 1606 yang ingin menguasai Pulau Ternate.[6]
Pada tahun 1610, benteng ini diperkuat oleh Spanyol dengan menempatkan 27 prajuritnya dan 20 prajurit papangger (prajurit yang terdiri dari orang-orang Filipina) lengkap dengan 6 meriam beserta amunisinya. Benteng ini kemudian diberi nama Fort Santo Pedro y Paulo, untuk menghormati Gubernur Pedro. Benteng ini oleh Spanyol selain digunakan untuk mengawasi perairan antara Pulau Ternate dan Pulau Tidore, benteng ini juga memiliki peran sebagai basis militer. Jika kondisi laut sedang tenang, armada-armada Spanyol yang berlayar dari Filipina dapat berlabuh di pesisir pantai sebelah selatan dari benteng ini yang sekaligus dapat memudahkan untuk melakukan mobilisasi prajurit dan logistik mereka ke benteng ini.[7]
Benteng ini di kemudian hari dikenal dengan sebutan Benteng Kota Janji hingga sekarang. Dinamakan benteng Kota Janji karena benteng ini pernah menjadi saksi perjanjian damai antara Sultan Khairun dengan Gubernur Portugis saat itu, Diego Lopez de Muspito. Akan tetapi Portugis ingkar, dan melakukan pengkhianatan dengan cara membunuh Sultan Khairun di Benteng Kastela yang tidak begitu jauh dari benteng Kota Janji ini.
Tahun 1989, benteng ini tampak terbengkalai dan dibiarkan begitu saja. Pengambilan pasir di sekeliling benteng juga diabaikan hingga terjadi abrasi dan sebagian besar benteng tergenang air laut. Baru pada 1994, benteng ini kembali dipugar oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia sehingga kembali utuh tanpa mengurangi bentuk asli benteng.[8]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Benteng Kota Janji[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Benteng Kota Janji, Wisata Bersejarah Peninggalan Portugis di Ternate". Lihat.co.id. 19 Oktober 2016. Diakses tanggal 2 Desember 2016.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Benteng Kota Janji, Ternate - North Maluku Tourism". Indonesia Tourism. Diakses tanggal 19 Agustus 2017.
- ^ Hanna & Alwi 1990, hlm. 104.
- ^ Andaya, Leonard (1993). The World of Maluku. Honululu: University of Hawaii Press. hlm. 139–140.
- ^ Lobato, Manuel (2012). "Culture and Identity in the Luso-Asian World: Tenacities and Plasticities". ISEAS: Chapter 8.
- ^ "The Portuguese Fort of Ternate". Colonial Voyage. Diakses tanggal 17 Juli 2017.
- ^ "Benteng Kota Janji Butuh Direhabilitasi". Malut Post. 30 April 2016. Diakses tanggal 2 Desember 2016.[pranala nonaktif permanen]
Bacaan lebih lanjut
sunting- Hanna & Alwi (1990), Turbulent Times Past in Ternate and Tidore, Banda Neira: Rumah Budaya
- Fahmi, Rivai (4 Juni 2009). "Benteng Kalamata dan Kota Janji". Okezone.com. Diakses tanggal 21 Maret 2016.
- I Made Asdhiana, ed. (14 Oktober 2013). "Semua Benteng di Ternate Dibangun demi Cengkeh". Kompas.com. Diakses tanggal 21 Maret 2016.