Bendungan Wonorejo
Bendungan Wonorejo adalah sebuah bendungan yang terletak di Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Bendungan ini berada di kaki Gunung Wilis atau sekitar 12 kilometer dari pusat kota Tulungagung. Dengan kapasitas sekitar 122 juta meter kubik, bendungan ini pun menjadi salah satu bendungan terbesar di Indonesia. Bendungan ini diresmikan pada tanggal 21 Juni 2001 oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu, Megawati Sukarnoputri.[1]
Bendungan Wonorejo | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Lokasi | Tulungagung, Jawa Timur |
Kegunaan | Serbaguna |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | Juni 1994 |
Mulai dioperasikan | 2001[1] |
Biaya konstruksi | ¥ 14,954 milyar |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat |
Kontraktor |
|
Perancang | Nippon Koei dan Indah Karya |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan |
Tinggi | 100 m |
Panjang | 545 m |
Lebar puncak | 10 m[2] |
Volume bendungan | 6.150.000 m3 |
Ketinggian di puncak | 188 mdpl |
Membendung | Sungai Gondang |
Jumlah pelimpah | 1 |
Tipe pelimpah | Ogee samping |
Kapasitas pelimpah | 540 m3 / detik |
Waduk | |
Nama | Waduk Wonorejo |
Kapasitas normal | 122.000.000 m3 |
Kapasitas aktif | 106.000.000 m3 |
Kapasitas nonaktif | 16.000.000 m3 |
Luas tangkapan | 126,3 km2 |
Luas genangan | 3,85 km2 |
PLTA Wonorejo | |
Pengelola | PLN Nusantara Power |
Jenis | Konvensional |
Kepala hidraulik | 73,9 m |
Jumlah turbin | 1 |
Kapasitas terpasang | 6,5 MW[3] |
Produksi tahunan | 31.700 MWh |
Bendungan ini dibangun pada aliran Sungai Gondang di Desa Wonorejo dengan menggunakan pinjaman dari OECF sebesar ¥ 14,954 milyar.
Akibat terjadinya sedimentasi, pada tahun 2011, total kapasitas dari waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini diperkirakan tinggal 107,2 juta meter kubik, dengan kapasitas aktif sebesar 97 juta meter kubik dan kapasitas nonaktif sebesar 10,1 juta meter kubik.[4]
Pemanfaatan
suntingAir yang terbendung oleh bendungan ini dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah PLTA berkapasitas 6,5 MW, serta sebagai sumber air minum sebesar 8,02 meter kubik per detik. Air yang terbendung juga dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas 7.540 hektar.
Bendungan ini juga berfungsi untuk mencegah terjadinya banjir di Tulungagung, bersama Terowongan Neyama di Kecamatan Besuki.
Bendungan Wonorejo kini juga menjadi salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Tulungagung, selain Pantai Popoh. Beberapa sarana akomodasi pun telah dibangun di sekitar Bendungan Wonorejo, salah satunya adalah Swa-Loh Resort.
Lihat pula
suntingPranala luar
suntingReferensi
sunting- ^ a b Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1.
- ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 204.
- ^ Development of the Brantas River Basin (part 10) (PDF) (dalam bahasa Inggris). Tokyo: JICA. 1998. hlm. 206–207.
- ^ "Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas" (PDF). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 20 Maret 2020. hlm. 145. Diakses tanggal 16 Januari 2023.